14.Orang Baru?

211 59 24
                                    

Heyy guyss!
Agatha kembali!
Selamat membaca dan janlup votmen nya readers, gak susah kok.
Jangan pada siders yaa😃

***
Keinara baru tersadar sebelum waktu isya tiba, dan tentu saat maghrib ia hanya seorang diri di ruang tamu, karna umi Ruqayyah tinggal shalat sebentar.

Perlahan ia mengerjap kan matanya menatap sekeliling yang terdiri dari banyak wajah, kepala nya masih sedikit berdenyut pasca kejadian tadi.

Semua yang berada di sana memperhatikan sambil menunggu respon Keinara selanjutnya.

"Umi?, abi?" ucap Keinara pelan sambil berusaha bangkit hendak duduk.

"Ya allah sayang, kamu gapapa kan?, ada yang sakit?, ada yang luka?, kepala nya pusing?" raut cemas tampak dari umi Ruqayyah, kekhawatiran tersebut menghadiahi telinga Keinara pertanyaan bak kereta api.

"Sudah mi, biarkan Keinara tenang dulu, mungkin dia juga masih shock" abi Hasan berusaha tetap tenang walau ia juga khawatir sebenarnya.

Keinara diam, masih berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi, disana ada para sahabat nya, Gus Rishad,Ustadz Valdo, Zaid, dan Rizki, umi dan abi nya, dan satu lagi orang yang Keinara tau menolong nya saat hendak menyebrang tadi.

"Gimana? Udah lebih baik?" tanya Rishad setelah Keinara selesai meneguk air yang di beri umi.

"Untung tadi ada nak Fajar yang nolongin kamu Ra, kalau enggak ga tau bakal gimana" ungkap abi Hasan, sedangkan Fajar hanya tersenyum tipis menanggapi.

"Mbok yo mangkane nduk kalo nyebrang jalan liat kiri kanan dulu" celoteh umi Ruqayyah.

"Maaf umi, abi, dan semua. Keinara udah bikin kalian khawatir, dan buat kak Fajar makasih udah nolongin Nara" hal itu Keinara ucap sambil tertunduk, merasa malu karna dirinya begitu ceroboh.

Sedangkan di sisi lain, nampak seorang gus Rishad sedang memasang raut datar macam tembok, merasa hati nya menggebu tatkala mengetahui satu fakta yang sedikit membakar hati nya.

Ia berlalu menuju kamar nya tanpa pamit, entah lah apa yang terjadi dengan seorang Rishad?

"Eh shad?, mau kemana?" panggil umi Ruqayyah tapi tak dihiraukan Rishad.

"Mungkin ada suatu yang harus Rishad kerjakan mi, sudah jangan ganggu dulu,monggo nak Fajar, dimakan jamuan nya" Abi Hasan memperlakukan Fajar sangat baik, sampai Fajar merasa tak enak hati.

Sejak Rishad pergi, para ustadz dan sahabat Keinara juga pamit menuju masjid, karna sebentar lagi isya.

Fajar juga segera menghabiskan teh di cangkir, dan izin menyusul yang lain di masjid.

Keinara kembali ke kamar nya di ndalem untuk shalat dan lanjut istirahat,umi Ruqayyah kembali ke kamar nya juga, dan abi Hasan ikut menyusul ke masjid.

***
Di sisi Rishad, ia langsung mandi karna merasa gerah tanpa sebab, air dingin mengguyur rambut hingga seluruh tubuh nya.

Dengan mata terpejam menikmati dingin nya air, ingatannya kembali pada percakapan singkat umi dan abi.

Flashback on

"Bi.. Keinara bi.. Dia hampir ketabrak mobil tadi" dengan tangisan nya umi Ruqayyah segera memeluk sang suami.

"Tenang dulu mi, gimana bisa?"tanya abi Hasan.

" Keinara gak kenapa-napa kan umi?"Rishad ikut cemas.

"Nggak, untung nya ada yang nolongin dia, ini gara-gara umi sih ngebiarin dia yang pergi beli daun bawang ke warung depan"

"Siapa yang bantu Nara mi?"

Love in Silence Keinara & Rishad [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang