"Seperti nya kita juga harus mencari tabib.Tapi di desa sini tabib nya kurang berpengalaman." Asumsi Jaden.
"Tunggu sampai kita berada di kota.Aku akan mencari tabib terbaik agar kau segera ingat semua nya." Jaden tersenyum,namun Alea tidak merasa tersanjung sama sekali.Yang dia takutkan kedok nya terbongkar dan mereka mungkin akan menatapnya aneh jika dia ternyata bukan berasal dari dunia ini.
Pikiran buruk terus berputar di kepalanya.
"Ja Jaden...""Ya?".
"Tentang tabib...ku pikir tidak usah.Aku...hm,biaya nya pasti mahal."
Jaden tersenyum, refleks mengusap kepala Alea penuh kasih.
"Tenang saja,itu urusan kami.""Ayo ikut aku.Sebelum ke kota kita harus mencari kuda.Perjalanan ke kota sangat jauh."
Jaden menarik pelan tangan nya.Dan sepanjang perjalanan mereka bergandengan tangan tanpa di sadari.Alea menghitung dalam hati,seberapa mahal kuda di jaman ini? Bukankah itu akan menghabiskan setidaknya puluhan juta jika di dunia nya?
Jika disini...
Alea menatap khawatir Jaden.
"Jaden...kurasa tidak perlu membeli kuda.Kuda kan ma...""Apa yang kau pikirkan? Sudah kubilang,itu urusan kami."
"Harga kuda hitam di hargai satu koin emas 500 koin perak."
Itu yang di katakan si penjual kuda.Mereka tak jadi membeli kuda,Jaden membawa nya berkeliling.
"Ini dia."Alea mengerut bingung.Sebuah bangunan kayu cukup besar terpampang di hadapan mereka.Sebuah tulisan di papan kayu tertera 'Otot Untuk Uang, Kemenangan Untuk Yang Kuat!'
Saat mereka masuk seorang pria paruh baya menyapa mereka.
Jaden menyebut kan nama nya dan memberikan sebuah kantong yang entah apa isi nya.
Namun saat pria penjaga melihat isinya, matanya langsung membulat.Tak berselang lama pria penjaga memberikan nya sebuah kartu dengan tulisan angka 36.
"Pertandingan di lakukan secara acak.Begitu di panggil sesuai angka silahkan menaiki arena ."
Mendengar itu Alea mendekat dan menarik lengan Jaden pelan.
"Jangan bilang kalau...tidak,aku tidak mengijinkan nya.Lebih baik kita pu...""Alea..."
Jaden memotongnya,berbalik dan menatap nya serius."Kita memerlukan nya untuk membeli kuda,tenang saja."
Tanpa sadar manik matanya mulai berkaca-kaca.Kepalanya menggeleng tidak setuju.
"Tidak.Aku lebih baik hidup di desa bersama bibi Lia dan kalian.Perlakuan kalian terlalu berlebihan,ini...kamu bisa terluka.""Sstt..." Jaden mengusap wajahnya.
"Kami sudah menganggap mu keluarga.Lagi pula,menemukan seorang gadis yang bahkan tidak tau asal-usul nya membuat kami merasa harus melindungi mu."
"Dengan begitu,kamu bisa kembali dengan keluarga mu."
"Tapi...tidak begini caranya!".
"Aku tau rasanya kehilangan..."
Dan setelah nya Alea hanya melihat Jaden yang memunggunginya."Lalu,jika banyak orang seperti aku! Apa Kamu juga akan melindungi mereka? Tidak kah kamu berfikir terlalu naif?". Tidak! Alea tidak bermaksud kasar.Alea hanya takut tidak bisa membalas budi ini, perkataan nya keluar tanpa bisa dia saring .
Namun perkataan Jaden membekukan Alea.
"Tidak,jika bukan kamu."Dan Alea melihat punggung Jaden yang memasuki sebuah pintu.Tersadar,Alea segera menyusul.

KAMU SEDANG MEMBACA
Big Man!
Ficción GeneralAlea adalah gadis modern.Namun sebuah kalung peninggalan leluhurnya membawanya menuju ke dunia lain.Dunia yang benar-benar berbeda.