17

786 279 13
                                    

_OBSESI_

Akhirnya pekerjaan Marsha hari ini sudah selesai. Dia dengan tubuh yang terasa lelah memasuki rumahnya sendiri sambil memijit pelan lehernya yang terasa pegal. Di rumah ini dia hanya sendiri, tak ada pembantu atau penjaga rumah, dia benar-benar sendiri. Marsha sebenarnya adalah perempuan yang suka akan suasana sepi, menurutnya itu adalah ketenangan.

Marsha langsung masuk ke dalam kamarnya, menyambar handuk untuk segera mandi. Dia ingin segera beristirahat dengan tenang tanpa gangguan apa pun. Setelah mandi dia kembali turun pergi ke dapur untuk membuat coklat hangat. Malam ini cukup dingin, coklat hangat sangat cocok untuk menemani waktu istirahat Marsha.

Marsha membawa coklat hangatnya ke ruang tengah, dia duduk di sofa meraih ramot TV dan menyalakan TV, keheningan langsung terisi oleh suara TV. Sesekali Marsha menyesap coklat hangatnya dengan mata yang terfokus pada serial TV. Hingga dering ponsel membuyarkan semuanya. Marsha menghela napas pelan, meletakkan cangkir di atas meja, beralih mengambil ponselnya yang mendapat pangilan dari Ashel. Dengan malas Marsha mengangkatnya.

"Apa lagi sih Shel? Lo ga bisa ya biarin gue istirahat sebentar?" kesal Marsha.

"Lo lagi istirahat sekarang? Bagus deh, gue cuma mau ingetin jangan tidur terlalu larut besok lo masih ada jadwal pagi—"

"Iya gue tau Ashel! Gue inget! Stop ganggu gue, gue mau istirahat," potong Marsha segera, lantas dia mematikan panggilan dan melempar ponselnya ke sisi lain dengan kesal.

Ponselnya kembari berdering, Marsha menggeram kesal karena merasa waktu istirahatnya kini rusak! Marsha meraih lagi ponselnya tanpa melihat siapa yang menelpon dia segera menjawab, "Apa lagi sih?! Udah gue bilang jangan ganggu waktu istiahat gue!" kesal Marsha menggebu-gebu.

"Ah sorry, aku ganggu waktu kamu ya?" Suara lelaki yang Marsha kenal membuat Marsha terbungkam dengan mata yang melotot. Itu Zeran! Marsha melihat nama sang penelpon dan itu benar Zeran. Marsha merutuki dirinya sendiri karena sudah mengomel pada orang yang salah.

"Eh eh, sorry-sorry gue kira tadi Ashel. E-enggak kok, ga ganggu sama sekali," ralat Marsha dengan canggung. Dia memukul pelan kepalanya karena merasa ceroboh.

"Kayaknya aku ganggu, aku matiin aja ya telponnya, selamat istirahat."

"ENGGAK!"

TUT!

Terlambat, panggilan lebih dulu Zeran matikan. Marsha mendesah menyesal dan kembali menelpon Zeran balik berharap diangkat, tapu justru nomor Zeran sudah tidak aktif. Secepat itu?!

"Aishhh bodoh Marsha bodoh! Bodoh!" Marsha merutuki dirinya lagi. "Gimana kalau Zeran ngambek dan ga mau temenan sama gue lagi? Ayolah, kita baru aja deket masa udah asing sih, jangan dong," monolog Marsha.

Dia berusaha mengirimkan pesan maaf pada Zeran menjelaskan kalau tadi hanyalah salah paham. Haruskah Marsha menyalahkan Ashel, karena managernya itulah yang tadinya membuat Marsha kesal. Namun, nomor Zeran masih tetap tidak aktif.

"Ah coba gue kirim pesan lewat sosmed dia aja," pikir Marsha. Tanpa menunggu lagi Marsha langsung mencari akun milik Zeran dan langsung mengikutinya. Pengikut Zeran ternyata cukup banyak dan sejenak Marsha menelusuri kebanyakan perempuan cantik yang mengikuti lelaki menyebalkan itu. "Cih pasti seneng tuh difollow cewe-cewe cantik! Pasti cowo itu berlagak sok ganteng!" Monolog Marsha sambil menscroll postingan Zeran yang tak seberapa itu.

Mengingat niat awalnya Marsha langsung beralih ke room chat dan mengirim pesan, tapi sama saja tidak ada balasan dari Zeran, hal itu entah mengapa membuat Marsha resah. Pikiran Zeran akan marah padanya tiba-tiba memenuhi kepalanya. Seharuanya dia tak segelisah ini kan? Toh mereka hanya teman bukan siapa-siapa, dan juga mereka baru mulai berteman beberapa hari ini, tapi mengapa Marsha merasakan hal yang berbeda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OBSESITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang