12

17.2K 815 52
                                    

Tiga hari berlalu. Luka Alea telah mengering, dan Ashley pergi mencari buruan untuk makan siang. Alea yang  sudah tiga hari tidak mandi melihat sekitar.

Tidak ada orang lain selain dirinya. Ashley berburu dan membutuhkan waktu lama. Jadi Alea mendekati sungai, membuka luaran baju menyisakan gaun selutut tanpa lengan, lapisan dari bajunya.

Kulit putihnya tampak berkilau di bawah cahaya matahari, segera menceburkan diri, berenang dan mencoba menahan nafas di dalam air.

"Hhhahh...."  Merasakan kesejukan dari air sungai ,Alea kembali berjongkok hingga tubuhnya tidak terlihat di permukaan air.

Kulit kepala yang telah berhari-hari tidak keramas terasa gatal, tapi begitu masuk ke dalam air terasa sejuk.

Alea kembali berdiri, menyisir rambut dan mengusap wajahnya. Lalu memainkan air dan membuat riak di sekitar nya.

Bruk!

Alea tersentak, berbalik dan menemukan Ashley yang terpaku. Di bawah kakinya seekor rusa telah mati dengan luka di perut dan darah bercecer.

"Ash..."

Ashley sadar, mengalihkan pandangan dan mengambil hasil buruan.
"Aku akan membersihkan rusa."  Ashley berbalik dan pergi.

Di belakang nya Alea menatap nya heran. Melihat tubuh nya yang masih terbalut baju, Alea mengernyit.
"Apa yang salah?" Di dunia nya pakaian pendek seperti ini adalah hal umum. Bahkan di desa Ashley sendiri banyak wanita maupun gadis yang memperlihatkan perut dan paha.

Tapi Ashley hanya melihat bahu telanjang nya saja terlihat begitu tidak menyukai nya?

Alea mendengus memutuskan untuk naik ke permukaan. Memakai gaun nya yang cukup tebal setelah melepas kain basah di tubuhnya.

Lalu Alea mencari Ashley. Dari jauh Alea melihat punggung Ashley,lalu mendekat.

"Ash..." Alea berdiri di depannya langsung melihat ekspresi Ashley.  Apakah dia masih marah? Tadi wajah nya terlihat memerah hanya karena melihat nya dengan gaun yang memperlihatkan bahu.

"Ash..apa kamu mar..." Alea mematung, tidak sengaja melihat usus bercecer dan jantung tergeletak di batu dengan darah yang menggenang.

Ashley mendongak, melihat tatapan Alea pada hasil buruan nya. Berpikir Alea ingin membantu nya.
" Ambil, cu..."

"Aaa! singkirkan. Jauhkan dari ku!"  Dengan panik mundur hingga kakinya menginjak sesuatu dan tubuhnya langsung limbung.

"Alea! Awas!"

Trekk!

Brusshh!

Ashley yang akan menarik Alea ikut tertarik dan jatuh ke dalam sungai. Dengan susah payah muncul ke permukaan dengan Alea yang berada di pelukan nya.

"Hahh..Alea?"

"Alea?". Mendapati nya tak sadarkan diri, Ashley segera menggendong nya dan naik ke daratan.
Tangan nya menepuk-nepuk pipi Alea, menekan dadanya beberapa kali hingga dia terbatuk dan memuntahkan air.

"Ja...uhkan,itu...dari ku." Dan setelah nya kesadaran nya kembali hilang. Bahkan di sisa kesadaran nya, Alea masih terlihat ketakutan.

"Al.." Ashley melihat tumpukan usus dan jantung yang belum dia bersihkan. Mengingat ekspresi Alea yang terkejut sekarang Ashley paham.

Api menyala membakar kayu. Melirik Alea yang belum sadar Ashley kembali melihat daging buruan yang tengah dia bakar.

Tubuhnya telanjang dada baju milik Ashley tersampir di dahan pohon di bawah terik matahari.

Melirik Alea kembali yang masih belum sadar, sepintas bayangan seorang gadis yang terendam air di tengah sungai hinggap di pikiran nya.

Bagaimana dia muncul dari dalam air dan bagaimana Alea menyisir rambut nya membuat waktu seakan berhenti. Kulit putih nya yang bersinar di bawah matahari tanpa sadar Ashley membuat daging yang dirinya bakar hampir saja gosong jika tidak segera di balik kan.

Alea melenguh,mulai terbangun dan merasakan hawa dingin juga hangat secara bersamaan. Baju satu-satunya yang dia pakai basah dan sekarang setengah basah karena panas dari cuaca juga dari perapian.

Alea duduk dan bersandar pada pohon. Melihat Ashley memanggang daging, ingatan nya berputar saat dia melihat hal mengerikan yang pernah dia tonton di dalam film action.

Usus bercecer.

Jantung keluar dari tubuhnya.

Meski itu isian hewan, tapi Alea yang tidak pernah menyentuh dapur dan hal-hal semacam daging mentah tentu merasa takut.

Jika ikan dia pernah melihat nya, tapi usus ikan kecil tidak terlihat jelas. Sementara hewan seperti rusa...organ dalam mereka menyamai organ dalam manusia. Perbandingannya sangat terlihat jelas.

"Sudah ku buang." Ashley bersuara tanpa menatap nya.

Alea meneguk ludah gugup.
"Kau...tidak jijik?".

Saat itu juga Ashley menatap nya.

"Maksudku...kau memegang organ dalam hewan. Kau tau, organ dalam rusa sama persis sebesar organ dalam manusia..."

Ashley melirik nya.
"Entah organ dalam hewan atau manusia. Kedua nya pernah ku rasakan."

Alea kembali tercekat. Perut nya terasa bergejolak, seakan sesuatu akan segera keluar. Dan tidak lama kemudian dia muntah beberapa kali hingga badannya lemas.

"Ashley...kau, tidak berperikemanusiaan." Bagaimana dia bisa dengan tenang nya berkata seperti itu.

Membayangkan nya saja membuat Alea merasa mual dan kembali muntah.

"Huekk!".
Bahkan untuk melihat daging rusa yang telah matang pun Alea menjadi jijik. Bayangan usus dan jantung seakan menjadi hantu yang membayangi nya.

Ashley menghela nafas setelah melihat ekspresi Alea yang tampak mengenaskan.

Memakan daging hasil buruan nya sendiri, sementara Alea meneguk ludah kasar merasa lapar. Tapi setiap kali Ashley akan memberikan nya satu tusuk daging, Alea langsung merasa mual.

"Tidak...aku tidak kuat. Aku tidak mau, biar saja aku kelaparan."

Setelah selesai makan Ashley berdiri dan pergi entah kemana. Tapi begitu dia kembali beberapa buah hutan yang bisa di makan di simpan di depan Alea.

"Ashley, ini...". Matanya berlinang karena terharu. Perutnya terasa lapar dan buah-buahan tidak membuat nya muak seperti daging rus...ah lupakan. Jangan sampai Alea kembali muntah hanya karena bayangan itu.

Keesokan harinya mereka pergi kembali menuju kota. Ashley menarik tali kuda sementara mereka berjalan kaki sambil melihat sekeliling hutan.

"Menurut mu apa yang di inginkan oleh penculik Jaden? ".

"Mereka mengincar ku."

'Cepat! Tangkap mereka semua! Terutama Pria yang paling besar! Dia target utama kita! Jangan sampai membuat nya terluka!'.

Alea ingat perkataan salah satu pengawal itu. Pria yang paling besar dan itu memang di tujukan pada Ashley.

"Ashley, menurut mu...apa kah nona muda itu menyukai mu? Atau...dia ingin menjadikan mu pengawal nya?". Alea menerka-nerka, melirik otot-otot di lengan Ashley yang terlihat kentara meskipun di bungkus dengan baju.

Namun Ashley hanya melirik nya tidak berniat menjawab. Membuat Alea mendesah kesal dan menendang batu di sekitar.

Merek tiba di depan gerbang kota. Secara bersamaan melihat gerbang besar di depan dan melangkah beriringan.

Ashley memesan dua kamar penginapan kelas rendah.
"Masuklah, aku akan mencari tau keberadaan Ashley. "

"Aku ikut." Alea menahan lengan Ashley.

"Tetap disini, aku akan segera kembali."

......

Sorry Alur nya berantakan. Baru pertama kali nyoba tentang transmigrasi, sekali nya buat malah yang ribet. Jujur banget udah mentokkk!!!🤣🤣🤣😰😰🥲🥲😁😁
.....

Big Man!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang