24.Terungkap

44 7 0
                                    

Happy reading!
Tinggalkan jejak dengan vote dan komen banyak-banyak!
Thanks yang udah baca ♡

***
Ayra telah sadar dari tidur panjang nya, yang ia lihat pertama kali adalah sang ibu tengah menatap nya iba, banyak kalimat dari Dira membuat Ayra kembali merasa pusing.

Berulang kali Dira mencoba membuka topik dan mencairkan suasana tapi Ayra tak merespon sama sekali, tetap diam dengan tatapan sendu.

Dokter masuk untuk mengecek kondisi pasien nya ini, dokter mengatakan bahwa Ayra masih shock  dan masih perlu waktu untuk pulih baik secara fisik maupun batin.

Dokter juga menyarankan untuk konsultasi dengan dokter psikolog agar Ayra benar-benar kembali sehat jasmani dan rohani, tapi Dira yang begitu keras kepala segera menentang saran dokter tersebut, ia meng-claim bahwa yang datang ke psikolog hanya lah orang menderita gangguan jiwa, dan ya ia tidak mau Ayra di sebut orang gila, padahal itu demi kesehatan mental anak nya sendiri, egois.

Farka dengan dua anak nya juga ikut menjenguk keadaan Ayra, tapi saat ketiganya masuk Ayra nampak merah padam dengan emosi yang tak stabil, di lirik nya barang yang ada di nakas lalu mulai ia ambil satu persatu buah-buahan itu untuk dilemparkan pada tiga orang di ambang pintu.

Tentu semua panik, ternyata Ayra begitu benci dengan para keluarga tirinya, andai Ayra memiliki pikiran yang lebih luas,supaya sadar bahwa yang sepatutnya dibenci di sini adalah mama kandung nya itu.

Keinara dengan Ayah dan Abang nya memilih pamit permisi sebelum keadaan mental Ayra semakin memburuk, mereka memutuskan pergi ke kedai nasi goreng depan RS untuk sarapan, dan lanjut berdiskusi mengenai penyelidikan diam-diam yang mereka lakukan.

***
"Berapa banyak bukti yang harus kita cari agar Tante Dira tidak melakukan perlawanan dan menentang bukti kita?" tanya Keinara lalu menyuap mie goreng di piring nya.

"Itu baru setengah, kita harus meneliti lagi sebelum melaporkan, untuk sementara kita harus bisa menahan emosi saat bertemu nek lampir itu, sungguh setiap bertemu dengan nya Atha rasa ingin mencakar wajah nya itu." Athalla begitu kesal dengan istri Ayah nya, bahkan giginya bergemelatuk mengunyah satu udang dari nasi goreng nya karna kekesalan itu.

Farka terkekeh melihat kekesalan putra nya, ia menyetujui hal itu, tapi mereka harus bermain bijak agar penyelidikan mereka tidak dipersulit oleh Dira.

"Oh ya ayah, untuk selanjutnya kita mencari bukti masalah apa?" tanya Keinara lagi.

"Tentang kematian Bunda kalian, kita harus menyelidiki plat mobil yang menabrak Bunda kalian itu dan menginterogasi sang pengendara nya, tidak mungkin ini semua murni tabrak lari, Ayah yakin Dira terlibat, ya jika benar Dira tidak terlibat pun kita harus tetap memenjarakan pelaku nya."

"Baik, setelah itu?"

"Atha rasa kita harus datang ke RS Zahira Medika untuk menanyakan hasil tes DNA itu, Dokter nya akan di jadikan saksi, Dira juga akan terjerat kasus penyembunyian identitas asli seseorang." usulan Athalla mengenai penyelidikan selanjutnya.

"Dan ya, saat sidang jangan lupa kau sertakan Fajar sebagai saksi bahwa Dira telah menyelidiki identitas Keinara tapi tak ia ungkap pada semua orang." Farka ikut memberi usulan.

"Tapi Ayah, Fajar tidak akan terjerat kasus apapun 'kan?" Keinara nampak cemas.

"Ayah rasa tidak, karna dia melakukan itu demi uang pengobatan ibu nya, bukan kehendak nya sendiri, dia terpaksa, lagi pun uang yang Dira beri juga terbukti didapat dari Ayah."

"Nara takut dia di tuduh menerima sogokan untuk menjalankan perintah Tante Dira." Keinara menatap lamat netra sang ayah melihat keyakinan yang ayah nya beri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love in Silence Keinara & Rishad [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang