Hapus versi lamaku dipikiranmu, aku bukan orang itu lagi.
-unknown-
Aruni berdiri di depan cermin, memastikan setiap langkah skincare malamnya tidak terlewat. Sebagai seorang dokter estetika, ia tak hanya ingin memberi nasihat kepada pasien tentang perawatan kulit, tapi juga membuktikan dengan dirinya sendiri. Lapisan demi lapisan skincare ia aplikasikan dengan hati-hati—mulai dari toner, serum, essence, hingga krim malam. Semua dilakukan dengan telaten, seolah ritual ini adalah waktu untuk menenangkan pikirannya dari hiruk-pikuk aktivitas seharian.
Setelah selesai, Aruni beranjak ke tempat tidur. Ia meraih ponsel, lalu membanting tubuhnya ke atas kasur, memandangi layar dengan pikiran yang berkelindan. Perkataan Randi sore tadi terus terngiang di kepalanya, terutama tentang membuka blokir di media sosial. Selama 12 tahun, ia menutup semua akses komunikasi dengan Randi—email, Facebook, Path, Twitter, dan Instagram—semua diblokir dengan perasaan yang kala itu masih membara.
"Kenapa harus sekarang?" pikirnya sambil menggigit bibir bawah, merasa ragu apakah ia harus melakukannya. Setelah beberapa saat termenung, akhirnya Aruni menghela napas panjang dan mulai mengetuk layar ponselnya.
Instagram adalah yang pertama ia buka. Dengan jemarinya yang sedikit bergetar, ia mengetik nama akun Randi. Seketika akun itu muncul dengan ikon profil yang tak asing. Aruni membuka profilnya dan melihat hanya ada lima belas foto tanpa highlight apapun. Semua terlihat biasa, seperti potongan hidup yang sederhana. Namun, ada satu foto yang membuat Aruni terhenti.
Foto tersebut diunggah tiga bulan lalu: gambar bangunan sekolah SMA mereka. Ada dua slide dalam unggahan itu, dan yang kedua adalah foto Randi berseragam SMA, berdiri bersama seseorang yang wajahnya sengaja di-crop. Aruni tahu betul siapa orang itu—dirinya.
Di bawah foto tersebut, terdapat caption: "I miss my senior high school and her :)"
Tanpa disadari, Aruni tersenyum tipis. Kenangan itu mengalir begitu saja, mengusik hati yang selama ini ia tutup rapat. Ia melanjutkan melihat foto-foto lain, yang sebagian besar menunjukkan perjalanan Randi selama menempuh pendidikan, mengenakan toga, dan foto candid saat bekerja di rumah sakit. Tidak ada foto yang menunjukkan momen-momen bahagia bersama orang lain, terutama tidak ada yang menyinggung soal kehidupan asmaranya.
Aruni mematikan layar ponselnya, berusaha memadamkan gejolak perasaan yang mulai tumbuh. "Kita cuma buka blokir, bukan berarti mau balikan," gumamnya, meyakinkan dirinya sendiri.
Namun, sebelum benar-benar menutup mata untuk tidur, sebuah pikiran kecil melintas. Apa yang akan terjadi jika Randi menyadari bahwa Aruni telah membuka blokirnya? Apa arti langkah kecil ini bagi mereka berdua?
Aruni memutuskan untuk tidak memikirkannya terlalu jauh. Ia mengatur alarm di ponselnya, meletakkannya di meja samping, dan menarik selimut. Malam itu, Aruni tidur dengan perasaan yang bercampur, antara lega, rindu, dan segenggam kebingungan tentang perasaannya sendiri.
*****
Setelah mengantar Aruni pulang, suasana hati Randi terasa lebih ringan meski hari itu cukup berat baginya. Dengan perasaan yang mulai membaik, ia menyetir dari daerah rumah Aruni di Antapani menuju apartemennya di Cihampelas. Sepanjang perjalanan, ia sesekali bersenandung pelan, membiarkan pikirannya tenggelam dalam ketenangan malam.
Ketika melewati sebuah minimarket 24 jam, Randi memutuskan menepi untuk mengisi kulkasnya yang kosong. Setelah selesai berbelanja, ia kembali melanjutkan perjalanan. Namun, ponselnya tiba-tiba berdering, menampilkan nama seseorang yang cukup dekat dengannya.
"Mas Randi sedang di mana?" tanya suara lembut di seberang sana.
"Sedang dalam perjalanan pulang, habis dari rumah sakit. Ada apa?" Randi menjawab santai.
![](https://img.wattpad.com/cover/152519927-288-k370013.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Here I Am Again
عاطفيةAruni Indhira Wardhana memiliki prinsip yang kuat dalam hidupnya: tidak ada yang lebih sia-sia daripada balikan dengan mantan. Baginya, kembali menjalin hubungan dengan seseorang dari masa lalu ibarat membaca novel yang sama berulang kali; jalan cer...