Part 13

139 13 2
                                    

Ini hari minggu dan seperti yang sudah direncanakan mereka, Naruto dan Hinata akan pergi kencan ke taman Yoyogi. Mereka tengah berada diperjalanan menuju kesana menggunakan mobil Naruto.

Akhirnya mereka sampai setelah 40 menit berkendara, Naruto memarkirkan mobilnya lalu turun mengitari mobil dan membukakan Hinata pintu. Mereka jalan beriringan memasuki area taman.

Langit begitu cerah dengan awan dan langit biru yang membuat taman Yoyogi semakin terlihat indah, dan juga pengunjung yang datang pun tidak terlalu banyak hanya beberapa pasang muda mudi yang ada disana juga terlihat beberapa anak kecil yang bermain berlarian disekitaran taman.

Tangan mereka saling bertautan berjalan menyusuri taman, Naruto dan Hinata berjalan mendekat pada danau. Mereka mendudukkan diri disana dengan Naruto yang merangkul pundak Hinata.

Hinata menghirup nafas dalam-dalam dengan senyum yang mengembang, matanya berbinar menatap pemandangan taman Yoyogi yang begitu indah.

Naruto menoleh menatap kekasihnya, "Kau senang sayang?" Tangannya terangkat memberi elusan pada surai indigo kekasihnya.

Hinata menoleh ke arah Naruto dan tersenyum riang, kepalanya mengangguk senang. "Um! Aku senang sekali datang kesini apa lagi bersamamu." Jawabnya dengan antusias, ia memang sangat senang bisa menghabiskan waktu disini apalagi dengan Naruto yang bersamanya, Hinata memang suka sekali pergi ke taman yang indah seperti ini ditambah dengan kehadiran Naruto membuatnya semakin bahagia.

Melihat kekasihnya yang begitu bahagia membuat Naruto mengembangkan senyumnya, dengan gemas ia mengacak surai panjang kekasihnya dan mengecupi pipi gembul Hinata.

Mereka berbincang riang dengan sesekali melontarkan candaan, beberapa burung merpati mendekat ke arah mereka, Hinata dengan antusias mengeluarkan makanan ringan yang ia bawa dan memberikannya pada burung-burung itu. Ia tertawa riang melihat burung-burung itu yang memakan makanan pemberiannya.

Naruto mengeluarkan ponselnya dan membuka kamera, ia mengambil gambar Hinata yang sedang tertawa sambil memberi makan burung merpati itu, senyumnya mengembang melihat hasil potret kekasihnya yang terlihat begitu cantik dan menggemaskan. Ia memasukan kembali ponselnya ke dalam saku dan kembali memperhatikan kekasihnya.

"Naruto lihat! Mereka sangat menggemaskan aku jadi ingin memelihara satu." Hinata berucap dengan antusias, matanya berbinar menatap Naruto.

Naruto terkekeh, "Kau lebih menggemaskan." Katanya. Bibir Hinata mencebik lalu memalingkan wajahnya menyembunyikan rona merah di pipinya karena malu mendengar ucapan kekasihnya.

Hinata berdiri ia sudah selesai memberi makan burung-burung itu, ia kembali menatap kekasih pirangnya. "Ayo aku mau berkeliling, ingin mencari sesuatu yang seru." Ucap Hinata.

Naruto mengangguk lalu berdiri, tangannya meraih tangan mungil Hinata dan menggandengnya mengajak untuk berkeliling. Naruto memperhatikan sepasang suami istri bersama anaknya yang sedang bermain bersama, terlihat Ibu dari anak itu yang sedang memperhatikan anak dan suaminya yang sedang berlarian sambil tertawa dengan membawa layangan ditangan mereka. Mereka terlihat begitu bahagia dengan hal yang sederhana itu, Naruto jadi membayangkan kalau itu adalah ia dan Hinata dimasa depan nanti.

Ia terkekeh kecil membuat Hinata yang disampingnya menoleh dan menatap kekasih pirangnya heran, dahinya mengernyit. "Apa yang kau tertawakan?" Tanya Hinata.

Naruto menunduk menatap sang kekasih, tersenyum lebar menatap kekasihnya yang terlihat bingung, ia mengecup punggung tangan Hinata lembut. "Sedang membayangkan kalau aku dan kau menikah nanti membangun keluarga yang harmonis dan memiliki anak yang lucu, saling bercanda penuh kebahagiaan."

Penuturan kekasihnya itu membuat pipi Hinata kembali merona, tangannya yang tidak digenggam memukul pelan lengan atas kekasihnya itu. "Kau harus lulus dulu baru berfikir tentang pernikahan." Kata Hinata menahan malu.

