Riki
Ca, gapapa?
Eca
Aman kak, udah biasa
Riki
Okee sippp
Udah makan?
Eca
Udahh kakakk gantengg
Tanpa sadar Riki tersenyum sendiri membaca obrolannya dengan Eca.
Waktu dia sadar, dia langsung teringat Rena.
Mereka bukan putus, hanya berisitirahat.
Tapi entah kenapa, sekarang dia tidak terlalu berharap Rena kembali ke pelukannya.
Sepertinya dia lebih berharap Rena benar-benar mengakhiri hubungan ini lalu dia bisa menjalani hari harinya bersama Eca.
Ah, apa-apaan pikiran ini! Dia tidak boleh seperti ini, belajarlah menjadi setia Riki.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dengan keras, dibalik pintu muncul sesosok wanita paruh baya dengan sapu lidi kesayangannya.
"YA AMPUN ANAK BUJANG, KAMARNYA UDAH KAYA KANDANG SAPI!"
Riki melihat sekeliling kamarnya. Ah tidak, ini masih sangat rapih menurutnya.
"Rapih ini, mamahh...."
Sapu lidi itu berhasil melayang ke badan jangkung Riki yang sedang berbaring.
"Beresin cepet! Besok anterin mamah ke rumah temen mamah ya."
Riki langsung menendang ke segala arah, seperti anak kecil yang merengek karna menolak perintah orang tuanya.
"Ahh, gamau... Besok minggu, Iki mau marathon anime!"
Katanya sambil menatap kembali ponselnya.
"Teteh juga kan besok libur..."
Wanita itu mendekati Riki, lalu berbisik ke telinganya.
"Ke rumah mamah Eca, lho..."
Riki kaget, bagaimana ibunya bisa kenal dengan Eca?
"Lho, mamah kenal?"
Ibunya berdecak sambil mengibaskan tangannya.
"Ya ampun, Teteh sama kakaknya Eca itu bareng dari TK!"
Riki makin kaget lagi.
"Yang sering main ke rumah itu kakaknya Eca?"
Ibunya mengangguk.
"OKE! IKI IKUT BESOK!!"
Ibunya terkekeh melihat semangat Riki.
Dari dulu memang Ibu Eca dan dirinya ingin saling mengenalkan anak-anaknya, apalagi umur mereka hanya berbeda 1 tahun.
Tapi Eca dan Riki selalu menolak kalau diajak ikut dengan mereka berdua.
Itulah sebabnya kenapa Ibu Eca membolehkan Eca pergi tadi dengan mudahnya hanya dengan melihat wajah Riki.
Pantas saja wajah Ibu Eca tidak asing kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
About us | Chaemura
FanfictionBayangkan kamu sudah terbang tinggi, tapi dibanting dan di tiban satelit.
