10

2.2K 266 16
                                    

_OBSESI_

Mata Marsha naik turun menatap penuh selidik pada Kathrina yang tengah bercanda dengan artis lain. Hari sudah berganti, Kathrin telah tiba semalam di lokasi shoting yang sama dengan Marsha. Kedatangan Kathrin justru membuat perasaan Marsha tak karuan. Seperti kesal, tapi mengapa dirinya harus kesal? Apa karena hal yang sama, yaitu foto Zeran? Hey bukankah itu hal Kathrin jika ingin memosting sesuatu? Mengapa Marsha harus sewot?

"Heh Sha! Ngapain lo liatin Kathrin kayak gitu? Ada masalah?" tegur Ashel yang mematahkan tatapan penuh selidik dari Marsha.

"Ha? Enggak papa. Gue punya mata jadi terserah gue kalau mau liatin dia," jawab Marsha.

"Tapi lo liatinnya kayak ada sesuatu. Lo punya masalah ya sama dia?" tanya Ashel yang sekarang mengintrogasi artisnya. Dia tak mau kalau artisnya punya masalah dengan orang lain, dia akan meminimalisir hal itu agar karir Marsha tetap aman.

"Enggak Ashel. Apalah orang enggak ada apa-apa. Lebay lo," balas Marsha. Dia kembali membaca bagian naskahnya yang sebentar lagi akan dimulai shot dengan Kathrin.

"Yaudah. Tapi inget Sha, kalau lo ada masalah langsung bilang ke gue. Gue ga mau ya lo ada masalah sama orang lain, inget itu," peringat Ashel. Dia berkacak pinggang dengan wajah gerang sudah mirip seperti Mama Marsha yang mengomel pada anaknya.

Marsha memutar mata malas dan mengangguk menanggapi perkataan Ashel. Marsha mencoba fokus pada lembaran kertas yang dia pegang, tapi suara sayup-sayup dari ujung sana, yaitu tempat Kathrin berada membuat fokus Marsha sulit didapatkan.

"Eh eh gimana tuh hubungan lo sama fotografer ganteng itu? Udah jadian belum?"

"Hahaha apa sih kok tiba-tiba bahas dia," sahut Kathrin malu-malu.

"Abisnya kalian kayaknya lucu. Gue pernah liat video dari fans yang lewat di beranda, tentang interaksi kalian pas pemotretan. Lucu banget tau. Dan kayaknya dia cocok sama lo, Tin. Semoga aja dia berhasil menghilangkan status jomblo lo saat ini."

"Ah lo bisa aja. Ya semoga aja sih, semoga dia peka," ungkap Kathrin penuh harap.

"Kalau lo ga sabar pakek cara cegil aja Tin hahaha..."

"Sedang berusaha. Gue yakin sih kalau dia akhirnya jadi pacar gue. Nanti gue traktir kalian kalau beneran jadian," kata Kathrin.

Mendengar mereka tengah membicarakan topik tentang Zeran, perasaan aneh kembali Marsha rasakan. Melampiaskan rasa panas yang menggondok di hati, Marsha meremas kertas naskahnya hingga pinggiran kertas menjadi lecek. Dia kembali menatap Kathrin dengan tak suka. Lo kira Zeran mau sama lo? Lagipula dia ga boleh pacaran sama siapa pun. Karna dia harus tanggung jawab udah ambil first kiss gue! Batin Marsha dalam hati.

Plak!

Marsha tersentak saat bahunya ditabok Ashel. "Tuhkan lo liatin Kathrin gitu lagi. Sumpah Sha, kalau ada masalah cerita." Ashel kembali mendesak agar Marsha cerita, karena dipikirnya pasti ada masalah di antara Kathrin dan Marsha.

"Enggak ada Shel. Gue cuma mencoba mendalami peran. Kan nanti adegannya gue bakal berantem sama dia," jawab Marsha mencoba dengan alasan masuk akal agar Ashel tak lagi bertanya.

"Seriusan kan Sha?" tanya Ashel sekali lagi memastikan.

"Iya Ashel managerku yang cantik ga ada duanya," jawab Marsha. Namun, setelahnya Marsha merutuki dirinya sendiri karena telah berpikir harus meminta pertanggung jawaban pada Zeran. Padahalkan dirinya saja merasa kesal kalau harus berhadapan dengan Zeran. Sepertinya Marsha butuh liburan agar dia tak lagi terpikir oleh Zeran.

"Action!"

"Heh lo jangan gatel jadi cewe! Romeo itu pacar gue, ga seharusnya lo deketin pacar gue!" kata Marsha sesuai dengan naskah yang dia perankan.

"Pacar? Emangnya kalian udah resmi jadian? Gue denger-denger kamerin Romeo lo tolak kok sekarang ngaku-ngaku sih?" Balas Kathrin yang juga berhasil mendalami perannya. Saking mendalaminya Marsha jadi terpancing sungguhan.

"Gausah sok tau! Romeo pacar gue! Jangan deketin dia, awas aja kalau lo berani deketin dia!"

"Selagi Romeo ga mempermasalahin itu, gue tetep bakal deketin Romeo. Lagi pula lo sekarang cuma ngaku-ngakukan!"

"Ngeselin ya lo!" Reflek Marsha menjambak rambut Kathrin. Padahal itu tidak sesuai dengan naskah. Tidak ada adegan jambak-jambakan di dalam naskah, tapi Marsha malah menjambak rambut Kathrin karena merasa kesal sungguhan.

Kathrin memekik kesakitan karena jambakan yang Marsha lakukan, reflek Kathrin ikut menjambak rambut Marsha, jadilah mereka jambak-jambakan tanpa sebab yang jelas sekarang. Shoting pun langsung dihentikan, para kru dan juga Ashel langsung memisahkan mereka sebelum keduanya menjadi botak.

"Marsha Sadar! Jangan kesurupan di sini dong, malu!" pisah Ashel. Dia menggeret artisnya sedikit menjauh dari Kathrin.

"Kenapa kalian jadi bertengkar sungguhan? Itu juga ga ada di scrip!" kata Sutradara yang merasa heran.

"Dia duluan tiba-tiba jambak aku, sakit nih," adu Kathrin sambil mengusap kepalanya yang kini terasa panas. Untung saja rambutnya tidak rontok.

"Marsha ada apa?" tanya Sutradara pada Marsha.

"M-maaf, aku kebawa suasana aja," jawab Marsha. Padahal aslinya yang dia rasakan saat memerankan peran tadi adalah Romeo sebagai Zeran yang tengah diperebutkan Kathrin. Dia jelas tidak terima. Namun, di sisi lain dia menjadi bingung, mengapa harus tidak terima?! Apa betulan dia suka dengan Zeran?

Hei! Yang benar saja, mereka bahkan bertemu hanya beberapa kali masih bisa dihitung jari. Masa iya rasa suka muncul secepat itu? Marsha tentu menampik asumsi ini. Akan tetapi pikiran Marsha terus saja dihantui pemilik nama Zeran yang datang tak diundang pergi pun tak diantar, tapi meninggalkan sebuah peristiwa yang menyebalkan.

"Oke kita rehat sebentar ya. Marsha tenangin diri kamu," kata Sutradara. Marsha mengangguk menanggapi. Kemudian Ashel menyenggol lengan Marsha mengkode agar Marsha meminta maaf pada Kathrin.

"Maaf gue ga sengaja," ucap Marsha. Kathrin menganggukkan kepala, meskipun dia sekarang merasa kesal karena kejadian ini.













Poor Kathrin, untung ga botak.

Dah maap buat typo.

OBSESI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang