Bagian Sebelas - Pertama dan Terakhir

5 2 0
                                    

Kedai Nona Emi.

Adalah sebuah kedai tengah malam yang bertempat di samping toko kelontong Bu Hanum. Berseberangan dengan tiga gedung apartemen yang telah berdiri sejak sepuluh tahun lalu. Kedai yang kental dengan nuasan kayu jatinya, kedai yang punya nama-nama lucu dan aneh sebagai nama setiap hidangannya. Kedai yang dipenuhi oleh para pengelola ramah dan sajian yang memuaskan karena mereka masakannya dibuat sepenuh hati, oleh Pak Atma yang ramah senyum, Pak Tomi yang serius dan Ammit yang humoris.

Kedai Nona Emi telah dengan cepat menempati posisi pertama dalam hati Hana. Menjadi kedai pertama yang membuatnya menemukan kebahagiaan lain selain dalam rumah. Ia menemukan kebahagiaan yang tak terhingga disana. Kebahagiaan yang terpancar karena masakan mereka, orang-orang yang menyenangkan dan tanpa bisa dipungkiri dan tak terbantahkan lagi, ia menemukan cinta pertamanya disana.

Ketika memutuskan untuk melabuhkan hatinya pada seorang bernama Langit Sajiwa Atmajaya, Hana hanya tahu bahwa ia akan kembali mendapatkan kebahagiaan lain, yang lebih berlimpah, berkali-kali lipat dari sebelumnya. Hana akan terus menerimanya dengan senang hati. Bisa merasakan sebuah kebahagiaan dari orang yang tulus mencintainya adalah sebuah perasaan yang ia dambakan sejak dulu, sebuah perasaan yang sesungguhnya tak pernah bisa ia dapatkan sepenuhnya kini menyelimuti tubuhnya ribuan kali lebih besar dan membuat Hana semakin terus mendambakannya.

Bagi Hana, ada begitu banyak potongan yang tak perlu dijelaskan dengan banyak kata. Sama seperti ketika ia harus merelakan Langit untuk pergi dan menyelesaikan segala kehidupan yang telah ia bentuk di seberang sana. Menyelesaikan permasalahannya dengan Robert Winston, membenahi segalanya untuk kembali berjalan dengan teratur. Hana tak takut bagaimana hubungannya dengan Langit yang masih seumur jagung ini akan berjalan nantinya. Baginya, ketika mulai berbicara tentang cinta, hanya ada dua hal yang perlu dipegang dengan sangat bagi siapapun yang memulai sebuah hubungan. Saling mengerti dan percaya.

Mengerti bahwa setiap pribadi selalu butuh ruang dan kehidupannya masing-masing, percaya bahwa segalanya akan tetap mulus meski terpisahkan untuk waktu yang lama. Hana maupun Langit, seperti itulah bagaimana keduanya membentuk sikap saling pengertian selama ini, mereka selalu percaya pada cinta masing-masing dan yakin pada apa yang mereka pegang. Mungkin itulah yang membuat mereka bisa bertahan dalam hubungan jarak jauh yang telah terjalin selama sepuluh bulan ini.

Hal pertama yang ia dengar tak lama setelah keduanya memulai hubungan jarak jauh itu adalah tentang Robert Winston. Pria yang mengambil segalanya demi keuntungan diri sendiri itu nyatanya tak berhasil menuntaskan segalanya meski berhasil menarik perhatian investor. Ia gagal mengembangkan konsep, tak tahu menyempurnakan bagian akhirnya hingga pada akhirnya harus merelakan kenyataan bahwa perusahaan yang selalu ia impikan itu tak akan pernah terwujud sebagaimana mestinya. Apa ia akhirnya berhasil menuai apa yang selama ini ia tanam? Robert Winston mungkin pandai dan ahli dalam bidangnya. Meski begitu, segalanya tetaplah hasil otak dan tangan milik dua orang. Dan sesungguhnya tak akan pernah bisa menyentuhkan kalimat sempurna jika satunya memilih tinggal atau ditinggalkan. Naas ia tak pernah berpikir panjang setiap memutuskan sesuatu. Itulah kekurangan seorang Robert Winston sejak awal.

Hana juga mengerti ketika Langit ingin tinggal lebih lama disana. Ia ingin memulai kembali setelah berbenah. Ia tak ingin kabur dari banyaknya masalah yang menimpanya. Ia tak ingin menyesal karena tak pernah mencoba apapun selama hidup tanpa tali kekangan yang mengikatnya erat. Langit dan warna birunya hanya tampak semakin cerah ketika itu terjadi.

"Selamat ulang tahun, Hana. Maaf, karena kita masih belum bisa bertemu. Aku merindukanmu. Sangat."

"Hm... terima kasih. Tidak apa-apa jika belum saatnya. Selalu merindukanmu, Langit. Bagaimana harimu, disana sudah larut sekali, bukan?"

Kedai Nona EmiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang