3

774 166 12
                                    

_OBSESI_

Pemotretan telah selesai dilaksanakan, Zeran dengan segera pun merapikan barang-barangnya untuk segera pergi dari tempat ini. Karena hawa tempat ini tiba-tiba terasa horor, entah memang gedungnya yang terasa horor atau karena seorang perempuan yang berdiri di dekat pintu keluar tengah melayangkan tatapan tajam padanya.

"Sha ayo pulang," kata Ashel pads Marsha yang berdiri dekat pintu keluar. "Bantu bawain tas dong, ini kan punya lo," pinta Ashel.

"Gue kan artis dan lo manager, jadi udah tugas lo," kata Marsha yang bermaksud menolak, lalu dia berjalan lebih dulu. Ashel mendengus kesal dan berjalan mengikuti artisnya.

Zeran menghela napas lega saat tau Marsha yang sedari tadi menatapnya di pintu sudah pergi. Dia pun reflek mengusap dadanya. "Ngeri banget tuh cewe. Rasanya nyesel ketemu dia semalem," monolog Zeran.

Sementara di parkiran Ashel sedari tadi mencoba menyalakan mobilnya, tapi tak kunjung berhasil. "Bisa ga sih Shel mobil lo? Keburu hujan nih," tanya Marsha.

"Kagak tau, daritadi ga mau nyala nih," jawab Ashel.

"Bensinnya abis kali."

"Ga mungkin orang tadi pagi udah gue isi kok."

"Terus kenapa?"

"Kagak tau Sha. Bentar deh coba gue cek." Ashel melepaskan kembali sabuk pengamannya dan keluar dari mobil. Dia berjalan ke depan dan membuka kap mobil dan melihat banyaknya mobil yang sama sekali tak dia kenali.

"Emangnya lo paham sama beginian Shel?" tanya Marsha yang ikut turun dan berdiri di samping Ashel.

"Kagak," jawab Ashel.

"Terus lu ngapain pakek buka kap mobil segala?"

"Suka-suka gue dong, orang mobil-mobil gue," jawab Ashel.

Tap tap tap~

Langkah kaki Zeran menuju parkiran setelah semua pekerjaannya selesai. Namun, seketika langkahnya berhenti saat melihat keberadaan Ashel dan Marsha yang berdiri di depan mobil. Sialnya lagi mobil Zeran berada tepat di sebelah mobil Ashel.

"Duh ketemu lagi," celetuk Zeran. Terlihat Ashel tengah kesusahan dengan mobilnya itu, seketika Zeran menjadi ragu apa dirinya harus menghampiri mereka atau memilih cuek dan masuk ke dalam mobilnya. Nemun, jika dipikir sangat tidak sopan jika bersikap cuek, karena mereka saja baru saja bekerja sama. "Hadeehh, mau ga mau ini mah," desah Zeran.

Dia berjalan menghampiri kedua perempuan yang masih berdiri di depan mobil itu. "Kenapa sama mobilnya Mbak Ashel?" tanya Zeran. Untung saja mereka sudah sempat berkenalan.

"Gatau Zee, tiba-tiba ga mau nyala. Padahal tadi pagi masih baik-baik aja," jawab Ashel.

"Duh, saya juga ga paham soal mobil. Lebih baik panggil bengkel aja mbak."

"Buruan Shel, gue udah cape banget nih," ucap Marsha.

"Sabar dong ah. Lagian kalau nunggu tukang bengkel, kita juga ga akan bisa langsung pulang kali Sha. Harus nunggu dulu," jawab Ashel.

"Mau bareng sama saya aja?" tawar Zeran. Sebagai seseorang yang baik hati dan suka menolog, tak salah kan jika Zeran menawarkan diri kepada orang yang butuh pertolongan.

"Ide bagus. Mendingan lo bareng sama Zeran aja Sha, gue mau nungguin sampai tukan bengkelnya sampe sini," kata Ashel. Mendengar itu Zeran tersentak, padahal niatnya tawaran itu berlaku untuk keduanya, tapi si Ashel malah hanya meminta Marsha yang ikut dengannya.

"Mbak Ashel bisa ikut saya aja sekalian," kata Zeran, sebenarnya dia tak bisa kalau berduaan dengan Marsha yang mempunyai tatapan menyeramkan baginya.

"Duh ga bisa. Mobil ini punya saya satu-satunya. Kalau hilang kan berabe, masih nyicil nih," jelas Ashel.

OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang