bab 20🦋

6 4 0
                                    


Setelah kejadian kemarin, semua orang tampak bertanya-tanya apa yang terjadi

Kini Mara, Ria, Hengky, Sanar berkunjung ke rumah Agam untuk menjenguknya, karena kemarin semua siswa-siswi segera di bubarkan termasuk Mara dan yang lainnya menemani Agam sampai ke rumah.

Luka memar yang berada di wajah Agam membuat Mara khawatir, tampak Agam yang sedang menangis di pelukan Mara. Agam pun pelan-pelan menjelaskan kejadian seperti apa tentang Zaky.

Ternyata Zaky, Zalion dan Agam adalah sahabat dulunya, mereka bertiga bersahabat sejak SMP kelas 1 sampai kelas 2. Tiba-lah suatu hari di mana suatu musibah kecelakaan yang menimpah naas Zaky dan saat itu Zalion sedang pergi keluar negri.

Saat Zaky menelepon Agam dengan terbata-bata Agam seberusaha mungkin untuk mendengar apa yang di katakan Zaky tetapi tidak berselang lama handphone nya mati saat itu juga Agam langsung mencari keberadaan Zaky tidak berselang lama dari jalan raya lain menemukan Zaky yang ternyata sudah tidak bernyawa berada dalam mobil yang desas-desus nya bahwa Zaky di hadang segerombolan begal pada saat malam hari jam 07.30. Agam berada di lokasi dan ia pun lemas tidak berdaya melihat sahabatnya sudah tidak bernyawa dan terluka di dalam mobil sedangkan mobil ambulan belum kunjung datang.

Tidak beselang lama kemudian mobil ambulan pun sampai, sesampainya di rumah sakit ia tidak sanggup memberi tahu Zalion.

Agam hanya memendam kematian Zaky dari Zalion, dan Agam berfikir andai saja ia cepat menolong Zaky saat itu.

Saat itu Zalion memberi tahu kedua sahabatnya jika ia berada di luar negri selama dua bulan. Selama itu pun Zalion selalu bertanya kemana Zaky, dan Agam hanya menjawab bahwa Zaky selalu sedang pergi. Tidak sampai dua bulan Zalion datang kembali tetapi ia pun mengetahui semuanya bahwa Zaky telah tiada.

Emosinya memuncak mereka pun sempat berdebat dan baku hantam, Zalion selalu berfikir bahwa Agam pembunuh Zaky karena telat menolong Zaky. Saat itu juga yang berada di benak Agam ia sangat merasa bersalah dan selalu merasa ialah penyebab atas kematian sahabatnya itu.

Pelukan nyaman itu membuat Agam lebih tenang, tampak Mara yang menangis melihat luka yang berada di wajah Agam. Mara bertekad ingin berbicara kepada Zalion soal kematian Zaky dan memperbaiki hubungan Zalion dan Agam tetapi Mara meminta tolong kepada Sanara, hanya Sanara-lah yang bisa berbicara baik kepada Zalion.

Sanara pun menuruti perkataan Mara walaupun ia sangat ragu takutnya jika ia berbicara pada Zalion dan Zalion pun tidak mendengarkannya, tetapi itu semua harus penuh dengan hati-hati.

***

Di sekolah SMA ARCANTRA 1, selama 5 hari Agam dan Zalion di skorsing dahulu untuk saling menenangkan diri. Hari-hari tampak sepi tidak ada Agam di  samping Mara, sesekali pun mereka datang ke rumah Agam, seperti biasa luka di wajah Agam sudah mulai mendingan.

...

Tidak berselang lama dari lima hari itu, Agam dan Zalion pun kembali ke sekolah. Dengan penuh ragu Sanara tetap memberanikan diri untuk berbicara ke Zalion.

Sanara dan Zalion bertemu di rooftop.

"Lu, juga mau bilang kalo ini salah gua."

"T-tapi Kak, aku ..."

"Nggak ada hal yang perlu lu omongin sama gua, nggak usah kasih penjelasan yang nggak mau gua dengar!!"

Zalion langsung pergi meninggalkan Sanara sendirian di sana. Benar saja tidak ada gunanya Sanara berbicara dengan Zalion.

Tidak terasa dikit lagi tahun akan berganti yang berada di tahun 2021 menuju 2022 dan tidak terasa juga dikit lagi hari jadian Agam dan Mara. Walaupun kehidupan selalu tidak terlepas dari masalah selama semua menjadi damai maka biarlah berjalan sesuai takdir.

Hari-hari pun berjalan seperti biasanya Agam dan Zalion seperti biasa masih bermusuhan tidak terbesit dari mereka untuk bertemu dan pikiran Agam tidak ada harapan lagi untum berbaikan kepada Zalion.

...

Tahun pun sudah berganti masih saja tidak ada perubahan pada semuanya, saat tahun ini begitu menyenangkan kerena banyak tanggal merah pada tahun 2022 semua orang pun meyempatkan waktu untuk bersenang-senang bersama orang yang tersayang mereka.

Ini juga waktunya Sanara, Ria, Mara, serta Hengky dan Agam liburan bersama-sama mereka mulai pergi ke mall terlebih dahulu.

Mereka baru saja sampai di dalam mall yang terkenal di kota Jogja. Suasana mall sangat ramai sekali, mereka berkeliling mall tersebut dan mereka juga berencana untuk pergi liburan ke sebuah pantai serta mereka pun sekalian menyiapkan barang-barang untuk liburan.

Mereka berempat sangat menyayangi Sanara seperti adik kandung mereka dan Sanara pun sudah menganggap mereka semua seperti keluarganya sendiri Sanara kini cukup bahagia.

"Ini kita mau lanjut time zone dulu atau kita makan dulu? tanya Mara pada semuanya.

Mereka melirik ke arah Agam yang seperti menjadi ketua di dalam persahabatan mereka.

"Main time zone dulu aja, gimana?"

"Oke, oke," jawab serempak mereka pada Agam.

Mereka pun langsung pergi ke tempat time zone.

***

"Ayo, main itu?"

Mara sangat semangat sekali mengajak Sanara dan Ria bermain time zone sambil tangannya menunjuk kepada permainan shoot the zombie.

Sementara Agam dan Hengky bermain berdua karena merasa tidak enak dengan Sanara, mereka pun berseru-seru bermain di time zone tersebut.

"Emang kamu bisa mainnya?" tanya Agam.

"Aku kan mencoba dulu," ujar Mara.

Tampak Mara dengan percaya
diri memainkan itu ternyata ia sangat lihai, mereka pun bertepuk tangan kepada Mara selanjutnya Sanara yang memainkannya, Sanara pun tidak kalah lihai dengan Mara, dan Ria pun lumayan lihai.

Selanjutnya mereka ke permainan Bumper Cars, dengan kursi yang cukup untuk dua orang tetapi mereka memilih untuk duduk sendiri-sendiri. Hengky dan Agam Tidak henti-henti menjahili Mara, Ria dan Sanara.

Beberapa menit berlalu mereka pun selesai bermain Bumpers Cars.

"Haduh pegel pinggang gue, heh Agam lu nabrak, nabrak orang mulu," ujar Ria.

"Sayang, aku nggak kan," ujar Hengky.

"Yeu kamu juga, jahil tau nggak kalian!!"

Mereka tertawa mendengar celotehan Ria yang mengomelinya.

"Selanjutnya mau main apa teman-teman?" tanya Mara.

"Mau main Pum It Up nggak?" tanya Agam.

"Boleh tuh, ayo, ayo!" jawab mereka serempak.

Mereka pun menuju tempat Pum It Up atau dance di arcade, mereka tampak berganti-gantian bermain. Di sepanjang mereka bermain permainan tampak gadis-gadis yang berada di dalam time zone juga melirik-lirik ke arah Agam. Agam langsung mendekatkan dirinya ke Mara seketika beberapa pasang mata gadis-gadis itu memalingkan wajahnya dan pergi dari tempat itu.

Tidak terasa mereka berlama-lama di dalam mall bermain time zone menunjukan pukul jam 3 sore mereka memutuskan untuk bermain permainan terakhir kalinya, mereka merujuk pada permainan Social Bowling.

Tampak Agam dan Hengky yang sangat lihai memainkannya, saat tiga gadis itu mencoba bermain bowling agaknya lumayan susah untuk mereka memainkannya.

***

Sejam sudah berlalu tidak terasa jam sudah menunjukan pukul jam 4 sore, mereka pun memutuskan untuk selesai bermain dan mencari makanan untuk mengisi perut mereka, mereka menuju kepada kedai Shushi Tea.

MARA(SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang