Part 9

2.2K 253 103
                                    

Haiii...... Kkkkkkk~~~

Annyeonghaseyo... selamat pagi, siang dan malam... Readers~nim yang budiman :)

Jadi gimana gimana? Sehat? Atau udah pada gabut gegara pandemi? Wkwk... tapi apapun itu, yang terbaeklah pokoknya buat kalean-kalean yak.

Eum ya. Jadi gini ceritanya, kemarin ada yang nanya FF 'an ambition' atau 'Imperfect' bakal dinovelin atau gak. Nah mumpung ada yang tanya, akika jawab dah secara umum, sekalian woro-woro, biar pada ada pandangan, biar kagak cegek, kagak kecewa, kagak gondok, kagak badmood, kagak gerutu bin bersungut-sungut. Entah yak. Entah FF 'an ambition' atau 'Imperfect', pasti salah satunya bakal akika novelin nanti, entah yang mana.

Jadi mulai sekarang, silahkan bijaklah dalam memilih bacaan Kkkkkk~

I mean, segaknya akika udah kasih woro-woro, jadi kalian ada pandangan. Kali-kali aja udah gak mau lanjut baca gegara udah tau mau dinovelin, gapapa juga, hak kalean itu mah... akika kagak mau maksa. That's why kalean mau vote atau comment pun kadang akika juga gak peduli, serah lu-lu pada dah! Wkwkwkwk

Tapi kalo misal masih mau lanjut baca, syukur-syukur nungguin novelnya juga... yaa tengkiyuu banget lhoo.. seriusan, gue ketchup satu-satu dah kalo bisa KKkkk~~

Udah. Pokoknya kek gitu yak. Sorry banget kalo ada yang kecewa, agak sengaja emang :D

Jengmal mianhae..... Hihihihihi


~~~ Happy Reading ~~~


Ji Ahn dan Kyuhyun – keduanya tersentak, seketika membuat keintiman di sana buyar. Bukan hanya Min Ahjumma yang mendengar suara itu, namun mereka pula – bahkan dengan sangat jelas.

"Kyuhyun~ah!"

Suara itu kembali terdengar. Reflek Kyuhyun dan Ji Ahn saling menjauh. Ji Ahn bahkan memutar tubuhnya dengan cepat, diikuti gerakan jemarinya yang kembali mengaitkan kancing kemejanya. Sungguh, sangat tidak lucu jika dirinya tertangkap basah dengan kancing kemeja yang terbuka seperti itu. Gadis itu mengkhawatirkan rencananya. Ia tidak ingin semuanya berantakan dan berakhir sia-sia. Ini masih terlalu dini. Karena bahkan ia belum benar-benar melakukan apapun.

"Kau di sini?"

Nyonya Han – raut wajah wanita itu nampak sangat sumringah, terutama tatkala ia melihat sosok pria-nya berada di dalam rumahnya. Dan seakan tak memperdulikan sekitarnya, termasuk Min Ahjumma yang masih berdiri di dekat pintu, Nyonya Han masuk begitu saja ke dalam ruang kerjanya. "Aku terkejut melihat mobilmu ada di depan. Bukankah aku sudah mengatakan padamu jika aku akan pergi? Kenapa kau datang? Bahkan tanpa memberi kabar terlebih dahulu."

Kyuhyun menelan salivanya dengan susah payah ketika mendengar serentetan kalimat itu. Keringat dingin meluncur serta membasahi pelipis hingga lehernya pula, sepertinya pendingin ruangan di sana tak berhasil menolongnya. "Ah ya, aku-" Pria itu berusaha keras menormalkan mimik mukanya, seraya mengahalau gairah yang tadi sempat akan menguasainya pula. "Aku hanya lewat tadinya. Tapi karena aku perlu berbicara dengan asistenmu ini, jadi aku mampir sebentar. Maaf tidak memberi kabar padamu sebelumnya." Namun meskipun demikian, kegugupan itu tetap ada.

"Berbicara dengan Ji Ahn?" Nyonya Han membeo. Dahinya mengerut, sementara kedua bola matanya menatap Kyuhyun dan Ji Ahn secara bergantian. "Membicarakan... apa? Oh, kalian juga terlihat tegang. Apa yang terjadi?"

"Tidak ada apapun yang terjadi." Kyuhyun tertawa pelan, terpaksa. Pria itu juga mengibaskan tangannya pelan, menunjukkan gesture bantahan. "Tadinya... kami sedang membicarakan beberapa berkas. Kau sendiri yang menyerahkan tanggung jawabmu akan berkas-berkas itu padanya, ingat? Jadi kurasa, aku perlu berdiskusi padanya."

An AmbitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang