Selamat Membaca!
.
.
.
.
.Senin pagi dikediaman Atmadja dipenuhi oleh kebisingan para anak-anak yang mencari barang yang ingin dipakai tapi tidak ketemu. Namun ada satu diantara mereka yang tidak terusik dalam tidurnya. Siapa lagi kalau bukan...
"Revan bangun udah pagi.." ucap lembut sang mama.
"Izin aja aku masih ngantuk, ga mau sekolah.." rengeknya lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
"Ga ada ga ada.. Mama panggilin papa kalo kamu gak mau bangun," ancam Kinal sambil menarik selimutnya.
"Iihh mama tuh ngancem mulu.." kesalnya, kemudian bangun dan masuk kamar mandi. "Maa~..." panggilnya hanya menongolkan kepalanya saja.
"Astagfirullah apasih Rev? Bikin jantungan aja.." pekik Kinal mengelus dada.
"Hehhe, mandiin dong.. Aku masih ngantuk, hoaamm.." ucapnya sembari menguap.
"Kamu kan cowo sekarang," balas Kinal geleng-geleng. Ada-ada saja pikirnya.
"Yah! Ga mau sekolah kalo gak ada yang mandiin.." ucapnya cemberut lalu keluar dari lagi.
Kinal memutar bola matanya malas. Ternyata masih sama, ia pikir kebiasaan aneh itu sudah hilang semenjak tukar tubuh. Ia pun keluar kamar, menarik nafasnya dalam lalu...
"MAS, REVAN MINTA DIMANDIIN TUH..!" teriak Kinal, hingga membuat seisi mansion menutup telinga.
"Ck, ga usah teriak-teriak.." gerutu Vernon yang baru datang lalu masuk ke kamar.
"Soalnya kamu suka budeg, hehe..." jawab Kinal tertawa.
Vernon mendelik tak suka pada ucapan istrinya yang kelewat benar. Kemudian menarik Revan masuk ke kamar mandi. Memandikan putra bungsunya yang masih asik tidur. Setelahnya, Vernon juga memakaikan seragam yang telah disiapkan oleh sang istri. Selesai bersiap, Vernon menggendong bayi besarnya turun untuk sarapan bersama.
"Rev makan dulu.." ucap Mira menyodorkan sepiring nasi beserta lauknya.
"Hm.. Eh pa, tubuh Reva dimakamkan dimana?" ucap Revan tersentak kaget.
Tiba-tiba rasa kantuknya hilang. Dia mendapatkan perasaan yang tidak enak, seperti ada sesuatu yang tertinggal. Dan harus segera diambil sebelum di salah gunakan oleh orang lain.
"Kenapa?" tanya Vernon sembari menyuapkan nasi kedalam mulutnya.
"Cincin yang berkilau itu dimana?" tanyanya balik, berharap ada diantara mereka.
"Yang dari Mimo kan, nih papa simpen kok," jawab Vernon merogoh sakunya dan memberikan cincin itu ditangan anaknya.
Revan melihat segala sisi cincin tersebut. Dia mencari sesuatu yang tersembunyi, namun tidak menemukannya. Berarti ini bukan cincin yang asli. Kemudian dia menatap Vernon sembari menggelengkan kepalanya. Revan beranjak dari tempat duduknya duduk disamping Kinal lalu menyerahkan cincin itu padanya.
"Ini cuma duplikat yang kita buat, yang asli ada inisial nama Reva," ucap Kinal setenang mungkin, setelah memperhatikan setiap detail cincinnya.
"Tapi Rev, hanya ada cincin itu disekitaran lo jatuh," sahut Raisha, karena dialah yang menemukannya.
"Kalo pun ada, pasti sekarang udah diambil orang," timpakan Zean.
"Mama ini gimana?" rengeknya panik.
"Makanya tenang dulu, nanti kita cari lagi. Okey.." jawab Kinal menenangkan putranya.
"Kamu sarapan dulu sayang, bentar lagi bel. Kalian kan masih harus sekolah. Nanti bunda sama ayah ikut cari cincin itu.." ujar Shani lalu menyuapi Revan makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Girl to Boy
Teen FictionReva Fidela Az-Zahra cwe cantik yang memiliki sifat ceria dan juga penyayang, memiliki 2 sahabat yang selalu ada untuknya, dia juga selalu menjadi juara balapan yang sering di adakan namun semua hilang begitu saja di saat dia harus mati karena kesel...