16.Perjodohan

233 51 33
                                    

Janlup votmen nya wirr!

***
Cekklek.
Pintu ruangan terbuka, menampakkan suasana hening, terlihat vas bunga telah berada di lantai .

Satu langkah staff keamanan itu ingin masuk, terdengar orang tengah memanggil nya,

"Mba Fatma!, sini dulu coba, liat ini ada ular, astagfirullah" teriak salah satu pengajar pesantren, yang kebetulan lewat dan mendapati ular sekecil telunjuk, dengan panjang 3 jengkal tangan.

Karna staff keamanan memang dipilih para pemberani, maka dengan sigap mba Fatma berlari menghampiri.

Sementara orang dengan penampilan aneh yang tadi bersembunyi di balik pintu segera bergegas keluar, tergopoh tapi pelan ia meninggal kan asrama itu.

***
Sore hari,Fajar kembali izin keluar pesantren sebentar, dan lagi-lagi tanpa memberi alasan, tapi kyai Hasan sama sekali tak mempermasalahkan yang penting tanggung jawab Fajar dilaksanakan.

Di salah satu cafe dekat simpang, Fajar menemui orang yang telah menyuruh nya datang kemari bermodal hasil penyelidikan nya.

"Assalamu'alaikum, selamat sore Bu, senang bertemu kembali" ujar Fajar sambil menarik kursi nya dan duduk.

"Waalaikum salam, sore, bagaimana? Semua berjalan sesuai rencana?" ungkap wanita itu.

"Iya bu, ini barang nya, ternyata ini sangat mudah, walau saya harus sedikit ahli bersembunyi untuk mendapatkan nya"

"Bagus, bagaimana ibu mu?" wanita itu mengambil pemberian Fajar dan kembali bertanya.

"Sudah membaik, operasi nya juga berjalan lancar, alhamdulillah beberapa hari lagi ibu saya sudah boleh pulang"

"Ohh baik, apakah uang kemarin cukup?"

"Cukup bu, sangat cukup, terimakasih banyak, saya sungguh beruntung bisa bekerja sama dengan bu Dira" ya, orang yang tengah berbincang dengan Fajar adalah ibu nya Ayra, Dira Triana.

"Semoga ibu mu lekas sembuh, terimakasih kembali atas kemauan mu untuk bekerja sama dengan saya, dan ingat uang itu tak perlu di kembalikan"

"Itu bukan nominal yang sedikit bu, saya akan tetap mengganti nya nanti, tolong, saya tidak ingin merepotkan ibu sebetulnya, tapi karna keadaan, saya terpaksa menerima tawaran ibu"

"Hahah.. Baik lah, jika kau ingin mengembalikan nya maka akan saya Terima, tapi ingat! Saya tidak meminta mu untuk mengembalikan nya, understand? "

"Ya saya paham bu, saya permisi kembali ke pondok, karna hari sudah mau malam,mari bu assalamu'alaikum"

"Ya waalaikum salam"

***
Malam ahad di pesantren Daarut Tauhid di lengkapi setoran hafalan para santri pada para ustadz/ustadzah.

Sementara di ndalem, umi Ruqayyah dan abi Hasan sedang bertukar cerita yang pasti di temani teh dan cemilan, menunggu sang putra sulung dan putri bungsu kembali dari masjid.

"Jadi gimana bi?, besok dia jadi datang kesini?"

"Jika tidak ada halangan dia pasti datang, seharusnya dia datang tadi siang, tapi karna urusan kantor mendadak dia mengurungkan niat nya untuk bertamu hari ini"

"Tapi menurut abi apa Nara bakal setuju?"

"Nara itu anak penurut, selagi anjuran kita benar dia tidak mungkin membantah"

"Kenapa harus sama anak Rahmat?"

"Abi tau anak nya belum berwawasan luas mengenai agama, itulah mangkanya sekarang anak nya lagi belajar di pondok kita"

Love in Silence Keinara & Rishad [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang