~~~ HAPPY READING ~~~
"Putri tirimu itu... aku tidak menyangka dia akan dengan mudah dibodohi seperti ini. Maksudku, dia bahkan tidak tahu jika sahamnya dan saham kakaknya di Young Golden Industries sudah tidak ada sama sekali."
Ucap pria itu sebelum menenggak wine dari gelas di tangannya. Kedua bola matanya menatap menatap wanita paruh baya yang kini tengah berada di pangkuannya, lengkap dengan menunjukkan senyum yang menghiasi tampannya.
"Hmm... begitulah." Gumam sang wanita seraya aktif mengecup permukaan wajah pria yang bisa dikatakan kini tengah berada dalam kuasanya. Ya, seorang pria muda yang tengah menjalin hubungan dengannya. "Dua anak itu – mereka bodoh memang!"
"Menurutmu... apakah mereka benar-benar tidak akan curiga jika kita sudah memanipulasi seluruh data kepemilikan saham dan asset mereka?" Tanya sang pria.
"Aish... itu tugasmu, Kyu! Kau seorang pengacara hebat. Aku serahkan semuanya padamu saja, hum."
Dan pria yang dipanggil Kyu itu – pria itu menyeringai ketika secara tidak langsung sang wanita telah memberinya kepercayaan penuh. Itu jugalah yang kemudian membuatnya menjadi ketua dari tim kuasa hukum seluruh Young Golden Industries.
"Jadi... bagaimana? Kita ke kamar?" Bisik sang wanita kemudian.
"Ya, kita ke-"
Pip!
Seketika percakapan di sana pun terhenti, tepat setelah bunyi khas itu terdengar. Reflek pria dan wanita di sana pun mengalihkan pandangan mereka ke arah sumber suara. Hingga kemudian, didapatinya seorang gadis di pertengahan usia 20-an, tengah berdiri di tengah pintu seraya memegang sebuah alat kecil, yang sudah barang tentu itu adalah sebuah alat perekam. Ya, percakapan mereka telah direkam.
"KIM NAYOUNG!"
Suara keras dengan nada membentak itu mengudara, menggema di sana. Sang wanita paruh baya, dengan sorot mata nyalangnya, wanita itu beranjak, berdiri lalu melangkah mendekati pintu, mendekati wanita muda di sana, wanita muda yang adalah... Kim Nayoung – putri tirinya.
"Kalian benar-benar! Tsk!" Decak Nayoung seraya menggelengkan kepala. Ia tahu jika ibu tirinya memang selicik ini, ditambah lagi dengan seorang ketua kuasa hukum perusahaan yang mendukungnya, luar biasa brengsek memang. "Kau tunggu saja, aku pastikan pihak kepolisian akan memanggilmu setelah ini." Ucapnya pula dengan penuh percaya diri. Pasalnya ya, ia telah mendapatkan bukti yang menurutnya cukup kuat.
"Apa yang kau katakan, Kim Nayoung?!" Geram wanita paruh baya tersebut. "Berhenti di sana sialan!"
"Kau yang sialan wanita tua! Mati kau setelah ini!" Sentak Nayoung. Setelahnya, ia melangkah dengan cepat keluar rumah, dengan kunci mobil yang ada di saku jaketnya.
"KIM NAYOUNG!"
Teriakan keras itu kembali terdengar. Namun, tentu sia-sia, terlambat pula. Kim Nayoung, gadis itu berlari dengan cepat.
Merasa terancam, ibu tiri Nayoung pun mengambil ponselnya di meja. Lalu dengan serampangan, wanita itu menggeser layar ponselnya. Didialnya pula nomor seseorang di sana.
"Habisi anak itu!" Perintah itu pun terlontar. "Dia memiliki bukti yang memberatkanku!" Nyaris dengan teriakan pula. "Aku tidak mau tahu! Buang ke jurang atau bakar sekaligus dengan mobilnya. Yang pasti, habisi dia!"
~~~ An Ambition ~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ambition
FanfictionAn ambition. Sebuah ambisi. Setiap orang, bahkan semuanya - mereka pasti memilikinya. Entah besar atau kecil. Entah benar atau salah. Itu adalah naluri alami manusia. Gadis itu, dengan ambisinya. Hanya balas dendam, tidak yang lain. Hanya mengubah d...