Ujian hari ke tiga pun selesai
hari ini adalah hari kamis, dan besok adalah jumat adalah hari terakhir mengerjakan UKK.Mara mengerjakan UKK seperti biasa di sekolahnya, saat pulang sekolah Mara kerumah Ria sebentar untuk meminta izin bermain di rumah Mara.
Setelah dari rumah Ria.Sesampainya di rumah Mara. Mereka berdua pun berada di kamar, mereka berbincang hingga waktu menunjukan pukul jam tiga pas.
Mara mengajak Ria ke taman di perumahan Mara, terlihat Mba Tuti yang sudah berjualan es doger dan di situ juga terdapat air mancur mini di tengah-tengah taman.
Mara dan Ria tidak menggunakan sepeda motor, karena sepeda motor milik Ria berada di rumah Mara. Jadi mereka berjalan kaki mengelilingi taman.
"Kamu, mau, apa, Ra?" tawar Ria sambil mengitari sekeliling.
Banyak sekali pedagang kaki lima berjualan di setiap sisi taman. Sampai-sampai Ria kebingungan melihat satu-persatu gerobak pedagang dipenuhi oleh orang-orang.
Mara yang ikut mengitari jajanan pedagang juga bingung. Terlalu banyak pedagang yang berjualan.
Lalu tatapannya berhenti di pedagang asesoris yang menjual berbagai macam bando, gelang dan lainnya, jadi itu justru terlihat menarik."Ke sana, yuk, bandonya lucu-lucu." menunjuk ke arah pedagang bando. Ria pun mengikuti arahnya.
Berbagai macam gelang yang sangat unik dan cantik dan bando yang dipajang di tralis besi. Wajah mereka merekah melihat betapa lucu-lucunya bando dan gelang yang di pajang. Ada bando yang berbentuk telinga kelinci, telinga rubah, ada juga yang menjual gelang couple mau sahabat ataupun pasangan yang lucu.
Ria terhipnotis menatap bando-bando itu. Sangat senang sampai Ria terbawa suasana. Karena itu genggamannya kini berahlih memilih bando-bando lucu itu. Tidak sedikitpun Ria longgarkan, sedangkan Mara memilih gelang-gelang couple yang sangat lucu.
"Bagusan yang, mana, Ra, Kelinci atau rubah?" tanya Ria pada Mara.
Ria menunjukan bando-bando itu pada Mara.
"Kelinci bagus, Ri, aku mau yang rubah," jawab Mara pada Ria.
Mereka pun mengambil gelang dan bando yang mereka pilih dan membelinya. Kini mereka tengah duduk di kursi taman yang sudah di tinggalkan pemilik sebelumnya. Tangan mereka pun sudah penuh dengan jajanan sederhana seperti telor gulung, sosis bakar, dan es doger lalu mereka letakkan di atas meja di depan mereka.
"Mau, nambah jajanan lagi nggak?" tanya Ria pada Mara.
Mara menggeleng. "Nanti aja, habiskan ini dulu baru jajan lagi."
Mereka menikmati waktu sambil memperhatikan sekeliling. Sesekali mereka berbicara.
Membahas apakah ada koin di dalam air mancur mini yang tidak jauh dari posisi mereka, dan juga mereka membahas jika ayam goreng dicampur es krim vanilla. Topik random itu membuat mereka penasaran hingga membayangkan cita rasa itu terbentuk.Penuh berbagai rangkaian dan cerita antara satu sama lain, Ria begitu menikamati waktunya. Bersama Mara, segalanya terasa lambat dan cepat secara bersamaan.
Saat mereka sedang asik menikamati suasana di taman, beberapa di taman ada sepasang kekasih yang lagi ber uwu-uwuan, Mara dan Ria hanya melihatnya dan berbincang lagi sampai pada jam lima sore mereka pun memutuskan untuk pulang dari taman lalu ke rumah Mara.
"Ra, aku pulang dulu, ya, makasih atas waktu nya, aku senang." gumam Ria pada Mara.
"Iya, Ri, aku juga senang, hati-hati, ya," jawab Mara pada Ria.
Ria pun pergi dari rumah Mara, dan Mara pun segera masuk ke dalam rumahnya.
"Oh, iya astaga kue, aku harus ke toko kue lily cakes buat mengambil kue Red velvet dan brownies cappucino nya." batin Mara.
Mara pun segera berlari ke mang Jaja buat minta di antarkan ke toko kue, sebelumnya Mara sudah merencanakan sesuatu untuk kejutan Nenek ke Kakek dan juga Mang Jaja serta Mbo Sumi kebetulan Kakek lagi mengajak Nenek keluar rumah.
Mang Jaja dan Mara pun segera ke toko kue tersebut. Sesampainya di sana kue dan brownies nya pun sudah di siapkan, dua kue itu pun segera di masukan ke dalam mobil yang di pegangin oleh mbo Sumi dan Mara.
Sesampainya di rumah Mara segera meletakkan kue di atas meja, Mang Jaja dan Mbo Sumi menghias pesta kecil dan Mara pun ikut menghias dinding.
Jam sudah menunjukan pukul jam tujuh tiga puluh, terlihat ruangan gelap. Tidak berlangsung lama Nenek-Kakek pun pulang.
"Lah, kok, ini gelap ini mati lampu ya, Sumi, Jaja," ujar Nenek.
Mara, Mbo Sumi dan Mang Jaja sedang bersembunyi untuk mengejutkan Nenek.
Tidak berlangsung lama lampu itu menyalah dan suara trompet kecil berbunyi Mang Jaja, Mara serta Mbo Sumi pun keluar mengejutkan Nenek.
"Ya, ampun kaget Nenek." ujar Nenek melihat di sambut dengan keceriaan semua orang di rumah.
"Gimana, Nek, Nenek suka?" mengarahkan Neneknya ke meja yang sudah ada kue nya di atas meja.
"Suka dong, makasih, ya, sayang," jawab Nenek pada Mara.
"Nenek berdoa dulu baru tiup lilinnya," suruh Mara pada Neneknya.
Neneknya pun mengikuti apa yang di suruh Mara, Neneknya pun sudah berdoa lalu meniup lilin.
"Nah, saatnya kita potong kue ulang tahun," ujar Mara pada Nenek.
Mara pun memotong kue bersama Nenem tersebut lalu mereka pun memberikan potongan kue itu kepada Kakek terlebih dahulu. Setelah memberikan kue pada Kakek dan Nenek Mara tidak lupa memberikan kue pada Mang Jaja dan Mbo Sumi.
Walaupun hanya mereka yang bisa membuat pesta kecil untuk Nenek, tetapi rasa kebersamaan mereka terlihat bahagia dan menyenangkan, malam itu menjadi hal yang paling bahagia bagi Mara untuk Neneknya, Neneknya pun bertambah usia atas ulang tahunnya.
***
Pagi ini adalah hari terakhir UKK bagi semua murit di SMA ARCANTRA 1 itu. Semua murid telah lega usai sudah
mengerjakan ulangan kenaikan kelas tersebut termasuk Mara.Saat dikoridor tiba-tiba matanya Mara mengarak ke arah lapangan basket yang sudah di penuhi anggota tim basket SMA ARCANTRA 1.
Tanpa sadar Mara terlalu sibuk memandang lapangan basket tanpa menghiraukan jalanya Sampai- sampai ada Ria yang menepuk pundak Mara.
"Ra, kamu lihat apa si serius banget?" tanya Ria pada Mara.
"I-itu," jawab Mara pada Ria
Mara merujuk ke arah lapangan dan Ria pun melihatnya, ternyata Agam dan Zalion melakukan battle basket bersama timnya masing-masing.
Mara dan Ria segera berjalan menuju lapangan saat sudah sampai, Zalion dan Agam menatap Mara secara bersamaan.
Tampak Zalion dan Agam bermain sangat serius bersama timnya. Mereka terlihat sangat hebat dalam bermain basket, di hadapan kini banyak teman-teman berdatangan.
Mara keheran karena ini pertama kalinya ia melihat Agam dan Zalion battle basket, dari beberapa orang-orang yang berdatangan ada yang menyoraki Agam dan juga Zalion mereka mendukung masing-masing cowo populer yang mereka sukai.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARA
Novela Juvenilmenceritakan tentang teragedi yang merubah cinta yang lama dengan orang baru karna itulah cinta sejati di temukan sampai selamanya. "Aku tak pernah bisa lupa dan berfikir dengan semua yang telah terjadi,rasa sesak didada mendesakku ingin menyerah, a...