Bagaimana bisa?
Sepasang suami istri merahasiakan identitas pekerjaan nya selama 7 tahun bersama.
Menjadi pembunuh bayaran dan juga agen snipper khusus yang bekerja pada Cosa Nostra di negara mereka.
Bekerja dalam lingkup yang sama, namun tak salin...
DISCLAIMER ⚠️ Area 21+ Dark romance, Adult romance, Action, Crime. Semua tempat, kejadian, latar, visual yang di gunakan dalam cerita ini hanya karangan penulis semata. 𖥶𖥶𖥶
Jangan percaya pada siapapun meski dirimu sendiri. Karena sejatinya kau saja bisa berkhianat pada ketetapan hati -Vero Kim.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu minggu berlalu.
Di mana tak ada yang berbeda pada keseharian Vero Kim di Tokyo, tepat hampir satu bulan Vero dan Jessy berada di negara ini.
Pada akhirnya negara Korea lebih nyaman dan sepertinya sudah di rindukan oleh mereka, karena sore nanti mereka akan melakukan penerbangan kembali ke Korea, bersama buntalan hidup menggemaskan itu.
Tunggu. Lalu kemana bi Jeon? Bukankah harusnya mereka kembali bersama dengan bi Jeon yang seharusnya menjaga Tata?
Beberapa hari lalu...
Jessy baru saja menerima pesan dari Vero. Awalnya ia kira mereka akan kembali ke Korea saat itu juga, mengingat Vero menyuruh berkemas. Tapi saat di teliti pesan yang ia Terima, justru yang Vero suruh berkemas adalah bi Jeon.
Ia enggan bertanya banyak hal pada Vero saat menerima pesan tersebut, meski pikirannya sudah di penuhi banyak pertanyaan.
Bagi Jessy, lebih baik melontarkan semuanya nanti, saat Vero telah benar-benar ada di hadapannya.
"Berkemaslah bi," seru Jessy tanpa berniat menoleh, fokusnya masih ada pada benda pipih itu. Sampai bi Jeon menyuarakan isi pikirannya tentang berkemas pada Jessy.
"Apa sesuatu terjadi lagi, Nyonya!" tanyanya.
Merotasi sedikit saja kepalanya, Jessy menjawab. "Hm... Sepertinya, aku hanya di suruh berkemas dan-,"
"Beri aku waktu lima menit, Nyonya." potong bi Jeon. Memberi anggukan sebagai respon atas jawaban bi Jeon, Jessy pun turun dari kasur, menghampiri koper yang ada di sudut kamar, membiarkan bi Jeon keluar dengan senyum yang menggembang.
Jessy tau! Tentu, mata elangnya langsung memperhatikan gerak gerik bi Jeon.
Sepuluh detik setelah pintu kamar hotel itu tertutup, Jessy kembali berdiri dan meraih ponselnya.
Jessy POV:
Saat membaca pesan dari Vero, aku merasa semakin ada yang tidak beres dari bi Jeon.
Apa dugaanku selama ini benar? Tapi untuk apa? Kurang lebih sepuluh tahun wanita tua itu ada di sekitar Vero dan tak berbuat apapun selama ini saja, sudah membuat aku takut akan menafsirkan tentang bi Jeon.
