~~~ Happy Reading ~~~
Ji Ahn menatap malas pria di depannya, pria yang berhasil membawanya pergi, bahkan dengan mudah. Meskipun ya, dengan kebohongan tentunya. Diajak makan siang oleh Soojung... tsk! Sungguh, alasan macam apa itu! Sedari tadi Ji Ahn menggerutu dalam hati. Pasalnya bukan Soojung, namun Kyuhyun sendiri.
"Melihat dengan mudahnya anda mengelabui Nyonya Han, itu pasti sudah menjadi salah satu hal yang biasa untuk anda."
Mendengarnya, Kyuhyun pun menyeringai, seakan membenarkan kalimat yang baru saja diucapkan Ji Ahn. Dan memang, harus ia akui, itu benar adanya. Karena jika tidak seperti itu, bagaimana pula ia bisa mengembangkan firma hukumnya serta mendapatkan segala kemewahan, 'kan?
"Jadi apa?" Langsung ke inti, Ji Ahn nampak tak ingin berbasa-basi, bahkan meski ada banyak hidangan lezat yang kini sudah tersaji di meja yang berada tepat di depannya. "Mengingat anda bahkan sampai harus mengarang cerita serta mencatut nama Soojung untuk sekedar mengelabui Nyonya Han, pasti tidak hanya untuk membicarakan betapa panasnya ranjang yang kita tempati semalam, 'kan?"
"Makanlah dulu!" Kyuhyun menunjuk hidangan di depannya dengan dagunya. "Aku memesannya tidak hanya untuk dijadikan pajangan."
Fix! Pria ini ingin bermain-main, berbelit-belit dan sebagainya, sungut Ji Ahn dalam hati. Tanpa ingin melakukan apa yang Kyuhyun katakan, gadis itu justru melipat lengannya di dada, menatap Kyuhyun dengan tatapan yang jelas-jelas membantah. "Setelah anda. Saya akan melakukannya setelah anda. Setidaknya saya harus memastikan jika tidak ada racun atau obat-obat tertentu di dalamnya."
Shit! Kyuhyun reflek mengumpat dalam hati, dengan kedua bola mata yang melotot tentunya. Demi Tuhan, apa yang dikatakannya? Racun? Obat-obat tertentu? Sialan! "Perhatikan kata-katamu!" geraman pria itu terdengar memperingatkan. "apakah hanya hal-hal buruk yang ada di otakmu, hah?! Kau tidak bisa menilai seseorang dengan baik atau apa? Aku bahkan menyempatkan waktu untuk makan siang dan berbincang denganmu, lalu berkompromi dan mencari jalan terbaik. Sementara kau- kau justru memikirkan hal buruk? Benar-benar!"
Apa ini? Satu alis Ji Ahn naik. "Jadi ini masih tentang malam yang kita lewati bersama? Anda meragukan perkataan saya mengenai tidak mengatakannya pada Nyonya Han?"
"Y-ya... tentu saja!" Sungut Kyuhyun, meskipun nampak ragu. Dan kini satu pertanyaan yang muncul dalam benaknya, apakah ia terlihat bodoh? "Kau-"
"Sebegitu takutkan anda kehilangan semua kemewahan yang telah anda dapatkan dan nikmati?"
Kyuhyun berhasil dibuat terbelalak sekarang, dengan tubuh yang reflek menegang. Sial! Apakah sangat terlihat? Batinnya.
"Jadi saya benar?" dengan tatapan dan nada mengejek, Ji Ahn menyudutkan Kyuhyun. "Fakta bahwa anda menjalin hubungan dengan Nyonya Han hanya karena segala kemewahan dan kemajuan firma hukum anda, sepertinya anda tidak ingin membantahnya."
"Yak! Kau tidak bisa menuduh seseorang dengan kejam seperti itu. Kau-"
"Menuduh?" Potong Ji Ahn, dengan diiringi tawa sumbangnya. Bukankah itu sudah sangat jelas? Dan pria di depannya itu masih ingin membantahnya? Sangat lucu bagi Ji Ahn. "Siapapun akan berpikir seperti itu. Lagipula, bahkan saya pikir anda tidak normal karena berhubungan dengan wanita yang bahkan berusia dua kali lipat dari usia anda. Tapi setelah melihat anda bersama wanita penghibur, ditambah dengan kebersamaan kita semalam... sepertinya-"
"Bisakah kau berhenti berbicara?!" Sentak Kyuhyun. Dari raut wajahnya, pria itu nampak kesal luar biasa. Selalu saja seperti ini! Gerutunya dalam hati. Ya, Ji Ahn selalu bisa menyudutkannya, membuatnya kalang-kabut sendiri. "Kau pikir aku mengajakmu berbicara hanya untuk mendengarmu mengulitiku, hah?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ambition
FanfictionAn ambition. Sebuah ambisi. Setiap orang, bahkan semuanya - mereka pasti memilikinya. Entah besar atau kecil. Entah benar atau salah. Itu adalah naluri alami manusia. Gadis itu, dengan ambisinya. Hanya balas dendam, tidak yang lain. Hanya mengubah d...