18.Jawaban

174 28 12
                                    

Hlooww!
Happy Reading dan jangan lupa tinggalkan jejak dengan Vote komen nya bebs!

***
Istikharah menjadi jalan penentu,namun dari istikharah nya semalam Keinara belum menemukan jawaban, ia memutuskan kembali ke ndalem, mungkin jika ia melakukan istikharah di kamar ndalem ia akan dapat jawaban.

Setelah shalat ashar Keinara langsung pamit dengan para sahabat bahwa dia akan menginap di ndalem malam ini, sahabat nya pun dengan senang hati membiarkan hal itu.

Saat telah tiba di ndalem, suasana sepi menjadi tanda tanya, kemana para penghuni nya?

Usai mengucap salam walau tak ada sahutan, Keinara segera masuk dan menjelajahi dalam, mencari orang rumah yang entah kemana, ruang tamu, ruang keluarga, kamar, dapur, balkon, dan taman belakang sudah di telusuri, namun yang ia temukan hanya para Abdi ndalem yang sedang memasak makan malam di dapur, di tanya kemana para orang ndalem, semua juga menjawab tak tau.

Memang sudah biasa umi abi nya pergi tanpa pamit atau memberi tau Keinara, tapi ini sudah sore, tempat mana yang mereka kunjungi hingga sampai sekarang belum juga pulang .

Enggan dibuat bingung Keinara memilih acuh, ia langkahkan kakinya menuju kamar di atas, saat melewati ruang tamu Keinara malah mendengar salam dari arah pintu, ternyata itu adalah Rishad.

"Gus, umi abi kemana?" tanya Keinara dari ujung tangga.

"Ke rumah paman Rahmat"

"Hah? Kan jauh rumah nya gus?"

"Di apartemen yang baru paman Rahmat beli"

"Deket ya?"

"Lumayan"

"Dari kapan?"

"Pas kita latihan tadi"

"Owh, oke deh, pamit ke atas dulu, assalamu'alaikum"

"Tunggu kei!" cegah Rishad yang membuat Keinara menoleh kembali.

"Apalagi gus?"

"Kenapa kamu tiba-tiba nanyain umi abi? Mau kasih tau jawaban perjodohan?"

"Ish bukan! Nanya aja lah, kok mereka gak ada, gituu!"

"Jadi apakah kamu sudah dapat jawaban?"

"Belum, padahal udah istikharah, mungkin harus istikharah lagi"

"Tapi dari naluri mu sendiri, jawaban apa yang kamu pilih?"

"Ga tau gus, bingung"

"Sudah lah, semoga apapun itu jawaban mu tidak berdampak buruk"

"Amiin, ya udah, mau naik dulu, assalamu'alaikum"

"Ya Wa'alaikumussalam"

'Semoga jawaban mu sesuai ekspektasi ku,karna berarti masih ada harapan yang harus ku perjuangkan' batin Rishad.

***
Kediaman Geovano.
Seperti biasa di sore hari adalah waktu semua orang pulang sehabis bekerja.

Farka, Dira, dan Athalla pulang bersama kembali ke kediaman mereka, berkumpul di ruang keluarga setelah bersih-bersih, menanti adzan maghrib berkumandang, obrolan ringan di temani kopi hangat.

"Gimana Tha? Kuliah nya lancar?" tanya Farka sambil menyeruput kopi nya.

"Alhamdulillah lancar, ayah  gak perlu khawatir"

"Syukur lah kalau begitu,kalo kamu gimana butik nya?"

"Hampir rugi aku kemaren, untung pekerja nya pinter, jadi customer gak gampang nipu"

Love in Silence Keinara & Rishad [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang