Dua puluh

168 30 7
                                    

.
.
.

Tepat tiga bulan berlalu setelah hari dimana Jake mengalami bullying itu,kini Jake tengah duduk diruang tamu dengan keluarga Heesa yang datang berkunjung ke rumahnya.

Jake rasanya deg-degan banget karna dia tau apa tujuan Heesa dateng kerumahnya,karna cowok itu udah bilang kemarin waktu Heesa baru aja sampai nganter Jake pulang dari toko buku.

Di ruang tamu itu yang hadir cuma ada Jake,mama dan papanya,serta keluarga Heesa Ayah dan bundanya aja,karna Lilly lagi dirumah neneknya yang ada di luar kota,kebetulan lagi libur semester.Sedangkan Satria lagi ke Korea nyusul Seon untuk nemenin anak itu pemulihan setelah sebulan lalu wisuda.

Iya wisuda.

Walaupun Satria sama Jake itu sama-sama baru semester delapan dan Jake baru sibuk dengan skripsi,Satria sudah lebih dulu menyelesaikan skripsinya karna dia rajin mengambil mata kuliah lebih setiap semester yang membuatnya bisa wisuda lebih cepat.

Dan untuk Seon sendiri sekarang keadaannya jauh lebih baik dan sudah sangat sehat,tinggal beberapa hari lagi Seon akan kembali ke tanah air untuk melakukan aktivitas seperti dulu, dan Jake tidak sabar menunggu hari itu tiba.

Ok balik ke cerita...

"Om,kedatangan Heesa kesini Heesa mau minta ijin untuk meelamar anak om,Jake.
Heesa mau ngikat Jake ke ikatan yang lebih kuat sebelum Heesa pergi ke London buat lanjutin S2"

Degupan jantung Jake makin menjadi-jadi sampe ia tanpa sadar ngeremat pahanya kala ucapan yang dinanti-nantinya akhirnya keluar dari bibir seseorang yang sudah lama mencuri hatinya.

Ramiel dehem pelan lalu tatap Heesa dan Jake bergantian.

"Saya pribadi tentu akan merestui apapun niat baik yang kamu utarakan nak Heesa,tapi balik lagi, sepenuhnya jawaban itu, ya saya serahkan semua sama anaknya aja,apa dia mau ata ngg––"

"MAU!!"


Jake kelepasan.

Belum juga selesai ngomong eh anaknya malah lebih mdulu nyerobot,alhasil pas dia sadar semua orang lagi perhatiin dia sambil nahan tawa,dengan capat Jake  sembunyiin wajahnya di telapak tangan,bikin semua orang terkekeh lepas.

"Tuh,kamu denger sendiri kan,papanya juga blum selesai ngomong dia udah jawab duluan"

Jake makin malu,dia peluk mamanya yang duduk disampingnya sambil sembunyiin wajahnya di bahu sang mama.

Malu bangett!!

"Gih kasih jari manisnya dek,mau dipasangin cincin ga?"

Airin nyenggol bahu Jake yang skarang masih sembunyiin wajahnya dibahu sang mama.

"Si cantik saltingnya lucu ya yah"

Mawar ketawa sambil nengok ke suaminya,gemes banget liat calon mantunya,lalu dibales anggukan sama Kavin sambil elus tangan istrinya yang gandeng tangan dia.

Jake dengan wajah merona tegakin tubuhnya lagi,terus tatap Heesa yang udah berdiri.Jake ikut berdiri sejajarin tubuhnya sama Heesa, dia ikut senyum waktu Heesa lemparin senyum lembutnya ke Jake.

Perlahan tangan kiri Jake digenggamnya terus dengan gerakan yang sangat mulus itu sebuah cincin putih dengan ukiran inisial nama mereka  tersemat dengan begitu indah di jari manis si November.

Kedua belah pihak keluarga makin tersenyum lebar waktu liat Jake pun ikut menyematkan cincin pada jari manis Heesa,hingga tepuk tangan semua orang yang ada disana menggema.

"Makasih sayang"

Heesa bubuhin kecupan lembut dikening Jake.

"Makasih juga,sayang"

BUCIN•||•HEEJAKE LOKALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang