Dua pria lain telah di kalahkan. Alea mendekati gadis yang memeluk lutut dengan tubuh bergetar.
"Kau tidak papa?".
Gadis itu mengangguk.
"Aku Alea, nama mu?".
"Lena."
Alea mengangguk, melihat Ashley dan Jaden menang Alea tersenyum yang di balas senyuman oleh Jaden yang mendekat. Sementara Ashley tampak menjauh.
Ashley melihat seorang pria yang benjol tidak sadarkan diri dengan luka darah di keningnya, dan salah satu batu berukuran telapak tangan dengan noda darah juga tergeletak di samping pria itu.
Dia berbalik dan melihat Alea bersama Jaden.
"Kau tidak apa-apa?"."Bukan masalah, aku dan Ashley bisa menanganinya."
Alea merasa lega.
"Jadi, apa kamu mengalahkan satu penjahat?".
Jaden berjongkok dan melihat kondisi Lena."Hm, itu sangat menegangkan." Jujur Alea.
"Dia baik-baik saja, nama nya Lena. Mungkin dia trauma." Beritahu Alea.
"Ya begitulah. Seperti nya para bandit itu di bayar seseorang untuk melenyapkan nya." Jaden berdiri dan berkacak pinggang.
"Bandit?". Alea mengernyit.
"Bandit gunung."
Alea mengangguk.
"Lalu, haruskah kita mengantarnya pulang?". Alea mengedikkan dagu ke arah Lena."Kurasa, dari sini pemukiman cukup jauh. Yang terdekat hanya ada kuil."
"Tapi sebelum itu..." Tatapan Jaden melihat tangan Alea yang gemetar.
"Kau juga harus istirahat dengan tenang. Kita akan mencari tempat aman untuk berteduh malam ini." Lanjut Jaden. Alea meringis malu menyembunyikan tangan kanan nya yang masih saja gemetar.
Begitu mereka melihat sekitar, para penjahat telah di ikat menjadi satu oleh Ashley. Entah mereka mati atau hanya pingsan, yang pasti mereka telah mengalahkan para bandit itu.
Ashley berjalan mendekat. Tatapan nya jatuh pada Lena lalu melirik Jaden, entah apa yang mereka lakukan tapi Jaden tampak mengangguk.
"Alea, ikut aku."
Alea melihat punggung Ashley yang menjauh, melirik Jaden yang tersenyum dan mengedikkan dagu agar mengikuti Ashley.Alea mengikuti Ashley.
"Kita akan kemana? Bagaimana dengan Jaden?".
Ashley melirik nya."Ambil kuda. Mereka akan menyusul."
Alea berbalik dan melihat Jaden yang terlihat tengah berbicara dengan dengan Lena. Entah apa yang tengah mereka bicarakan.Malam tiba, api unggun di nyalakan. Ashley datang dari kegelapan membawa persediaan air yang dia ambil dari sungai. Alea memeluk lututnya menatap perapian dalam diam. Jaden melempar ranting ke dalam api dan memastikan api tidak padam.
Sementara Lena tertidur di atas daun berselimut kan mantel milik Jaden.
Sebuah kantung kecil terulur. Alea melihat lengannya dan mendapati Ashley yang kini duduk di sampingnya.
"Buah kering? Aku masih punya.""Kue."
"Hm?". Alea membuka nya dan melihat kue kering berbentuk bintang dan bulan.
"Kue apa ini? Emm...enak."
"Kue malam."
Alea menoleh.
"Apa karena bentuk nya bulan dan bintang, jadi nama nya kue malam?". Alea baru mendengar nya."Itu karena yang membuat kue sangat menyukai suasana di malam hari. Itu cerita pendek tentang pembuatan kue malam." Jaden di seberang api unggun menjelaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Big Man!
Genel KurguAlea adalah gadis modern.Namun sebuah kalung peninggalan leluhurnya membawanya menuju ke dunia lain.Dunia yang benar-benar berbeda.