Part 13

3.7K 238 71
                                    

~~~ Happy Reading ~~~


Pesan itu menumpuk. Ya, pesan yang berisi tuntutan, dan bahkan mungkin Ji Ahn yakin, seseorang di sana pasti mengetik serta mengirimnya dengan amarah yang mulai membuncah. Ji Ahn memutar bola matanya malas tatkala mengingat orang itu – sang pengirim pesan.

"Ada apa?"

Tersentak, Ji Ahn mengerjapkan matanya beberapa kali. Setelahnya, dengan sedikit bergerak serta kembali menghadap pria yang masih berada di ranjang yang sama dengannya, Ji Ahn menyodorkan tangannya, menunjukkan layar ponselnya pada pria itu. "Dia mencariku."

Dan mau tidak mau, keterkejutan pun seakan reflek menghampiri Kyuhyun. Han Jungri, ucap pria muda itu dalam hati. "Ah, katakan saja jika orang tuamu menghubungi secara tiba-tiba, lalu kau harus segera pergi karena ada sesuatu yang mendesak."

Satu alis Ji Ahn naik, dengan matanya yang memicing pula. Mendengar saran yang Kyuhyun lontarkan dengan sangat mudah, gadis itu mengumpat dalam hati. Itu konyol! Batinnya. Dan lagi, haruskah dengan mencatut orang tuanya juga? Tsk! Sejenak ia merasa bodoh. Seharusnya tadi ia mengatasi wanita tua itu terlebih dulu, iya 'kan?

"Untuk berkasnya, katakan padanya jika nanti sore kau akan mengantarnya ke kantor." Tambah Kyuhyun. "Aku akan mengantarmu."

Ji Ahn menghembuskan nafas kesalnya. "Bahkan tidak pernah terbesit dalam benakku untuk mengikuti perkataanmu. Tapi, baiklah!"

Kyuhyun terkekeh pelan mendengarnya. "Hey, mulai sekarang kau harus terbiasa." Ujarnya lagi, dikecupnya pula bahu Ji Ahn setelahnya. "Aku suka gadisku yang selalu mengikuti perkataanku."

Seraya mengetik pesan untuk Nyonya Han, Ji Ahn mencebik dalam hati. Dan gadis itu bukan aku! Sungutnya, masih dalam hati. Karena baginya, bukan dirinya, melainkan Kyuhyun. Ya, dia yang akan membuat pria itu mengikuti perkataannya, bukan sebaliknya.

"Sudah?" Tanya Kyuhyun tatkala melihat Ji Ahn kembali meletakkan ponselnya di meja.

"Hmm."

Senyum Kyuhyun mengembang. Seiring dengan Ji Ahn yang kembali menenggelamkan dirinya dalam selimut yang sama dengannya, seiring itu pula Kyuhyun kembali melingkarkan lengannya di pinggang gadis itu, memeluknya erat. "Haruskah aku juga mengirim pesan padanya dan mengatakan jika kau pergi dengan terburu-buru?"

"Tidakkah itu seperti sebuah tindakan bodoh?" Celetuk Ji Ahn kemudian, dengan melontarkan pertanyaan balik. "Dia mencurigaimu. Dia bahkan memintaku untuk menyelidikimu."

"Apa?!" Pupil mata Kyuhyun melebar.

"Karena itu berhati-hatilah." Ji Ahn menyunggingkan senyum miringnya. Melihat raut wajah terkejut Kyuhyun saat ini, gadis itu cukup puas. Pria itu pasti tidak menyangka, pikirnya. "Kau pikir seberapa besar rasa percaya Nyonya Han padamu?"

Kyuhyun memejamkan matanya sejenak. Benar, seperti kata Ji Ahn, pria itu tidak menyangka, bahkan akan secepat ini Nyonya Han mencurigainya. "Dia... apa yang dikatakannya padamu?"

"Dia mencurigaimu memiliki hubungan dengan wanita lain, bahkan hingga berani membohonginya." Ji Ahn tak menutupi yang satu itu. Karena ya, ia tidak peduli akan hubungan Kyuhyun dan Nyonya Han, benar-benar tidak peduli. "Itulah sebabnya dia bersikeras memintaku untuk menyelidikimu."

Kyuhyun mendengus pelan. Benar-benar! Sungutnya dalam hati.

"Hanya saja," Ji Ahn bergerak, melepaskan rengkuhan lengan Kyuhyun di pinggangnya. Gadis itu mengangkat tubuhnya, menopangnya dengan sikunya yang ditekuk pula. Lalu dengan memposisikan wajahnya di atas wajah Kyuhyun – hanya dengan berjarak sekitar lima belas senti, ia menatap lekat-lekat kedua bola mata pria itu. "Dia hanya tidak tahu jika akulah wanita itu." Bisiknya dengan nada sensual. "Ya, aku! Aku yang akan menyelidikimu, dan aku juga yang akan memilikimu."

An AmbitionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang