Naruto masuk kedalam kelasnya dan mendudukkan dirinya pada kursi miliknya yang ada disamping Sai.
Sai yang melihat Naruto baru datang pun bertanya, "Kau dari mana saja? Terlambat bangun lagi?"
Naruto menoleh ke arah Sai, "Dari ruangan Hinata Sensei." Jawabnya santai.
Sai mengerutkan dahi nya, "Untuk apa?" Biasanya Naruto akan keruangan guru Matematikanya itu hanya saat ia membuat ulah dimata pelajaran sang guru. Namun, sekarang tidak ada mata pelajaran sang guru untuk apa Naruto ke sana?.
"Menemui kekasihku tentu saja." Naruto menjawab santai.
Sai yang mendengar itu tentu terkejut. Hei! Apa temannya ini sedang melindur, atau karena saking suka nya ia pada sang guru, Naruto sampai berkhayal begini?
Sai menggeleng, "Naruto, aku tau kau menyukai Hinata Sensei. Tapi aku tidak menyangka kau akan menjadi tidak waras begini dengan berkhayal kalau Hinata Sensei adalah kekasihmu." Kata Sai, sambil menepuk bahu Naruto prihatin.
Naruto membuat raut tak terima. Dia itu tidak berhayal! Memang benarkan guru Matematikanya yang cantik itu sekarang adalah kekasihnya, bahkan mereka sudah bercinta dua kali.
"Terserah mau percaya atau tidak. Aku berkata yang sejujurnya." Katanya acuh.
Sai yang masih tak percaya pun lantas mengedikan bahunya. Ia mengira Naruto memang sudah gila saja karena tidak bisa mendapatkan guru pujaan hatinya itu.
Tak lama guru yang mengajar dikelas mereka sudah memasuki kelas, lalu memulai pelajaran.
.
Bel istirahat berbunyi, para siswa mulai berbondong-bodong keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.
Begitupun Naruto yang bergegas bangkit dari tempat duduknya, ia ingin segera keluar menuju ruangan sang kekasih yang saat ini sudah menunggunya. Saat ditengah pelajaran tadi Hinata pengirim pesan pada Naruto, mengatakan untuk istirahat bersama di ruangannya. Naruto tentu tidak menolak, dan menyetujui dengan senang hati.
Sai yang melihat pergerakan Naruto bertanya, "Kau tidak ke kantin, Naruto?"
Naruto menoleh ke arah Sai, lalu menggeleng. "Kau dengan Sasuke saja. Aku akan makan bersama Hinata Sensei." Setelah itu ia segera bergegas keluar kelas menuju ruangan Hinata, meninggalkan Sai yang menganga tak percaya.
Hinata sudah menyiapkan makanan untuk mereka berdua, ia sebenarnya membawa bekal dari rumah. Ia membawa dua bekal, sengaja untuk diberikan pada kekasihnya lalu memakannya bersama.
Tok tok tok.
Tak lama terdengar pintunya diketuk. Pasti Naruto.
"Masuk."
Pintu dibuka, dan benar saja itu adalah sang kekasih. Naruto masuk kedalam ruangan Hinata, tak lupa menutup pintu dan menguncinya lalu ia berjalan menuju sang kekasih yang telah menunggunya dengan makanan yang sudah ia siapkan.
Naruto mendudukkan diri disamping Hinata, mereka duduk di sofa yang ada diruangan Hinata.
Ia menoleh ke arah sang kekasih, lalu mengecup pipi gembil Hinata."Kau yang membuatnya?" Tanya Naruto sambil mengelus rambut panjang Hinata.
Hinata tersenyum lalu mengangguk, "Aku sengaja membuatnya agar bisa makan bersamamu."
Hinata menyerahkan sendok ke arah Naruto agar mereka bisa segera menyantap makan siang mereka. Melihat itu, dengan manja Naruto memeluk sang kekasih dari samping dan menyandarkan kepalanya pada bahu kekasihnya.
"Aku ingin disuapi olehmu." Katanya dengan manja.
Hinata terkekeh gemas melihat kelakuan Naruto, "Baiklah, baiklah. Buka mulutmu." Lalu Hinata menyodorkan makan yang ia sendok ke depan mulut Naruto. Dengan senang hati Naruto melahapnya.