bab 16 Fikri Gibran 2

171 33 9
                                    


Saat Fikri dan Gibran  memutuskan untuk pulang suasana berubah tiba tiba perisai melingkari sekeliling hutan tersebut

"Cahaya apa ini" ucap Gibran menyentuh perisai tersebut membuat Gibran terpental

"Ausshhh" keluh Gibran, Fikri yang cemas langsung mendekat kearah Gibran

"Yang mana yang sakit" tanya Fikri

"Kaki aku" tunjuk Gibran ketika melihat bagian lututnya cedera

"Fikri...ini perisai apa ya, kenapa kita gak bisa keluar...apa kita bakal terperangkap disini" tanya Gibran cemas

"Lo tenang ya gib...gua bakal cari jalan keluar" ucap Fikri

"Lo duduk Disini dulu" ucap Fikri cemas dan berlari berusaha mencari jalan keluar

Fikri melihat lihat ke sekitar hutan, memang benar ternyata ia dan Gibran sudah terperangkap

"Pasti kerjaan dia" ucap Fikri kesal

FIKRI

Mendengar suara teriakan yang menyebut namanya Fikri menjadi cemas dan menyusul kearah Gibran

Dan ternyata benar hal yang Fikri liat adalah Gibran yang sudah setengah badannya terlihat akibat badan Gibran tersedot kedalam tanah,

Fikri dengan cepat menangkap tangan Gibran dan menariknya

"Fik...pliss tolongin guaa" ucap Gibran

"Tenang gua gak akan biarin Lo kenapa Napa gib" ucap Fikri terus menarik Gibran

Hampir lima menit akhirnya Gibran berhasil keluar dari tarikan tanah tersebut

"Gib Lo gak papa" tanya Fikri dengan cemas kemudian memeluk Gibran

"Fik tadi itu apa kenapa gua di tarik tanah itu...apa yang terjadi Fik" tanya Gibran cemas

"Dengar selama ada gua Lo aman okey" ucap Fikri membuat Gibran ikut yakin dengannya

"Sekarang bantu gua"

"Apa"

"Kita cari pisau bercahaya biru"

"Emang nya ada Fik"

"Cari Gibran jika Lo mau selamat" ucap Fikri

"Okey...berarti kita mencar"

"Gak!! Lo tetap dengan gua"

"Tapi gimana caranya kita menemukan pisau itu dengan cepat Fikri"

Fikri ikut bingung, benar kata Gibran bagaimana caranya agar mereka menemukan pisau biru tersebut

"Gua tau Fik" ucap Gibran

"Apa"

"Lepaskan spion mobil Lo" ucap Gibran

"Untuk apa"

"Udah Lo ikutin aja, apa susahnya sih" ucap Gibran, Fikri berjalan mendekati mobilnya dan melepas spionnya lalu memberikan nya kepada Gibran

Setelah menerima kaca spion tersebut Gibran mendekati pohon yang sangat besar dan tinggi lalu memanjatnya hingga puncak

"Gua gak tau adik gua jago manjat gitu" monolog Fikri melihat Gibran yang sudah tiba diatas puncak pohon, namun fokus Fikri yang awalnya mengarah ke Gibran teralihkan dengan asap hitam yang mendekat kearah Gibran

"Gibrann awas" ucap Fikri, mendengar Fikri memanggil nya Gibran melihat kebawah dan lalu melihat kearah sampingnya namun telat asap tersebut telah masuk kedalam tubuh Gibran

"Shit...gua telat" ucap Fikri lalu memutuskan untuk memanjat pohon dengan cepat

Dipuncak pohon kondisi Gibran sangat aneh matanya menghitam entah kenapa tangan Gibran dengan sendirinya mencekik leher nya sendiri

"Harus mati" ucap Gibran dengan tatapan kosong dan cekikan dirinya sendiri, Fikri yang tiba diatas pohon pun langsung meraih tangan Gibran yang ada dilehernya

"Lepas gib...Lo gak boleh mati konyol gini"

"Harus mati"

"Gak lepas...lepasss" ucap Fikri berusaha melepas tangan Gibran dari leher Gibran

"Sadar gib, jangan biarkan dia menguasai Lo...sadar...sadar.
Gibran sadar" teriak Fikri

Didalam diri Gibran. Sedang berusaha untuk sadar dan melawan asap hitam di tubuhnya

"Sadar gib"

"Sadar"

"Gibran sadar jangan kalah"

"Gibran"

"Lo Gibran"

"Sadar"

SADAR

Gibran tersadar matanya yang awalnya hitam kembali normal, nafas Gibran tak beraturan karena cekikan tadi berefek padanya

"Gib Lo gak papakan" tanya Fikri cemas

"Enggak gua aman kok...thank ya Fik" ucap Gibran

"Kaca spion nya...kita benar benar harus pergi kalau tidak bisa bahaya buat Lo" ucap Fikri

"Kenapa gua Fik"

"Gak ada waktu Gibran cepat"

Gibran dengan cepat melihat lihat dan mengarah kan kaca spion itu ke sembarang arah, hampir sekitar dua menitan akhirnya Gibran melihat ada cahaya biru di tengah hutan

"Ketemu" ucap Gibran

"Mana"

"Lihat ini cahaya biru dan gua yakin ini dari pisau biru itu Fik" ucap Gibran

Mereka berdua turun dari pohon dan berjalan menuju tengah hutan, kali ini Fikri Sangat menjaga Gibran, sehingga tidak ada yang dapat menyerang Gibran seperti tadi

Saat tiba mereka berdua sedikit terpesona dengan pisau tersebut sangat indah

Fikri berjalan dengan cepat dan mencabut pisau tersebut dan membuang nya kesembarang arah

Dengan dicabut nya pisau tadi seluruh penghalang pun menghilang

"Yuk pulang" ajak Fikri menarik Gibran untuk segera menuju mobil nya







Bersambung

GHOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang