"Dua hari lagi. Anak itu akan mengembalikan suami ku" ucap Dea dengan senyuman yang begitu lebar
"Gibran. Sayang nya kamu terlahir untuk mati"
"Sedikit lagi ramuan itu akan menyebar di seluruh tubuhnya"
"Dan setelah itu jasadnya akan ku bawa dan tukar kan dengan suami ku" monolognya melihat foto dirinya dengan seorang pria yang merupakan suaminya
***
"Thanks ya udah bantu gua" ucap Gibran, "sama sama, tapi serius Lo tinggal di kontrakan ini" ucap Kanza
"Iya, yaudah ya gua mau beres beres dulu" ucap Gibran
"Gua bantu"
"Gak usah za, biar gua sendiri aja"
"Gua tidak menerima penolakan" ucap Kanza membawa koper Gibran, Gibran hanya pasrah dengan hal yang dilakukan oleh Kanza
Mereka berdua sudah berada di dalam kontrakan Gibran
Gibran melihat sekeliling rumah nya begitu banyak hal hal yang membuat nya Dejavu dan salah satunya adalah Rasya
Gibran menarik nafas dan mulai melanjutkan menyapu rumahnya
Tiba tiba urat tangan Gibran mengeluarkan cahaya biru, Gibran melihat tangannya dengan perasaan cemas tak lama rasa sakit dan menyengat di tangannya mulai terasa
"Arghhh" karena teriakan Gibran Kanza dengan cepat mendekat kearah Gibran, dan ya Kanza sedikit terkejut melihat tangan Gibran yang mengeluarkan warna biru Tersebut
Kanza mendekat dan memegang tangan Gibran
"Aaaarghhh za tolongin gua ini sakit!!!" Teriak Gibran
"Iya sabar" Kanza mengeluarkan botol kecil dari sakunya dan meneteskan nya ke tangan Gibran
"Arghhhh" teriak Gibran
"Tahan gib...tahan" ucap Kanza menenangkan Gibran
Tangan Gibran kini juga mengeluarkan cahaya berwarna oranye, sakit yang Gibran rasa kan kini bukan hanya di tangan namun juga di jantung
Jantung Gibran, tangan Gibran dan juga mata Gibran sangat terasa perih dan begitu sakit, "arghhhh" Gibran tak ada henti hentinya berteriak, Kanza berusaha memegang Gibran dengan kuat, karna sudah tak tahan dengan sakit di seluruh tubuhnya Gibran pun kehilangan kesadaran nya
Kanza sedikit terkejut ketika melihat Gibran pingsan, ia langsung membawa Gibran ke kamar dan menidurkan Gibran
Ia duduk dan melihat tangan Gibran tadi dengan tatapan intimidasi
"Ramuan X. Siapa yang sudah memberikan nya" ucap Kanza
"Apa ada yang mengincar Gibran"
"Tapi siapa"
"Tidak, ini tidak boleh terjadi" monolog Kanza
"Gibran hanya boleh menjadi milik gua, sudah lama gua mencarinya" ucap Kanza melihat Gibran
"Dua hari lagi, adalah hari dimana gua akan mendapatkan mata Gibran, dan gua gak boleh kecolongan oleh orang yang juga mengincar nya" monolog Kanza
Kanza menatap Gibran dengan tatapan yang puas
"Sori, gua terpaksa memasukan ramuan W itu"
"Karna gua gak akan biarkan ramuan X yang orang berikan kepada Lo membuat rencana gua yang udah gua susun selama bertahun tahun gagal"
"Ramuan gua yang akan mempengaruhi seluruh tubuh Lo, tidak boleh yang lain"
"Dan Gibran dua hari lagi hidup Lo akan berakhir" ucap Kanza dengan tersenyum
****
"Aaaaaaa kenapa gua mikirin anak itu sih" ucap Rasya dengan menendang rak buku di kamarnya
"Lagian bisa bisanya dia percaya dengan orang yang baru aja dia kenal"
"Bentar, gua harus nya senang, dengan dia punya teman baru, berarti gua aman dan tidak akan di ganggu oleh anak aneh itu" ucap Rasya dengan senang
"Yuhuuuu.." Rasya menghempaskan badannya di atas kasurnya dan melihat langit langit
Gua gak bakal ninggalin Lo
Cuman Lo teman gua
Ogak gua gak pernah punya teman
Gokillll baru kali ini gua ketemu sama orang yang jiwa introvert nya segila ini
Sontak Rasya menutup telinganya dengan kuat, "aaaa berhenti....kenapa suara suara ini terus datang sih"
"Stoppppp"
Rasya
"Stopp!!!!" Teriak Rasya kemudian duduk dengan keringat dinginnya
"Kenapa, suara suara itu harus ada"
"Kenapa selalu datang"
Bersambung
![](https://img.wattpad.com/cover/376967875-288-k954792.jpg)