Pagi menyingsing, Alea menatap sekitar. Perapian telah mati meninggalkan abu hitam dengan asap kecil. Namun keberadaan Ashley tidak dalam jangkauan mata nya.
"Ash..."
"Apa dia meninggalkanku? ". Alea menatap sekeliling dengan waspada.
Rasa takut membuat nya meneguk ludah gugup.Menopang tubuh pada pohon Alea berdiri dengan susah payah menahan sakit di pinggang nya yang terluka.
"Ashley?".Dimana dia?
"Aw, ssshhh..."
Meskipun Ashley dingin tapi dia tidak mungkin setega itu kan. Tapi mengingat kejadian semalam dengan ringan nya melempar golok tepat ke atas kepalanya di mana ular berada membuat Alea bergidik. Apalagi setelah nya dengan tenang dia mengambil golok tanpa rasa bersalah dan menyuruhnya agar cepat istirahat. Jika di ingat cukup membuat nya jengkel.
Jalan nya terlalu lambat untuk mencari Ashley. Alea merutuki luka di pinggang nya.
Di balik pohon besar terdengar suara cipratan air. Sambil memegangi pinggang nya yang terasa berdenyut Alea menuju ke arah sana.
"Ash..."
Namun sebuah pemandangan membuat nya terpaku.Seorang pria merendam setengah tubuhnya, rambut sebahunya basah meneteskan air mengaliri wajah juga leher dan dada bidang nya. Kulit kecoklatan nya berkilau di bawah matahari pagi .
Otot-otot lengannya bergerak seiring jari-jari tangannya menggenggam sebuah tombak dan menghunuskan nya ke dalam air sungai.
"So hot...."Beberapa ekor ikan terlempar ke daratan dengan cepat Alea bersembunyi di balik pohon.
"Si dingin itu, benar-benar seksi..." Tanpa sadar Alea menjilat bibirnya yang terasa kering. Namun detik berikutnya dia menampar dirinya sendiri.
"Apa yang kupikirkan? Sshh..." Mengusap pipi nya yang memerah Alea menghela nafas kasar. Lalu keluar dari persembunyian dan berjalan mendekat.
"Ternya benar yang di bilang Jaden, kau sangat mahir. " Alea membuka suara,berjongkok dan mencoba mengambil satu ikan tapi tidak jadi saat seekor ikan malah memukul nya.
Oh...dia benar-benar sangat dangkal dalam hal seperti ini.
Dari sudut matanya, Ashley memperhatikan gerak-gerik nya. Berdehem canggung, Alea berdiri dan berjongkok di pinggir sungai. Mengulurkan tangan dan membasuh wajah.
"Luka mu?".
Alea menjeda saat air hampir membasahi wajahnya. Melihat Ashley sesaat lalu membasuh wajah.
"Sedikit sakit, tapi tidak apa-apa. "Memasukkan air kedalam mulut dan berkumur-kumur, tapi pandangan nya menatap Ashley yang masih di dalam air berdiri memperhatikan nya. Alea bagaikan ikan Koi dengan kedua pipi yang menggembung. Saat itu juga Alea menyemburkan air dari mulutnya hampir tersedak.
"Apa? " Kenapa menatap ku? Apa dia benar-benar menganggap ku ikan gemuk?
Ashley tidak menanggapi tapi segera naik ke daratan dan mengambil ikan-ikan, membersihkan ikan dengan teliti seakan dia adalah ahli nya.
Memikirkan dirinya sebagai seorang perempuan tidak bisa melakukan hal seperti itu, membuat Alea berdehem malu.
"Ada yang bisa ku bantu?". Alea berdiri mendekat.
Ashley melirik ke arah luka nya sekilas. " Ambilkan daun. "
Mengerti, Alea mengambil daun talas yang tidak jauh dari sana. Dia paham, karena sebelumnya pernah membakar ikan bersama bibi Lia dan Jaden juga Ashley. Dan sebagai alas ikan, daun talas cukup membantu.
Hal-hal sepele seperti ini pun Alea merasa tidak berguna. Jika bukan karena pengalamannya sebelum nya mungkin dia hanya akan berdiri bagai patung menunggu makanan matang.
Dirinya benar-benar seorang nona kaya konglomerat. Tapi di dunia ini Alea merasa kedudukan nya benar-benar turun drastis.
Untung nya Alea bisa bersikap sesuai kondisi, tidak perlu manja jika sudah paham keadaan yang dia alami sekarang.Ashley membungkus ikan dengan daun dari Alea. Lalu mereka kembali ke tempat berteduh untuk membakar ikan dengan beberapa tusukan bambu yang di buat Ashley.
Alea dengan tenang duduk memperhatikan, dia merasa mempunyai seorang pelayan pria di hutan seperti ini.
Ashley benar-benar berbakat dalam segala hal.
Jika di dunia asal nya, mungkin Ashley akan jadi seorang koki. Bukan saja seorang koki, jadi seorang bodyguard pun dia benar-benar cocok. Lihatlah otot-otot lengan nya, tubuh nya maupun keahliannya. Benar-benar sempurna.
"Ini..."
Alea menerima ikan yang telah matang, mencium harum ikan bakar yang khas lalu makan sambil melihat Ashley yang masih fokus pada ikan lainnya.
Ikan pertama yang matang Alea makan. Alea seperti nya di anugerahi untuk jadi yang pertama, dia selalu menjadi yang pertama di dunia nya dalam segala hal. Bahkan di sini, dia tatap jadi prioritas.
Alea tersenyum dengan pikirannya sendiri.
....
Pintu terbuka, wanita bergaun merah dengan renda emas yang selalu jadi ciri khasnya masuk ke dalam sebuah ruangan. Dimana seorang pria dengan santai duduk di atas kursi panjang menikmati segala hidangan yang tersaji.
"Kau terlalu santai, ingat untuk mengatakan hal baik pada calon suamiku nanti. "
Jaden tersedak kue manis, mengambil minum dengan gelas yang terbuat dari lapisan emas.
"Oh ya...aku bagaikan tamu terhormat disini. Tapi cara kalian menangkap tamu ini seperti hamba ini adalah seorang penjahat. Sangat mengesankan. "Wanita cantik di depan nya tersenyum angkuh.
" Aku menjamu karena menginginkan sesuatu. Jangan berharap jadi raja, karena kamu hanya perantara. "Wanita itu menelusuri barang-barang di ruangan dengan sentuhan jari-jari lentiknya. Jauh mata memandang dia terlihat menggoda. Jika bukan karena rencana liciknya, Jaden pasti benar-benar telah jatuh dalam pesona nya.
"Kau begitu yakin bisa mendapatkan Ashley?". Jaden memperhatikan setiap ekspresi wanita cantik dihadapan nya, mencoba menilai apakah akan ada ancaman tersembunyi.
"Kalau bisa, kenapa aku harus repot-repot mengejar kalian. Kalian saudara saling menjaga, aku sudah melihat nya saat di rumah makan . Kalian benar-benar membuat ku iri ?".
Senyum kecut yang wanita itu tampilkan membuat Jaden mengernyit. Mengambil kacang dan melempar kan nya ke dalam mulut.
"Perkataan mu, seakan kehidupan tidak adil pada hidup mu?"."Biar ku beri saran. Hubungan karena paksaan hanya akan berakhir tragis. Ashley tidak mungkin akan menyukai mu. " Lanjut Ashley.
Jari-jari lentik itu berhenti di atas wadah buah. Mengambil buah apel dan menatap Jaden.
" Apa aku harus jadi putri tidur, menunggu seorang pangeran datang dan memasuki dunia ku?"."Jika kehidupan ini begitu mudah, aku tidak akan bergerak secara terang-terangan hanya untuk mendapatkan seorang pria."
Jaden memperhatikan ekspresi nya yang berubah-ubah.
"Apa kehidupan benar-benar tidak adil pada mu?".Wanita itu terdiam kaku.
"Nama mu...Jaselyn Rosell, Benar ? Dari yang ku dengar kau adalah nona muda terhormat yang mendapat kutukan tidak akan berjodoh dengan siapapun. "
Jaselyn menatap nya tajam.
"Bagaimana kau tau?"." Takdir di tentukan bagaimana kita mengambil langkah. Kutukan seperti itu... sungguh tidak berdasar, apakah ini dunia dimana seorang penyihir harus di percaya?".
"Kamu tidak akan mengerti." Suara lembut nya bagaikan melodi dalam irama yang tajam.
Setiap orang memiliki pemikiran sendiri. Dan Jaselyn, tidak bisa mendapatkan seorang kekasih karena kutukan tentang dirinya telah menyebar. Semua pria tidak berani mengambil resiko.
Hanya dengan bertindak dan memulai peruntungan dengan cara licik Jaselyn melakukan nya hanya untuk mendapatkan seorang kekasih.
Dia terlihat kesepian.
Jaden menatap dalam diam pintu yang tertutup.
......

KAMU SEDANG MEMBACA
Big Man!
General FictionAlea adalah gadis modern.Namun sebuah kalung peninggalan leluhurnya membawanya menuju ke dunia lain.Dunia yang benar-benar berbeda.