_OBSESI_
Hari berganti, Marsha baru saja selesai mandi setelah dirinya melakukan olahraga ringan di pagi hari. Dia menghampiri Ashel yang asik dengan mangkuk yang dipegang. "Lo makan apa Shel?" tanya Marsha, sambil mengusap rambutnya yang basah dengan handuk.
"Bubur putih barusan gue beli. Masih ada satu di dapur kalau lo mau," jelas Ashel. Marsha mengangguk saja menaggapi. Tak lama bel rumah berbunyi, mereka berdua beradu pandang dengan bingung. Siapa yang berkunjung pagi-pagi seperti ini? Perasaan dari keduanya tak ada memiliki janji dengan siapa pun. "Sha coba lo bukain, gue masih makan," pinta Ashel. Ga enak dong kalau lagi makan harus diputus.
Menuruti itu, Marsha berdiri dan berjalan ke pintu depan untuk mengecek siapa yang berkunjung. "Siapa sih pagi-pagi ke sini?" Monolognya. Tangannya terayun membuka pintu, sesaat kemudian Marsha mematung melihat pemandangan di depannya.
"Hai," sapa pelaku yang berkunjung pagi-pagi dan lihatlah senyuman lebar yang ditampilkan itu. "Zeran?! Lo ngapain bawa pohon pisang ke sini?!" tanya Marsha terkejut-kejut melihat Zeran di depan pintu dengan menggendong pohon pisang sekligus buahnya yang masih tergantung di pohon.
"Saya ke sini mau minta maaf ke kamu soal perkataan saya kemarin ke kamu yang kurang sopan, sekaligus soal semalam yang tentant martabak. Saya enggak tau kalau ternyata kamu alergi kacang, niat saya cuma mau minta maaf. Terus kata Ashel kamu suka sama pisang, jadi biar lebih ber-effort saya bawain pisang sepohonnya aja sebagai tanda permintaan maaf saya ke kamu. Saya minta maaf ya soal kesalahan saya, tolong maafin saya dan jangan laporin ke polisi," ungkap Zeran kali ini benar-benar tulus dari dalam hati.
"Ha? Lapor polisi?" heran Marsha.
"Iya kata Aldo, kamu bisa aja lapor ke polisi kalau ga terima soal perkataan saya kemarin. Saya ga mau masuk penjara, jadi tolong maafin saya ya?" ungkap Zeran lagi. Marsha menutup mulutnya berusaha menahan tawa, tapi tak bisa. Dia tertawa sekarang. Melihat ekspresi wajah Zeran dan juga penjelasan dari Zeran membuatnya tertawa, seakan itu adalah hal lucu.
"Lucu banget sih lo," celetuk Marsha di sela tawanya.
"Kamu maafin saya kan?" tanya Zeran lagi.
"Iya gue maafin. Lagian gue ga nganggep hal kemarin itu serius kok. Sebenernya lo ga perlu repot-repot bawa pisang sepohonnya segala," ungkap Marsha dengan suara yang lebih santai dan enak untuk di dengar.
"Gapapa, saya ga keberatan kok. Diterimakan pisangnya?"
"Iya untuk pisangnya. Untuk pohonnya... gue apain pohonnya njir, buat mainan?"
"Kalau kamu bisa ya enggak papa," sahut Zeran
"Hadeeh enggak deh. Ntar singkirin aja pohonnya, makasih ya buat effort lo," ungkap Marsha disertai senyumannya. Kali ini dia tulus memberi senyum itu. Tak menyangka seorang Zeran yang menurutnya menyebalkan ternyata bisa melakukan hal unik dan membuat hatinya cukup tersentuh seperti ini.
"Astagaa apa-apaan ini?" celetuk Ashel yang muncul dari balik tubuh Marsha. "Lo ngapain bawa pohon pisang Ze?" tanya Ashel.
"Kata lo semalam kan Marsha suka pohon pisang, jadi nih gua cariin pisang. Gua dapet dari kebun penjaga Villa," jelas Zeran. Mendengar itu Ashel tertawa, tak menyangka kalay Zeran akan benar-benar mencarikan buah pisang bahkan sepohonnya. Padahalkan dia bisa beli, itu lebih mudah daripada seperti ini?
"Ya enggak sepohonnya juga kali Zee. Enggak sekalian aja sepocong-pocong penghuni sana lo angkut?" celetuk Ashel. Zeran langsung berdesis meminta Ashel diam. "Jangan ngomong gitu mbak, kata penjaga rawan ngucap nama dia. Takutnya nanti dateng, karena udah jadi kebiasaan yang nyebut namanya langsung muncul," ungkap Zeran. Ashel dan Marsha langsung menampilkan wajag tak percaya, tapi takut juga. Padahal tanpa mereka ketahui, Zeran berbohong atas penjelasan itu. Iseng aja sih.
"Punya mulut tuh dijaga," ucap Ashel menutupi rasa takutnya.
Siapa sangka setelah hal yang Zeran lakukan memberikan buah piasang sepohonnya membuat Zeran dan Marsha menjadi lebih dekat. Tak ada lagi kejudesan yang Marsha tunjukkan saat berhadapan dengan Zeran dan tak ada lagi kata-kata kasar yang keluar. Mereka menjadi teman dekat saling berbagi cerita dan saling membantu jika membutuhkan.
Seperti hal pertama interaksi mereka setelah semua membaik adalah Marsha yang menemani Zeran bekerja, padahal niat awal Marsha ke sini kan untuk berlibur, tapi sekarang dia malahan nyasar ikut Zeran kerja. Ya meskipun di sisi lain dia masih bisa merasakan liburan juga di kebun teh yang menjadi lokasi pemotretan.
"Satu, dua, tiga!" Jepretan terakhir sebelum akhirnya istirahat. Zeran melihat hasil jepretannya yang cukup memuaskan, lalu menunjukkan pada Aldo. "Lo yang milihin ya," kata Zeran sambil menyerahkan kamera pada Aldo lalu dirinya menghampiri Marsha yang duduk di bawah pohon bersama Ashel.
"Kenapa kalian ga jalan-jalan aja?" tanya Zeran yang mengambil duduk di sebelah Marsha.
"Sebenernya sih pengen, tapi nih manusia satu susah banget diajak. Alesannya cape padahal dari tadi cuma duduk," gerutu Ashel.
"Panas Shel," ucap Marsha.
"Panas darimananya? Ini tu cuaca cerah, apa perlu gua payungin sepanjang jalan?" sahut Ashel yang heran.
"Ah berisik lo," elak Marsha sambil menutup ponselnya yang sedari tadi dia mainkan. "Cape ya?" tanya Marsha pada Zeran yang terdengar perhatian. Ashel menjadi bergidik sendiri mendengar nada perhatian dari Marsha. Di sisi lain dia juga heran dengan perubahan tuba-tiba yang Marsha tunjukkan.
"Enggak kok, udah biasa juga," jawab Zeran.
"Masih lama?" tanya Marsha lagi.
"Lumayan. Kalian kalau bosen bisa pulang atau keliling aja. Lagian kan kalian ke sini mau liburan, malah sekarang jadi nemenin gua kerja," kata Zeran.
"Tau tuh Marsha," celetuk Ashel.
"Diem deh lo! Jangan sampai lo, gue lempar ke tengah kebun teh sana biar jadi temen para ulet teh," ancam Marsha. Dia tau kalau manager sekaligus temannya itu sangat takut dengan yang namanya ulat. "Amit-amit Sha," ucap Ashel yang geli membayangkan seekor Ulat.
Anjayy mulai deket nih...
Dah maap buat typo.
![](https://img.wattpad.com/cover/342577183-288-k164767.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
OBSESI [END]
FanfictionSeorang Model sekaligus Artis yang terobsesi pada seorang Fotografer. Dengan ide gila agar bisa memiliki Fotografer itu, sang Artis menyekapnya entah sampai kapan. Start : 6 Oktober 2024 End : 29 Januari 2025