Setelah mengisi perutnya dikantin kini mereka semua sudah kembali ke kelas kecuali Alynna yang masih tidur di UKS karena harus menjaga Levin. Jimmy seperti biasa kembali ke perpustakaan dan Erland yang masih di rooftop.
Meskipun sekarang Alva tidak duduk bersama Laura karena gadis itu sekarang duduk di tempat tidurnya dan Alva juga memilih duduk di tempat tidurnya sendiri dibandingkan bergabung dengan teman-temannya yang duduk di meja panjang itu. Dia memilih berjarak dengan teman-temannya karena dia tahu mereka belum bisa menerimanya kerena dia membelah Laura waktu itu. Padahal selain Erland dan Joan, ketiga temannya yang lain yaitu Willy, Alexi dan Azell masih menerimanya walaupun Alva berpihak kepada Laura, bahkan kalau Alva menyukai gadis itu sekalipun.
Alva kini tengah memperhatikan Joan yang kini menatap Laura karena gadis itu sekarang tengah memperhatikan Chalista yang tengah duduk bersama Arummy dan Chania di tempat tidur mereka.
Ya benar, mereka sekarang tengah mengawasi satu sama lain. Chalista merasa terintimidasi dengan tatapan Laura yang menatapnya curiga. Dia juga bingung kenapa Laura begitu mencurigai dia, dia tau dari awal dia masuk sekolah itu Laura memang tidak pernah menyukainya.
"Arummy kamu sakit?" tanya Chania yang membuat orang-orang yang tadinya sbuk mengawasi satu sama lain kini mengalihkan pandangannya ke arah Arummy dan Chania.
Dan jangan tanyakan Willy, tentu saja laki-laki itu yang pertama menoleh saat Chania menyebut nama Arummy.
"apaan sih gue gak kenapa-napa," ucap Arummy.
"tapi kenapa wajah lo pucat banget dan hidung lo berdarah," ucap Chania.
Mendengar itu Willy langsung berdiri dari kursinya dan langsung mengambil tissue yang ada di atas meja itu dan berjalan menghampiri gadis itu."lo kenapa bisa begini?" tanyanya sambil menyodorkan tissue itu.
Arummy mengambilnya dan mengusapkan tissue itu ke hidungnya dan benar saja ada cairan darah di sana. "gak papa kok, gue Cuma mimisan doank!" ucapnya menatap Chania dan Chalista yang kwhatir dan mengabaikan Willy.
"YA KENAPA BISA MIMISAN?" bentak Willy saking kwhatirnya dan paniknya dia, itu membuat mereka semua sedikit terkejut.
"apaan sih lo pake teriak segala! Ya gue mimisan karena capek doank. Udahlah gue mau ke toilet dulu bersiinnya,"ucap Arummy kemudian berjalan meninggalkan kelas dan Willy pun mengikuti gadis itu tanpa peduli dengan tatapan bingung teman-temannya karena sikapnya yang aneh kepada Arummy.
"Willy kenapa njir, kok dia ngikutin Arummy?" tanya Lexi kebingungan.
"ya mana gue tau," ucap Joan.
Sementara itu willy kini tampak mondar-mandir di depan toilet cewek itu. Sedangkan di dalam sana Arummy tengah membasuh hidungnya di washtaple. Setelah membersikan hidungnya gadis itu menatap pantulannya di kaca di depannya itu.
Benar kata Chania wajahnya lebih pucat dari sebelummya. "Aiissh ini pasti karena gue dah dua hari gak minum obat sialan itu!" ucapnya. "gue harus meminumnya sekarang sebelum semakin parah," ia pun bergegas meninggalkan toilet itu.
Langkah kakinya terhenti saat menyadari Willy yang berdiri bersandaran di dinding luaran toilet itu menunggunya sedari tadi. "ngapain lo berdiri disitu?" tanya Arummy.
"gak usah pura-pura gak tau, sekarang katakan sebenarnya lo sakit apa sih?"tanya Willy.
"lo ngomong apa sih kan dah gue bilang gue gak kenapa-napa!" ucap Arummy.
"gak usah bohong sama gue. gue tau lo sekarang gak baik-baik aja, sebenarnya apa yg lo sembunyikan tentang penyakit lo itu?" ucap Willy.
Arummy menatap tajam laki-laki itu, dia sebenarnya bingung kenapa Willy masih bersikeras dengan semua itu."bukan urusan lo!" ucapnya kemudian berjalan meninggalkan tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN CLASS [ TAHAP REVISI]
Mystery / ThrillerKisah ini menceritakan perjuangan satu kelas siswa-siswi SMA yang terjebak di sekolah setelah menemukan buku aneh di laci temannya yang tiba-tiba menghilang di kelas itu. Sudut pandang dan karakter dibuat untuk memperkuat alur cerita. TAUKAN MAKSUD...