Bel tanda berganti jam pelajaran berdering, Hinata langsung menyuruh muridnya untuk mengumpulkan tugas yang tadi ia berikan.
"Baiklah, cukup sekian pelajaran kita hari ini. Selamat siang." Setelahnya Hinata berjalan keluar kelas Naruto menuju ke ruangannya. Ia masih ada satu jam pelajaran lagi nanti setelah istirahat.
Melihat Hinata yang sudah keluar Naruto langsung bergegas merapikan buku-buku nya, Ia menoleh pada Sai yang ada disampingnya.
"Aku ingin keruangan Hinata dulu, bilang pada guru yang masuk jika aku di UKS."
Sai mengangguk menjawab ucapan Naruto. Melihat Sai yang mengangguk Naruto langsung bergegas keluar kelas menyusul Hinata.
Dari kejauhan ia melihat Hinata yang berdiri di tengah lorong bersama Toneri, dahinya mengkerut tak senang melihat kekasihnya bersama guru olahraganya itu. Naruto diam memperhatikan keduanya, pandangan matanya menajam dengan rahang mengeras saat melihat Toneri memegang tangan kekasihnya itu.
Naruto yang sudah geram langsung menghampiri keduanya, membungkuk. "Selamat siang Toneri Sensei, Hinata Sensei." Mendengar sapaan itu sontak Hinata dan Toneri menoleh, dan melihat Naruto yang ada didekat mereka.
Hinata langsung menarik tangannya yang masih digenggam oleh Toneri saat tau yang menyapa mereka itu adalah kekasihnya. Ia menatap Naruto yang juga tengah menatapnya.
"Sensei ada yang ingin aku tanyakan tentang soal Matematika yang kau berikan." Naruto berkata pada Hinata.
Hinata yang paham maksud Naruto pun mengangguk, "Baiklah kau bisa keruangan ku." Jawab Hinata, pandangannya beralih pada Toneri. "Maaf Toneri, aku duluan. Ayo Naruto." Setelahnya Hinata langsung berjalan kembali menuju ruangannya.
Naruto kembali membungkuk pada Toneri lalu berjalan mengekor dibelakang Hinata.
Mereka sudah ada didalam ruangan Hinata, duduk berhadapan di meja kerja Hinata.
"Sayang." Panggil Naruto.
Namun Hinata hanya diam, tak menjawab panggilan dari kekasihnya itu. Jujur ia masih kesal karena kejadian tadi pagi, rasa cemburunya masih ada apa lagi mengingat Naruto yang hanya diam seakan-akan menikmati sentuhan dari Shion.
Melihat Hinata yang hanya diam membuat Naruto menghela nafas, ia beranjak dari duduknya dan berjalan mendekat pada kekasihnya itu. Ia berdiri dibelakang Hinata lalu memutar kursi kerjanya hingga Hinata berhadapan dengannya, tangan kekarnya mengangkat tubuh mungil Hinata mendudukkannya di atas meja kerja wanita itu.
Tangannya terulur mengelus pipi lembut Hinata, mengecup bibir ranum itu pelan dan melepasnya. Iris safir nya menatap lembut iris safir Hinata.
"Sayang, kau marah padaku?" Lagi Hinata hanya diam tak menjawab, ia malah memalingkan wajahnya tak ingin menatap lelaki pirang itu.
Naruto menolehkan wajah Hinata agar kembali menatapnya ia lalu mencium bibir kekasihnya dengan lembut, ibu jarinya mengelus pipi lembut Hinata sedang tangannya yang lain memeluk pinggang ramping kekasihnya.
Lumatan lembut tanpa nafsu Naruto berikan pada bibir ranum itu, menyesap rasa manis cherry dari pelembab bibir yang kekasihnya pakai.
Hinata yang tadinya hanya diam akhirnya memejamkan matanya, membalas lumatan kekasihnya itu. Tangannya terulur memeluk leher sang kekasih.
Setelah puas dengan bibir kekasihnya Naruto melepaskan pagutannya, kembali menatap mata indah kekasihnya itu.
"Aku minta maaf membuat mu marah, kau hanya salah paham sayang itu tak seperti yang kau lihat. Shion tiba-tiba datang ke kelasku dan mengajakku makan bersamanya nanti tetapi aku menolaknya tentu saja, namun tiba-tiba dia langsung memeluk lenganku, aku baru mau melepaskan namun kau keburu datang dan melihatnya." Naruto menjelaskan pada Hinata agar kekasih cantiknya itu tak salah paham lagi padanya.