~~~ Happy Reading ~~~
"Kau!" Kyuhyun memekik tertahan karena keterkejutan yang bahkan mampu memancing emosinya dengan cepat. "Apa yang kau katakan?" Geramnya pula. Mengikuti Ji Ahn, pria itu beranjak dari ranjangnya juga, tak peduli meski tubuh bagian bawahnya terbuka sepenuhnya.
"Saya tidak menyatu dengan sembarang pria." Ucap Ji Ahn dengan gaya santainya, dengan mengendikkan bahunya pula. Namun tentu gadis itu menyadari, amarah Kyuhyun akan semakin tersulut karena kalimat itu. "Saya bukan wanita penghibur yang akan melayani siapapun."
"Yoon Ji Ahn!"
Baru saja Ji Ahn akan meraih sweaternya, Kyuhyun sudah bergerak lebih cepat. Pria itu meraih pergelangan tangan Ji Ahn, membuat gadis itu seketika memutar tubuhnya.
"Kau tidak bisa seperti ini!" Sentak Kyuhyun.
"Apa?" Ji Ahn mendengus pelan seraya menyunggingkan senyum miringnya. "Sudahlah! Sepertinya menghabiskan waktu dengan anda sudah tidak menarik lagi." Dan ya, lagi-lagi gadis itu terlihat sangat santai, tak peduli meski kini pria di depannya itu tengah mati-matian berperang dengan dirinya sendiri karena gairahnya yang tak surut pula. "Saya akan pergi sekarang." Dengan sekali tarikan, dibebaskannya pergelangan tangannya dari cengkraman tangan Kyuhyun. "Sampai jumpa-"
"KAU GILA?!"
"Akh!"
Semua terjadi dengan sangat cepat. Ya, secepat tangan Kyuhyun yang kembali meraih tangan Ji Ahn, lalu dihempaskannya gadis itu di ranjang, membuatnya reflek memekik pula. Tidak hanya itu, Kyuhyun juga mengeluarkan bentakannya yang terdengar cukup keras.
Dengan tatapan nyalang serta amarah yang sudah naik ke ubun-ubun, Kyuhyun kembali merangkak ke ranjang, memposisikan tubuhnya di atas tubuh Ji Ahn yang terlentang di sana karena dihempaskannya dengan cukup keras. Lalu, diraihnya dagu Ji Ahn, dicengkramnya. "Kau bodoh atau apa, hah? Aku sudah seperti ini dan kau akan pergi begitu saja?" bukan hanya amarah, namun juga tersiksa, itu semua terpancar dari bola mata Kyuhyun. Hanya saja, itu wajar. Pria itu sedang tersiksa karena gairahnya.
"Ada apa dengan anda? Jika ingin dilayani dan dipuaskan, panggil saja wanita penghibur!" Seakan tak mengenal kata takut, Ji Ahn bahkan cukup berani untuk melawan singa yang sedang mengamuk.
"Kau yang sudah membuatku seperti ini, sialan!" Sentak Kyuhyun lagi. Di bawah sana, kejantanannya terus berdenyut, menuntut untuk dipuaskan, dan sudah tentu, menghasilkan nyeri yang luar biasa. "Katakan apa yang kau inginkan."
Lagi-lagi perkiraan Ji Ahn tak meleset. Ya, beginilah Kyuhyun, batinnya.
"Atau katakan berapa banyak uang yang kau inginkan. Aku akan memberikannya!" Kalimat itu bernada perintah dan paksaan. Sepertinya gairah benar-benar membuatnya tak bisa berpikir dengan benar kecuali bagaimana cara untuk mendapatkan kepuasan serta pelepasan.
"Tuan Cho," Ji Ahn memutar bola matanya malas. "Saya bukan seorang wanita penghibur yang akan melayani pria untuk uang. Kenapa anda tidak mengerti juga?"
"Dan kenapa kau tidak mengerti juga?" Sembur Kyuhyun. Wajah pria itu sudah mulai memerah. "Tidakkah kau tahu bagaimana tersiksanya seorang pria di saat-saat seperti ini, hah?"
Ji Ahn mencebik dalam hati. Aku tahu, dan itulah tujuanku, batinnya. "Ah, bagaimana jika anda bermain solo saja? Anda bisa, 'kan?"
"Apa? Bermain-" Mata Kyuhyun kembali melebar, menatap garang gadis di bawahnya itu. "KAU GILA?" Teriakannya juga kembali terdengar pula, saat menyadari apa yang Ji Ahn katakan. Dan demi Tuhan, bermain solo? Yang benar saja! "Aku tidak segila itu, sialan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ambition
FanfictionAn ambition. Sebuah ambisi. Setiap orang, bahkan semuanya - mereka pasti memilikinya. Entah besar atau kecil. Entah benar atau salah. Itu adalah naluri alami manusia. Gadis itu, dengan ambisinya. Hanya balas dendam, tidak yang lain. Hanya mengubah d...