_OBSESI_
Kembali lagi pada rutinitas biasa, Marsha akan bekerja kembali shoting dan melakukan beberapa pemotretan iklan. Waktu yang dia ambil untuk liburan sudah berakhir tiga hari yang lalu. Dan dia merasakan liburan kemarin lebih menyenangkan, entah bagaimana bisa. Apa karena dia sekarang mulai dekat dengan Zeran? Marsha pun ragu untuk mengakuinya.
Ngomong-ngomong soal Zeran, kalian jangan terkejut jika nanti akan melihat kalau hari ini mereka akan makan siang bersama. Bagaimana bisa? Entah saya juga tidak tau, yang pasti semalam mereka bertukar pesan dan berakhir dari Marsha yang entah kesambet apaan bisa mengetik pesan menawarkan untuk makan siang bersama. Sebenarnya Marsha agak menyesal dan malu akan menarik pesan itu, tapi keburu dibaca oleh Zeran dan berakhirlah mereka akan makan siang bersama hari ini.
Kini Marsha baru saja menyelesaikan shotingnya dan akan dilanjutkan sore nanti. Sekarang dia akan berganti baju dan bersiap untuk pergi, karena jam juga sudah akan menunjukkan jam makan siang. Namun, selesai berganti baju dia terus saja berdebat dengan Ashel yang menjadi managernya itu, perdebatan terjadi sebab Ashel tidak mengizinkan Marsha jika keluar sendiri dan itu juga akan bertemu dengan Zeran yanh notabenya adalah laki-laki. Jika ada wartawan yang tau pasti akan muncul berita heboh dan hidup Marsha tak akan bisa tenang senab mereka pasti akan terus mencarinya untuk dimintai keterangan. Biasa gosip terbaru.
"Pokoknya ya gue ga akan biarin lo pergi sendiri," putus Ashel seperti tak bisa diganggu gugat lagi. Marsha berdecak karena terus mendapat penolakan dari Ashel. "Sekali doang Shel, lagi pula gue bakal hati-hati juga. Ga akan ada yang tau. Kita juga udah pesen tempat private yang pasti aman, ga akan ada wartawan yang tau," jelas Marsha lagi.
"Gini aja deh, lo boleh pergi, tapi gue harus ikut. Biar gue bisa jagain lo juga dan pastinya akan lebih aman," jelas Ashel memberi penawaran. Namun, Marsha nampak tak puas akan itu, dia hanya ingin makan berdua dengan Zeran, tapi mengapa sesusah ini?
"Shel ayolah, gue gapapa sendiri. Gue janji ga akan muncul berita nantinya," kata Marsha. Ashel menatap artisnya penuh selidik dan merasa heran karena baru kali ini Marsha bersikeras ingin pergi sendiri, apalagi ini bersama Lelaki. "Bentar deh lo kenapa pengen banget pergi sendiri dan katanya lo mau pergi sama Zeran... lo punya hubungan ya sama Zeran?!" tebak Ashel, dia sengaja mendekatkan diri sedikit mengintimidasi Marsha agar mau menjawab. Untung saja mereka berada di dalam mobil, jadi tak akan ada yang tau apa yang mereka bicarakan.
"Eh, m-mana ada! Gue enggak ada hubungan ya sama cowo nyebelin itu!" jawa Marsha, tapi entah mengapa dia tergagap sekarang. Hal itu membuat Ashel menjadi tambah menaruh curiga. "Lo bohong ya?" tuding Ashel.
"Beneran! Gue cuma... cuma temenan sama dia. Kata lo jangan terlalu lama kesel sama orang, jadi ya sekarang gue temenan sama Zeran," kata Marsha memberi alasan.
"Masa sih?" Ashel masih merasa tak yakin akan penjelasan dari Marsha.
"Terserah lo deh!" elak Marsha dan lebih memilih maminkan ponselnya membalas pesan Zeran yang katanya akan segera menyelesaikan pekerjaan dan segera pergi ke tempat yang sudah mereka janjikan. Sesekali tanpa sadar Marsha tersenyum saat membalas pesan dari Zeran, tak tau saja Ashel masih memperhatikan gerak-geriknya. Dan Ashel semakin yakin kalau ada yang aneh dari Artisnya itu.
"Keputusan akhir gue bakalan ikut atau lo ga boleh pergi makan siang bareng Zeran," celetuk Ashel yang membuat Marsha memutuskan pandangan dari ponsel. Dia menatap Ashel dengan perasaan kesal, tapi akhirnya dia menyetujui dengan berat hati. Dari pada makan siang ini batalkan? Malahan tidak enak.
"Oke oke! Tapi gue ga mau nanti lo ganggu saat di sana nanti," pinta Marsha.
"Ganggu? Emang kalian mau ngapain aja sih? Cuma makan doang kan?" heran Ashel, bisa-bisanya Marsha berpikir kalau dia akan mengganggunya nanti.
"I-iya, tapi jangan ganggu waktu makan maksudnya. Jangan cerewet!" Ashel semakin bingung dengan perkataan Marsha yang semakin tak jelas. Apalagi gelagat Marsha yang nampak gugup sekarang.
"Iya gue ga akan ganggu kalian. Puas?!"
_OBSESI_
Marsha dan Ashel berhasil sampai di restaurant tempat dimana bersama Zeran akan bertemu. Zeran akan datang sedikit terlambat karena jalanan sedikit macet, jadi dia menyerahkan pesanan makan pada Marsha saja, biar nanti saat tiba mereka bisa langsung makan. Marsha juga sudah memberi tau Zeran kalau Ashel ikut dalam makan siang ini dan respon Zeran tak masalah tentang itu. Namun, Marsha masih saja nampak kesal.
"Udah sampai mana si Zeran?" tanya Ashel memecah keheningan.
"Bentar lagi sampai. Kenapa tanya-tanya?" sens Marsha.
"Ya Tuhan cuma tanya doang, sensi banget sih Sha?"
"Ya tumben aja," balas Marsha sambil meletakkan ponselnya di atas meja.
"Pengen tau aja si Zeran udah sampai mana, kalau masih jauh gue kan bisa dandan dulu biar cantik. Siapa tau nanti Zeran jadi kecantol sama gue? Kan cocok tuh seorang fotografer jadian sama seorang manager artis awv...." Ashel jadi malu sendiri membayangkan kalau dia nanti menjadi pasangan Zeran. Ashel bukannya memiliki perasaan pada Zeran hanya saja merasa kagum, tapi kalau si Zeran mau Ashel tentu tidak akan menolak.
"Cih kayak si Zeran mau aja sama elo. Jangan terlalu pede dulu, elo bukan tipe dia!" Celetuk Marsha seakan menjatuhkan semua imajinasi Ashel.
"Jangan jujur-jujur dong kalau ngomong. Lagi pula ga ada yang tau kalau nanti di masa depan dia jadi jodoh gue," balas Ashel.
"Diem deh lo! Berisik!" Marsha mengalihkan pandangan merasa kesal.
Yang ditunggu akhirnya sampai, Zeran dengan rambut sedikit berantakan bergabung duduk di hadapan mereka. "Maaf ya kalau lama, jalanan macet banget," kata Zeran sembari merapikan rambutnya.
"Enggak papa, kita juga baru sampai. Makanan udah gue pesenin," jelas Marsha.
"Makasih Sha," ucap Zeran, lalu dia menatap Ashel memberikan senyuman ramah yang dibalas senyuman malu dari Ashel. Lagi pula siapa yang tak malu disenyumin sama orang cakep? Marsha yang melihat itu merasa panas tiba-tiba dengan sengaja dia menggerakkan tangannya di depan wajah Ashel.
"Apaan sih Sha?" heran Ashel.
"Ada nyamuk," ucap Marsha dan menghentikan gerakan tangannya.
Makanan yang dipesanpun akhirnya tiba, sekarang sudah terhidang rapi di hadapan dan siap untuk disantap. "Selamat makan," ucap Zeran mengawali. Mereka mulai memakan makanan mereka masing-masing. Untuk menghindari keheningan yang terjadi, Zeran memulai percakapan. "Shoting kamu masih lama selesainya Sha?"
"Bulan depan udah selesai sih," jawab Marsha.
"Marsha bukan pemeran utama Ze, jadi dia ga dapat jatah shoting lama," sahut Ashel ikut menjawabi.
"Oh gitu. Denger-denger Kathrin juga satu film ya sama Marsha?" celetuk Zeran saat mengingat dia sempat tak sengaja membaca berita.
"Iya dia—" Belum selesai Ashel menjawab Marsha dengan menggebu memotongnya, "Kok lo tau?! Lo suka ya sama dia?!"
Zeran yang mendengar itu sontak menghentikan sendoknya yang hendak masuk ke dalam mulut."Lah kenapa tiba-tiba lo berasumsi kayak gitu?" heran Ashel. Menyadari itu Marsha menjadi gugup sekarang. Benar juga, mengapa dirinya jadi kesal? Bukankah itu hak Zeran juga kalau memang Zeran suka dengan Kathrin atau ada hal lain juga tidak ada urusannya dengan Marsha. "E-enggak gitu, gue cuma tanya doang. Emang salah?" Marsha menetralkan nada suaranya agar tak terdengar gugup, untuk menutupi itu dia meminum minumannya.
"Jadi gini aku ga sengaja baca berita tadi," sahut Zeran menjelaskan.
"Tuh Sha denger, dia ga sengaja baca. Bukan karna suka, jadi ga usah cemburu lagi," goda Ashel di akhir. Marsha berdecak lalu memukul paha Ashel dibawah, berbicara lewat mata agar Ashel tidak macam-macam saat berkata.
Minta hospot kakak buat up, perjuangan nih kalau ga rame males banget.
Dah gitu aja maap buat typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI
FanfictionSeorang Model sekaligus Artis yang terobsesi pada seorang Fotografer. Dengan ide gila agar bisa memiliki Fotografer itu, sang Artis menyekapnya entah sampai kapan. Start : 6 Oktober 2024 End :