Karena komen di sebelah banyak, eke apdet.
Yang penasaran, silakan ke sebelah. Jangan ngomel ga puas pendek. Namanya juga gratisan. Kudu sabar.
***
36 Kasmaran Paling Depan
Hidup jadi terasa amat baik buat Baskara Dierja setelah dia tahu di belahan bumi yang lain, ada sosok kembaran alias kemasan mini dari dirinya sedang beraktivitas dan menunggu kedatangannya setiap akhir minggu tiba. Namun, untuk kebahagiaan kecil itu, dia kemudian harus merelakan dirinya mendapatkan ocehan dan omelan dari ibunya yang tidak terima putranya pada akhirnya mengetahui tentang Kafka. Tapi, masalah tambahan juga mengikuti setelahnya, terutama saat dia duduk berdua dengan Sintya dan membahas kenyataan yang ada. Jika wanita itu ingin lanjut, maka Sintya harus mau menerima masa lalu Baskara. Jika tidak, maka Baskara siap menerima konsekuensinya. Dia sadar diri tidak sempurna dan pergaulan di masa lalu telah mengacaukan semuanya.
Meski begitu, hal yang kemudian sudah pasti terjadi adalah dia tidak bisa lagi melihat sosok penggugup yang selalu ketakutan saat melihat wajahnya. Kinara Kemuning memastikan Baskara tidak akan bisa bertemu Kafka kalau pria itu masih menghalangi niatnya untuk mundur tanpa menyelesaikan kontrak. Mental Kinara yang tidak stabil makin parah sejak bertemu Umar dan yang bisa pria itu lakukan kemudian adalah menelepon Umar dan menyuruh pria itu meneruskan surat pengunduran diri Kinara tanpa banyak cingcong.
Tapi, Baskara tahu kalau Umar masih saja doyan mengoceh dan di minggu kedua setelah dia kembali dari Semarang, hasrat untuk meninju wajah pria itu begitu membuncah, membuat Baskara mesti menahan diri karena jika dia melakukannya, orang-orang bakal berpikir tidak baik tentang Kinara dan satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah menutup pintu kantornya dan membiarkan Umar sesumbar sesuka hatinya karena dia tahu, akhir pekan nanti dia bakal melakukan perjalanan menyenangkan, bertemu dengan Kafka yang sudah mau memanggilnya ayah dan berkata kalau anak baik itu siap menunggu.Baskara juga sudah membeli beberapa buah mainan berukuran besar untuk putranya dan Baskara berencana membawa mobil saja untuk ke Semarang daripada naik pesawat. Dia masih harus berkeliling mencari rumah untuk tinggal di sana nanti saat Kafka akan menginap. Kinara telah memperbolehkan Kafka tinggal bersamanya di akhir pekan dan Baskara tidak bisa mengungkapkan betapa bahagianya dirinya karena telah diberi kesempatan oleh wanita tersebut.
Hingga kemudian, hari yang dinanti tiba, Baskara telah berangkat hari Jumat sore, sehabis dari bekerja. Dia sudah mempersiapkan semua keperluannya sebelum bekerja dan bersama mobilnya, dia langsung meluncur ke Semarang, mengabaikan omongan kalau dia akan lelah dan sebagainya. Semangatnya jauh lebih melebihi rasa lelah dan sepanjang perjalanan dia habiskan dengan bernyanyi dan bersiul, berbeda sekali jika dibandingkan dengan saat Bi Yati meninggal. Baskara merasa hilang arah tapi dia tahu harus terus melanjutkan hidup.
Sayangnya, dia tidak bisa langsung bertemu Kafka. Baskara tiba saat hari telah larut dan dia langsung memesan kamar hotel untuk menginap. Tapi, tidak mengapa. Meski tidak bisa berteleponan juga, karena Baskara tahu baik Kinara atau Mayang tidak bakal sudi mengangkat teleponnya, dia dan Kafka akan segera bersama. Yang paling dia perlukan malam itu adalah beristirahat supaya hari berikutnya dia bisa menikmati hari bersama bocah yang entah kenapa berhasil mengalihkan pikirannya dari hal paling kalut sekalipun.
***
Baskara tiba sekitar pukul delapan. Kafka tidak sekolah di hari Sabtu. Saat dia mengucap salam, bocah kecil itu yang membuka pintu dan juga pagar besi berukuran satu meter ketika Baskara memarkirkan mobil di pinggir jalan. Kinara sudah merelakan Kafka untuk bergabung dengan Baskara seharian penuh. Dia juga tidak keberatan sewaktu Baskara meminta Kafka agar menginap bersamanya dan hal itulah yang membuat bungsu keluarga Dierja tersebut tidak berhenti mengurai senyum.