Naruto tertawa pelan melihat wajah kekasihnya yang memerah, "Beberapa bulan lagi aku lulus dan kau harus bersiap saat aku melamar mu nanti." Naruto mendaratkan kecupan ringan di pipi gembul Hinata yang masih memerah dan semakin memerah saat ia mengatakan hal itu.

"Jangan berkata begitu, aku malu." Rengek Hinata. Sungguh ia malu membicarakan sebuah pernikahan dengan lelaki itu, ia jadi menanti saat hari itu tiba. "Baiklah-baiklah." Kata Naruto sambil masih terkekeh pelan, mereka kembali berjalan menyusuri taman.



Waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, waktu makan siang sudah tiba dan mereka memutuskan mencari kedai makan untuk makan siang. Hinata sudah mengeluh lapar karena asik bermain bersama Naruto tadi.

Mereka memutuskan makan disalah restoran yang ada disana, mereka memasuki restoran dan mencari tempat duduk dipojok. Naruto memanggil pelayan dan langsung memesan makan untuk mereka berdua, pelayan mencatat pesanan mereka lalu beranjak pergi.

Tangan Naruto terulur merapikan rambut Hinata yang sedikit berantakan, mereka menunggu pesanan datang. 15 menit kemudian pesanan mereka selesai dan pelayan menyajikannya diatas meja, mereka makan dengan tenang menikmati makan siang mereka.

"Setelah ini ingin kemana?" Naruto bertanya ditengah-tengah acara makan mereka, tangannya terulur membersihkan noda makanan yang ada disudut bibir Hinata.

Hinata sedikit berfikir sambil mengunyah makanan dengan pipi yang mengembung, ia menatap Naruto. "Aku ingin- "

"Naruto?"

Ucapan Hinata terpotong karena panggilan itu, ia dan Naruto menoleh ke arah sumber suara yang memanggil kekasihnya. Dari arah belakang Hinata terlihat wanita dengan surai merah panjang berjalan ke arah meja mereka dengan senyum riang, ia menghampiri Naruto lalu dengan tiba-tiba langsung memberi pelukan erat pada lelaki pirang itu.

Hinata terdiam melihat kejadian itu begitupun Naruto, hatinya tiba-tiba terasa sesak melihat kekasihnya dipeluk wanita yang tak dikenalinya itu.

Naruto yang tadinya diam langsung tersadar dan melepaskan pelukan wanita itu, matanya bergulir menatap wajah kekasihnya yang terlihat murung dan menatapnya dengan pandangan sedih. Sial, ia merasa bersalah dengan kekasihnya.

'Mengapa bisa ada wanita sialan ini disini.' Batin Naruto geram.

Ia menatap Sara dengan tajam, "Mau apa kau?" Naruto bertanya dengan nada ketus, terlihat jelas ia menahan kesal saat ini.

Sara ingin kembali memeluk Naruto namun dengan segera Naruto menghindar dengan beranjak dari duduknya. "Aku merindukanmu Naruto, sudah lama aku ingin bertemu denganmu." Kata Sara.

"Tapi aku tidak ingin bertemu denganmu apalagi merindukanmu, kehadiranmu itu hanya mengganggu." Naruto berkata dengan tajam, tidak ada intonasi bersahabat sama sekali.

Sara cemberut, "Aku tau kau berbohong, kau pasti merindukanku bukan? Untuk kejadian dulu aku minta maaf, aku sudah berakhir dengannya satu tahun lalu dan aku ingin kembali padamu karena aku masih mencintaimu Naruto, dan kau pun juga pasti masih mencintaiku seperti dulu."

Naruto berdecih, "Jangan terlalu percaya diri, aku sudah tidak lagi mencintaimu." Naruto beralih menatap Hinata yang saat ini tengah menunduk, tangannya meraih lengan Hinata dan menarik nya pelan agar beranjak bangun. Hinata mendongak menatap Naruto dan dibalas senyuman lembut dari Pria itu.

Naruto kembali menatap Sara dengan datar, "Aku sudah memiliki kekasih yang begitu aku cintai. Aku sudah benar-benar melupakanmu dan rasa cintaku saat ini sudah kuberikan sepenuhnya untuk kekasihku, kau jangan bermimpi aku mau kembali padamu karena sampai kapanpun aku tak akan pernah mau kembali pada wanita murahan sepertimu."

Naruto menggandeng tangan Hinata dan pergi meninggalkan Sara disana. Sara berdecak dan menghentakkan kakinya kesal, "Lihat saja kau pasti akan menjadi milikku lagi Naruto." Kata Sara sambil memandang kepergian Naruto dan Hinata.





















Tbc.

NAUGHTY TEACHERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang