~~~ HAPPY READING ~~~
"Apa yang bisa kau lakukan untukku jika aku kembali?"
Berhasil. Ji Ahn berhasil mendesak Kyuhyun untuk tersambung dengan panggilan itu. Kim Juyoung, suara pria itu terdengar dari ujung sana. Dengan nada sarkas, pria itu mencecar Kyuhyun secara tidak langsung. Karena sungguh, nampaknya ia pun tidak ingin melakukan sesuatu yang sia-sia. Jika kepulangannya hanya sekedar berhadapan dengan Nyonya Han, tentu akan sangat memuakkan, bukan?
"Beberapa waktu yang lalu anda mengatakan jika anda mendapatkan pesan dari mendiang Nona Nayoung, saya bisa membuka kembali kasusnya dan mencari tahu penyebab kecelakaannya." Kyuhyun berkata dengan sangat percaya diri. Karena ya, ini adalah salah satu rencana yang telah disusun Ji Ahn untuknya. "Dan lagi, Nyonya Han berusaha menguasai seluruh asset anda dan Nona Nayoung dengan mencoba mengclaim semuanya. Saya rasa, saya akan sangat menyesal pada mendiang Tuan Kim jika membiarkannya terjadi."
Tawa sumbang Juyoung pun terdengar di ujung sana. Yang terakhir itu, hanya alibi. Ia tahu itu. "Jika yang terakhir itu benar, seharusnya sejak dulu kau berpihak pada Nayoung dan memberikan seluruh kuasa perusahaan padanya." Tembak Juyoung. Sedikit banyak ia tahu, selama ini Kyuhyun berpihak pada Nyonya Han.
"Tuan Muda," Kyuhyun berdehem pelan seraya menegakkan tubuhnya. Sejenak pria itu menggeram tertahan pula. Dan tidak jauh dari sana, Ji Ahn tersenyum miring mendengar perkataan Juyoung. "Ini tidak seperti yang anda pikirkan. Itulah kenapa saya meminta anda untuk kembali."
"Baiklah!" Sahut Juyoung. "Bulan depan. Aku akan kembali bulan depan. Siapkan saja tiket pesawat dan yang lainnya." Putusnya. Akhirnya. Sebenarnya tanpa Kyuhyun menawarkan sesuatu padanya pun, ia sendiri juga telah memikirkan rencana untuk kembali. Karena bukan hanya perkara Nayoung, tapi juga karena Nyonya Han yang telah membatasi akses kartunya. "Masih ada beberapa hal yang harus aku selesaikan di sini."
Senyum Ji Ahn terbit. Baik, semakin cepat semakin baik, batinnya.
"Ya, saya akan menyiapkan semuanya selagi menunggu anda." Ujar Kyuhyun.
Tut.
Panggilan itu berakhir. Kyuhyun menghela nafasnya pelan. "Aku berharap ini semua akan berjalan dengan baik." Gumamnya.
Ji Ahn tersenyum miring mendengarnya. "Seperti yang dikatakan Tuan Muda Juyoung, seharusnya sejak dulu kau berpihak pada Nayoung, bukan pada wanita tua itu."
Kyuhyun menoleh ke arah gadis muda itu, lalu tersenyum masam. "Seandainya sejak dulu aku bertemu denganmu juga, 'kan."
Ji Ahn memutar bola matanya malas. Kita bahkan bertemu sejak bertahun-tahun yang lalu, kau saja yang bodoh! Geram gadis itu dalam hati.
"Kemarilah!" Kyuhyun mengulurkan tangannya, membuat Ji Ahn melangkah ke arahnya serta duduk di sampingnya. Dan ya, memeluk pria itu pula, seakan mereka adalah pasangan harmonis yang penuh kehangatan. "Eomma... ingin bertemu denganmu dan orang tuamu."
"Huh?!" Reflek kedua bola mata Ji Ahn mendelik mendengarnya. "Apa?" Sahutnya, diangkatnya pula kepalanya, memandang Kyuhyun dengan alis yang saling bertautan.
"Eomma berkata ingin bertemu denganmu." Kyuhyun kembali mengatakannya, memperjelasnya. "Dan aku berkata akan mengatur waktu."
"Tunggu," Masih dengan memandang wajah Kyuhyun, Ji Ahn melepaskan pelukannya pada pria itu. "Apa kau juga seperti ini pada setiap wanita yang bersamamu?" Tanyanya dengan nada sarkas. Sejujurnya, dia terkejut dan... untuk apa?! Sungutnya dalam hati. "Kau selalu mengatur pertemuan mereka dengan orang tuamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ambition
FanficAn ambition. Sebuah ambisi. Setiap orang, bahkan semuanya - mereka pasti memilikinya. Entah besar atau kecil. Entah benar atau salah. Itu adalah naluri alami manusia. Gadis itu, dengan ambisinya. Hanya balas dendam, tidak yang lain. Hanya mengubah d...