04

12 2 0
                                    

People change but memories don't.
-unknow-

-unknow-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di sebuah SMA favorit di Bandung, suasana ceria penuh harapan menyelimuti sekolah yang dipenuhi siswa-siswa bersemangat. Di antara keramaian, Randi, seorang siswa pindahan asal Yogyakarta, merasa gelisah. Di dalam hatinya, dia tidak bisa menyembunyikan rasa sukanya pada seorang gadis—Aruni. Cantik, cerdas, dan karismatik, Aruni adalah bintang di sekolahnya. Tidak heran jika hampir setiap siswa mengenal namanya.

Setelah tiga bulan duduk di kelas yang sama, Randi menemukan keberanian untuk mendekati Aruni. Ia tahu kesempatan itu mungkin tidak akan datang lagi, dan sebagai ketua kelas, ia berusaha memanfaatkan posisi tersebut. Dengan berbagai alasan, ia selalu mencari cara untuk bekerja dalam kelompok dengan Aruni, berlatih untuk ujian atau membahas tugas. Setiap kali berbicara dengannya, Randi merasa jantungnya berdegup kencang.

Randi memutuskan melanjutkan pendidikan SMA-nya di Kota Bandung setelah pindahan dari Yogyakarta. Keluarganya datang ke Bandung karena orangtuanya ditugaskan di sebuah rumah sakit terkemuka. Meskipun memiliki prestasi akademis yang gemilang, ada satu kelemahan yang selalu menghantuinya: pelajaran bahasa Sunda. Randi merasa kesulitan dengan bahasa daerah ini, tetapi Aruni selalu membantunya. "Kamu pasti bisa, Randi. Kita bisa belajar sama-sama!" ucap Aruni, membangkitkan semangat Randi.

Randi, meskipun terlihat ganteng dengan wajah oval dan senyum manis, sering kali terjebak dalam citra nerd dengan kacamata tebal yang dikenakannya. Namun, dia tidak peduli; cintanya pada Aruni jauh lebih besar daripada rasa insekuritasnya. Semakin lama, rasa suka yang dia pendam pun semakin membesar. Randi tahu bahwa dia harus berani menyatakan perasaannya.

Hari demi hari berlalu, Randi semakin dekat dengan Aruni. Mereka berbagi tawa dan cerita, saling mendukung dalam belajar. Randi merasa seolah-olah Aruni adalah cahaya dalam hidupnya yang gelap. Namun, meski Randi merasa nyaman, ia selalu ragu untuk mengungkapkan perasaannya.

Sampai suatu hari, saat matahari bersinar cerah dan suasana di sekolah terasa lebih hidup dari biasanya, Randi memutuskan untuk mengambil langkah berani. Ia menyiapkan sebuah kejutan. Dengan gitar kesayangannya dan buket bunga mawar yang ia beli dari pasar, ia merencanakan momen yang akan diingatnya seumur hidup.

Di lapangan sekolah, saat istirahat, Randi mengumpulkan keberaniannya. Teman-teman sekelas mulai memperhatikan saat ia berdiri di tengah lapangan. Dengan suara gemetar, ia mulai memainkan melodi lembut yang telah dipersiapkannya. Semua mata tertuju padanya, terutama Aruni, yang terlihat terkejut namun takjub.

"Aruni," Randi memanggilnya dengan suara bergetar. "Selama ini, aku ingin mengatakan sesuatu. Dari saat pertama kali kita bertemu, kamu telah mencuri hatiku. Kamu mau nggak jadi pacar aku?"

Dengan berlutut di hadapan Aruni, ia mengulurkan buket bunga mawar dan melanjutkan menyanyikan lagu yang penuh perasaan. Seisi lapangan terdiam, dan Randi merasakan detak jantungnya berdegup sangat cepat. Ada rasa takut dan harap yang bersatu menjadi satu dalam dadanya.

Here I Am AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang