TGtB (08)

1.2K 157 15
                                    

Selamat Membaca!
¡
!

¡
!

Setelah mandi dan bersiap, Revan turun dengan pakaian yang sudah rapi serta wangi. Berjalan santai sambil bersenandung kecil. Ia menyalami semua orang tanpa mereka tau mau pergi kemana.

"Mau kemana sih?" tanya Kinal heran.

"Beli makan. Didepan sana ada tukang sate mau makan disana, kalian pada nitip gak nih?" ucap Revan.

"Lah katanya mau ke tempat itu.." ucap Raisha yang enggak tau namanya apa.

"Itu kan bisa besok, kalau besok gak bisa berarti besoknya lagi dan seterusnya," ucap Revan cengengesan.

"Yaudah aku berangkat, nanti aku bungkusin buat kalian semua," ucapnya berlari ke garasi, tetapi ia balik lagi kedalam sembari menepuk jidatnya.

"Kenapa lagi?" tanya Zean.

"Duitnya ketinggalan, bunda minta uang dong," ucap Revan menengadahkan tangannya.

"Segini cukup nggak?" tanya Shani memberikan lima lembar warna merah.

"Kelebihan ini mah, bye bye semua jan kangen," serunya kembali ke garasi.

"Ajaib betul abang gue," batin Chris tertawa.

Revan menggoes sepedanya dengan santai sambil menikmati terpaan angin yang mengenai wajah tampannya. Rambut yang semula rapi kini berantakan namun tidak membuat ketampanannya berkurang malah bertambah.

Namun itu tak bertahan lama, karena ada seseorang yang membuatnya berhenti mendadak. Mau tak mau ia harus menepikan sepedanya.

"Apaan?" tanya Revan.

"Tolongin, gue dikejar preman," jawabnya.

"Terus apa hubungannya sama gue?" tanya Revan santai, tapi malah rambutnya dijambak.

"Anjirr sakit elahh lepasin begoo," ucap Revan.

"Udah ayo cepet" lanjutnya menarik cwe itu bersembunyi di gang pertokoan yang sempit.

"Diam," ucap Revan memojokkannya seperti sedang berciuman.

"Ini cwo cakep juga," batin si cwe.

Hingga suara langkah kaki mendekat, mereka semakin merapatkan tubuhnya agar tidak ketahuan. "Cih anak jaman sekarang," ucap seseorang yang mengejar cwe ini sembari meludah kesamping. Dia berlari menjauh meninggalkan mereka.

Dirasa sudah menjauh Revan dan cwe itu saling menjauhkan diri mereka. Keluar dari persembunyian dan membantu merapikan pakaian si cwe yang sedikit berantakan karena habis berlari dan itu malah membuatnya agak salah tingkah.

"Gue cabut," ucap Revan berbalik dan melangkahkan kaki namun ujung jaketnya ditarik.

"Apalagi?" tanya Revan yang masih cukup sabar menghadapi cwe ini.

"Gue takut bisa tolong anterin gue pulang?" tanyanya membuat Revan menghela nafas.

"Gak bisa, gue mau cari makan," ucap Revan.

"Yaudah gue ikut," ucap si cwe.

"Ngapain? Mending lo balik sono," ucap Revan.

"Ihh gue ikutt," rengeknya sambil menarik jaket Revan.

"Eh bentar, lo bukannya cwe yang lagi dideketin sama si Vion kan?" tanya Revan.

"Iya gue Chika," jawabnya.

"Ya Tuhan bisa-bisanya gue lupa ingatan sampe lo yang satu sekolahan aja gue lupain," ucap Revan.

"Ihh Rev anterin gue," ucap Chika yang masih saja menarik jaketnya.

Transmigrasi Girl to BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang