maling perawan

560 24 0
                                    

Marko sudah kepepet, ia melancarkan aksinya seorang diri dan memasuki kawasan perumahan elite di tengah Ibukota. Netranya memandangi satu-persatu rumah di sana, ia tahu tidaklah mudah menjebol rumah mewah tersebut, apalagi rumah itu sudah pasti dilengkapi keamanan dan juga cctv di setiap sudutnya. Sampai ia menemukan sebuah rumah di ujung jalan yang gelap, Marko seperti menemukan harta karun, pintunya tidak terkunci, dan rumah itu tidak ada penghuninya.

Ia berjalan mengendap dengan waspada, melirik kanan kiri, sambil menjelajah sekitarnya. Tidak hanya bangunannya yang mewah, dia sungguh beruntung karna isi di dalamnya pun sangat berharga.

Marko pergi ke lantai dua untuk berjaga, ia harus memastikan dirinya aman terlebih dahulu, sebelum merampas benda berharga di rumah ini. Ia buka satu-satu pintu kamarnya, nihil, semuanya kosong, sisa satu lagi pintu yang berada di hadapannya. Sialan, ada seorang gadis yang tengah tertidur pulas di atas ranjangnya.

Marko masuk ke dalam, kemudian mengunci pintu kamar tersebut. Ia hampiri gadis itu, satu kata yang keluar dari mulutnya hanya manis. Seolah dirinya terhipnotis oleh wajah tenang itu, ia singkirkan helaian rambutnya, lalu menelusuri kulitnya yang sehalus benang sutra.

Gadis itu bergerak merubah posisinya, Marko terkejut sampai dia sedikit menjauh dari tempat berdirinya. Dasar lonte, hardiknya sambil terkekeh di balik topengnya. Selimut gadis itu tersingkap hingga tubuhnya yang mulus terpampang jelas di depan mata Marko. Jelas ia masih berpakaian, tetapi pakaian itu terlampau tipis dan transparan, gadis itu juga tak mengenakan bra-nya, pentilnya nyeplak, menggoda sekali untuk dikenyot sekarang juga.

Marko mulai melupakan tujuan awalnya datang ke tempat ini. Kakinya otomatis berjalan mengarah ke ranjang gadis manis itu. Ia telusuri kaki mulusnya dengan telapak tangannya yang kasar. Dari mata kaki hingga pangkal pahanya, ia angkat gaun tidurnya di atas perut. Ia tersenyum kala berhasil membuka celana dalam gadis tersebut dan membuangnya ke lantai. Ia tak terusik sama sekali dalam tidurnya, bahkan ketika Marko mulai mengendus kemaluannya, dan menjilati itilnya dengan agresif.

Tempik tembam itu sudah kacau tak beraturan, lendir dan liur bercampur menjadi satu, bunyi cecapan cabul pun merongrong di dalam ruangan tersebut.

"Legit banget tempikmu sayang."

"Dasar tempik lonte, gampang ileran!"

Marko tampari tempik basah itu, si empunya mulai melenguh, matanya mengerjap dengan perlahan, dan saat ia sukses membuka mata, kakinya langsung menendang ke udara, dia panik sampai tubuhnya mundur mentok menabrak punggung ranjang. Pikirnya ia hanya mendapati mimpi basah saja, walaupun rasanya terlalu nyata, tapi apa di hadapannya kini ada seseorang berwajah tampan, seringainya mesum, semakin merangkak mendekat menyudutkan gadis itu di punggung ranjang.

"K-kamu siapa?"

Dia terkekeh, kekehan yang menurut Giselle terdengar sangat meremehkan.

"Nggak perlu tahu aku siapa. Tapi enak kan sayang?"

Tubuh Giselle bergetar hebat apalagi sewaktu kakinya berhasil ditarik, dan dia langsung terlentang di bawah kukungan lelaki itu.

Marko menduduki perutnya, kedua tangannya dikunci di atas kepala miliknya. Giselle mencoba memberontak meskipun sia-sia, tenaganya tidak sebanding dengan lelaki itu. Si mesum yang brengseknya sangat tampan itu memajukan wajahnya, ia mencengkram dagunya karna Giselle terus bergerak tanpa henti.

"Diem atau gue perkosa lo sampe mati?! Ancamnya membuat seluruh bulu kuduk Giselle berdiri. Giselle langsung diam menurut, laki-laki itu menciumnya, ciuman yang rakus dan menuntut, Giselle kewalahan, belum lagi lehernya dicekik dengan kuat oleh genggaman tangannya. Ini sungguh menyiksa.

Air mata mulai membanjiri wajah manis itu, Giselle tidak berisik, namun dia merintih memohon kepadanya agar diberikan pilihan lain. Ia bersumpah dalam dirinya, ia benar-benar menyesali keputusannya untuk tidak ikut serta orangtuanya pergi dari rumah ini.

Giselle lengah hingga tak sadar, lelaki yang menduduki payudaranya itu sudah menurunkan resleting celananya, bahkan kini kontolnya yang besar, panjang, dan berurat itu menampar bibirnya yang bengkak pasca ciuman brutal tadi.

Giselle dipaksa menjulurkan lidahnya, tampilannya sangat kacau, dadanya ngilu, sebab pinggul lelaki itu menguleninya dengan sengaja. Semakin lama gerakannya semakin brutal, dia melonjak-lonjak kuat di atas susunya yang besar, kontolnya masuk kedalam mulut gadis itu, kotor, semuanya kotor wajahnya penuh lelehan peju.

Gadis itu ditelanjangi, sementara Marko masih berpakaian lengkap, tidak dengan kontol tegangnya yang terus mengacung.

Saat semuanya sudah siap, Marko memposisikan tubuhnya, perlahan ia masukan kontolnya itu ke tempik tembam yang sudah ngowoh, megap-megap kelaparan di depan matanya. Dia meludah, sebelum semuanya ia jebloskan kedalam lubang sempit tersebut.

"Ahhh.."

"Sempit bangett ahh anjinggg.."

Giselle meremas seprainya, ia rasakan vaginanya seperti dirobek dengan paksa.

"Ternyata aku jadi yang pertama ya sayang?"

"Mmmh.. pelan pelanhh massh.."

Sambil ngulek pinggulnya, Marko juga uleni susu Giselle yang mantul-mantul itu. Nyusu di pentilnya, digigit pelan, sesekali di tampari dan diremas kuat sampai teteknya merah.

Giselle tidak bisa menyembunyikan kenikmatannya, ia justru melingkarkan kedua kakinya ke pinggang lelaki itu. Memeluk punggung lebarnya agar ia bisa rasakan penisnya menembus ke dinding rahim miliknya, sampai mentok.

"Ahhh mentokin mass enakk.."

"Nghhh.. jadi lontenya mas aja ya? Biar mas bisa ngentotin adek tiap hari mau?"

"Mmmh mauu masshh.. mau jadi lontenya mass.."

Giselle udah tolol, otaknya udah nggak berfungsi karna isinya cuma kontol gede Marko doang. Mendadak ia lupa segalanya, lupa kalau lelaki ini entah dari mana datangnya, apa tujuannya menyusup kedalam rumahnya. Ini pertemuan pertama mereka, sekaligus pembuka untuk hubungan sex mereka yang selanjutnya. Sebab setelah malam itu, Marko terus mendatangi rumah gadis itu, menjadikan Giselle miliknya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 25 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

oneshot giselle aespaWhere stories live. Discover now