~~~ HAPPY READING ~~~
Knock! Knock! Knock!
Suara ketukan itu berasal dari tangan Ji Ahn. Ya, gadis itu mengetuk pintu di depannya, yang pastinya akan terdengar sampai ke dalam sana.
"Masuk!"
Suara itu terdengar dari dalam. Ji Ahn pun menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu diangkatnya dagunya.
Ceklek
Pintu itu terbuka. Di dalam sana, terlihat seorang pria tengah duduk di kursi kebesarannya. Kaki Ji Ahn pun kembali melangkah, dengan pandangan lurus ke depan sana, fokus pada pria itu – Cho Kyuhyun.
"Maaf mengganggu waktu anda, Tuan."
Ji Ahn menghentikan langkahnya tidak jauh di depan meja kerja Kyuhyun. Kemudian, gadis itu membungkukkan tubuhnya dengan hormat. "Nyonya Han meminta saya untuk mengambil berkasnya." Ujarnya setelahnya.
Dan pandangan Kyuhyun pun sama, menatap lurus ke depan, menatap gadis yang membuatnya sedikit terkejut itu. Bahkan pria itu – dia dapat melihat belahan dada di sana. Hanya saja, itu tak mampu membuatnya mengubah ekspresi wajahnya. Pria itu tetap menunjukkan wajah dinginnya, meskipun sejujurnya... ia merasa penasaran dengan itu semua.
"Tuan?"
"Ehm!" Kyuhyun berdeham keras tatkala kembali mendengar suara Ji Ahn. Pria itu menghembuskan nafasnya pelan seraya menormalkan mimik mukanya. Apakah aku terlihat seperti orang bodoh? Batinnya kemudian.
"Berkasnya, Tuan?" Untuk kedua kalinya Ji Ahn menginterupsi. Dalam hati, gadis itu tersenyum geli. Lihatlah pria di depannya itu! Raut wajahnya hanya topeng sepertinya. Dan oh, apakah dia kehilangan fokus hanya karena belahan dada? Tsk!
"Ah, ya! Ini, ambillah! Katakan pada Nyonya Han untuk mempelajarinya."
Ji Ahn menyunggingkan senyum simpulnya. Gadis itu melangkah mendekati meja di depan sana dan mengambil berkas yang disodorkan Kyuhyun padanya. "Baik, Tuan." Setelah mundur beberapa langkah, Ji Ahn kembali membungkukkan tubuhnya. "Saya akan pergi sekarang."
"Apakah kau terburu-buru?"
Baru saja Ji Ahn akan memutar tubuhnya, suara Kyuhyun kembali terdengar, mengurungkan gadis itu mengurungkan niatnya. Mau tidak mau, kembali dipandangnya pria di depan sana. "Tidak, anda-"
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu." Sela Kyuhyun dengan cepat. Dengan gerakan angkuhnya, pria itu beranjak dari duduknya, lalu melangkah memutari meja. Setelahnya, pria itu berdiri dengan bersandar pada meja tersebut.
Berbicara denganku? Tanya Ji Ahn dalam hati, berpikir apakah dia salah dengar atau tidak. Namun apapun itu, Kyuhyun pasti memiliki maksud tertentu. Dan dirinya, tentu akan meladeni pria itu. "Ada sesuatu yang ingin anda sampaikan lagi pada Nyonya Han?" Tanyanya untuk sekedar berbasa-basi. Meskipun sepertinya... tidak perlu.
"Bukan Nyonya Han, tapi kau- Nona Yoon."
Reflek kedua bola mata Ji Ahn melebar. Gadis itu memiringkan kepalanya, seakan ia berkata, 'apa?'. Ya, semacam ekspresi terkejut dan kebingungan. "Saya?"
"Ya, kau!" Tegas Kyuhyun, diselipkannya kedua tangannya di saku celananya. Dan kedua bola matanya – keduanya memicing, seakan mengamati Ji Ahn dengan seksama. "Kau yakin dengan pekerjaan ini?"
"Pekerjaan?" Ji Ahn mengerjapkan matanya beberapa kali. "A-apa maksud anda, Tuan?"
Kyuhyun mendengus kasar. Sejujurnya, bukan gayanya menjadi diktator seperti ini, terlebih pada orang baru. Dan ya, bukan tugasnya pula untuk mengintrogasi atau bahkan melakukan trainee pada pegawai baru. Hanya saja yang satu ini, entah kenapa ia sangat gelisah. Karena ia sangat paham, menjadi asisten Nyonya Han seharusnya bukanlah sembarang orang, bahkan dulu ia mempercayakan itu pada orang kepercayaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
An Ambition
FanfictionAn ambition. Sebuah ambisi. Setiap orang, bahkan semuanya - mereka pasti memilikinya. Entah besar atau kecil. Entah benar atau salah. Itu adalah naluri alami manusia. Gadis itu, dengan ambisinya. Hanya balas dendam, tidak yang lain. Hanya mengubah d...