Haiiii…..
Kkkkkk~
Seneng setengah terharu lho ini. Akhirnya bisa lanjut nulis lagi setelah entah sejak kapan ngadat karena kerjaan di dunia nyata dan mood yang montang-manting gak karuan :D
Ah, tengkiyu juga buat yang udah nunggu, udah nanya, udah nagih, sampe udah ngasih semangat. Lopelope kalian banget pokoknya.. Kkkkk~
Eum satu lagi, buat yang nanya kenapa ‘imperfect’ kagak dilanjut juga, itu cerita calonnya bertransformasi jadi ebook yak. Jadi jangan ditungguin, daripada nanti kalian potek :D
Udah gitu aja. Once again, tengkiyuuu hlo yak :)~~~ Happy Reading ~~~
‘Password pintu-nya sama seperti enam digit terakhir nomor ponselku. Masuk saja! Aku sedang tidak enak badan. Aku tidak bisa pergi keluar dan membuka pintu.’
Ji Ahn memutar bola matanya malas setelah membaca pesan itu, pesan yang dikirim Kyuhyun padanya. Astaga... sepertinya kesabarannya akan sangat diuji lagi setelah ini, gerutunya dalam hati. Demi Tuhan, bahkan keluar dan membuka pintu saja tidak bisa? Tsk!
Dengan hati yang mulai dongkol, Ji Ahn bergerak kasar. Gadis itu menekan beberapa nomor yang terdapat di pintu di depannya, yang kemudian terdengarlah sebuah bunyi khas.
Pintu itu terbuka. Tanpa menunggu lama, Ji Ahn mendorong pintu tersebut, hingga kemudian terlihatlah bagian dalam apartment Kyuhyun – tepatnya ruang tamunya.
Sepi, itulah kesan pertama yang Ji Ahn rasakan tatkala telah benar-benar memasuki apartment Kyuhyun. Ia yakin, pria itu pasti tinggal seorang diri, khas para pria lajang di Korea.
“Dimana dia?” Gumam Ji Ahn pelan. Gadis itu memberanikan diri masuk lebih dalam, juga mengedarkan pandangannya, mencari sang tuan rumah. Hanya saja kemudian, ia ingat, pria itu sedang tidak sehat. Jadi, apakah dia sedang berada di kamarnya?
Menebak Kyuhyun mungkin sedang berada di kamarnya, membuat Ji Ahn reflek menghentikan langkahnya. Entah kenapa mendadak gadis itu merasakan sebuah firasat buruk. Tidak mungkin ia harus menghampiri pria itu ke kamarnya juga, ‘kan? Sungguh, ia tidak ingin. Bayangan dalam kepalanya selalu tentang hal-hal buruk jika mengingat mengenai seorang pria dan gadis berada dalam ruangan pribadi bersama.
‘Kau sudah masuk? Aku berada di kamar utama. Kemarilah!’
Lagi, Kyuhyun kembali mengirim pesan pada Ji Ahn. Kali ini bahkan meminta gadis itu untuk datang ke kamarnya. Nampaknya ia dapat mengetahui isi pikiran Ji Ahn.
Benar-benar gila! Sialan! Umpat Ji Ahn dalam hati. Benar ‘kan tebakannya. Tsk! Yang benar saja! Sebenarnya apa yang sedang pria itu rencanakan?!
Ji Ahn menghentakkan kakinya, kesal. Dengan sangat terpaksa, gadis itu kembali melangkah, memberanikan diri menuju kamar utama yang dimaksud Kyuhyun. Mari kita lihat apa yang akan dilakukan pria itu, gerutunya dalam hati. Setidaknya, ia harus menyelesaikan ini semua dengan cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ambition
FanfictionAn ambition. Sebuah ambisi. Setiap orang, bahkan semuanya - mereka pasti memilikinya. Entah besar atau kecil. Entah benar atau salah. Itu adalah naluri alami manusia. Gadis itu, dengan ambisinya. Hanya balas dendam, tidak yang lain. Hanya mengubah d...