16

1.6K 193 21
                                    

Di depan gerbang ibu kota Alea melambaikan tangan pada Jaselyn, disampingnya ada Gorgon yang lengannya di rangkul Jaselyn. Charles di samping kiri Jaselyn tersenyum kecil melihat kepergian mereka.

Ashley dan Jaden menuntun kuda mereka, karena kuda milik Jaden hilang saat penangkapan saat itu Jaselyn dengan senang hati memberikannya kuda baru sebagai permintaan maaf. Ashley juga Jaselyn tawarkan tapi Ashley menolak.

Berada di antara dua pria terbaik yang dirinya kenal Alea berjalan riang di depan mereka. Perjalanan sebelum nya sangat menegangkan, dan kini mereka harus kembali melewati hutan, pegunungan juga sungai. Tidak tau apa yang akan mereka hadapi.

Alea takut dirinya akan kembali menjadi beban di antara mereka, tangan nya mengepal erat begitu memikirkan nya.

"Ini."
Jaden tersenyum kecil memberikan nya 1 buah kering. Alea menerima nya. Begitu buah kering masuk ke dalam mulut nya, sedikit nya membantu suasana hati nya yang semula tidak senang.

"Makasih."

Sebuah kantung tiba-tiba terlempar yang langsung Alea tangkap dengan kaget. Pandangan nya menatap Ashley bingung. Jaden yang melihat nya tersenyum geli.

"Buka dan lihat." Interupsi Jaden.

Alea membuka nya dan pupilnya langsung mengecil.
"Ini...buah kering." Bukan hanya satu, tapi Alea mendapat satu kantung penuh seukuran telapak tangan.

"Ashley, kamu yang terbaik."  Alea antusias tapi Ashley hanya berdehem sebagai tanggapan.

Memakan buah kering dengan senang dan mereka mulai memasuki hutan. Pepohonan yang rindang, suara hewan di sekitar Alea mulai terbiasa. Asal bukan binatang buas, hewan kecil lainnya tidak masalah.

Persediaan makan mereka cukup banyak karena bekal yang di berikan Jaselyn secara gratis, tentu saja sebagai kompensasi lainnya.

Nasi timbel dengan ayam suwir, Alea duduk di bawah pohon melihat aliran sungai di depan nya. Suasana asri yang alami sangat sejuk dan baik bagi kesehatan tubuh nya. Tidak seperti dunia nya yang banyak polusi dimana-mana.

"Ayo." Jaden memanggil nya dan mereka kembali berjalan setelah istirahat sejenak.

"Jika lelah naik kuda saja." Jaden melirik keringat yang membasahi kening Alea.

"Aku tidak..." Tidak mungkin Alea naik kuda sementara Jaden dan Ashley memilih berjalan kaki.

"Baiklah, jika lelah katakan saja."

"Berjalan kaki di pagi hari sebelum matahari naik sangat baik untuk tubuh." Lanjut Jaden.

Alea mengangguk saja mendengar kan. Lalu tatapan nya jatuh pada Ashley yang sedari tadi terdiam.
"Lengan mu tidak papa?".

Ashley melirik lengannya yang terbalut kain putih.
"Hm, membaik."

Alea menghela nafas pelan. Entah hanya perasaan nya atau tidak, sikap Ashley yang sebelumnya terasa sedikit hangat. Tapi setelah masalah selesai dia kembali menjadi sosok dingin seakan tak tersentuh. Meski perhatian kecil nya masih ada seperti memberikan nya buah kering yang banyak, selebihnya sikapnya seperti menjaga jarak.

Setelah matahari naik di atas kepala mereka menunggang kuda, Alea kembali berada dalam lingkup tubuh Jaden. Ashley di belakang nya melirik sekilas dan menjalankan kuda mendahului mereka.
"Cha!"

"Cha!"

Jaden berada satu meter di belakang nya mengikuti. Tatapan Alea menatap punggung Ashley di depan, dahinya mengernyit terlihat sedang berfikir.

"Saat aku tertangkap apakah Ashley masih memperlakukan mu dingin?". Suara Jaden menyapa telinga nya.

"Aku tidak tau. Aku rasa dia sedikit menghangat. Tapi aku juga tidak yakin, dia terlalu dingin untuk di sentuh."

Big Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang