Chapter 10

522 32 1
                                    

"BOM!!", aku berteriak ketika tahu apa yang ada di dalam kotak di hadapanku.

10...

Penghitung mundurnya terus bergerak, mendekati angka nol.

9...

Ryosuke berlari mendekatiku, memastikan apa yang kulihat benar-benar benda itu.

8...

Tanpa buang waktu, kami langsung berlari menuju pintu. Tapi aneh, pintunya tidak bisa dibuka.

7...

"Sial!!", Ryosuke mulai mengumpat.

Sejak kapan pintu ini terkunci? Atau memang ada orang yang sengaja mengurung kami bersama bom ini disini?

6...

"Kraakk!", Ryosuke melempar kursi yang ada di tengah ruangan ke arah jendela kaca yang tadi sempat kukagumi. Retakan-retakan halus mulai terbentuk. Tentu saja tidak akan mudah untuk menghancurkan kaca tahan ombak ini.

5...

"Kraaakk!", sekarang Ryosuke menggunakan sebatang kayu yang ada di antara tumpukan kardus untuk menyerang kaca itu. Aku mengerti apa yang Ryosuke rencanakan. Di ruangan ini tidak ada jalan keluar lain selain pintu tadi, jadi kami harus menghancurkan kaca jendela ini dalam waktu kurang dari 7 detik jika tidak ingin mati.

4...

"Kraakk!", benda apapun yang kami temukan kami gunakan untuk memperbesar retakan di kaca ini.

3...

Apa kami masih punya waktu?
Entahlah.

2...

"Praaang!", akhirnya bagian tengah kaca besar itu pecah. Tapi masih belum cukup untuk mengeluarkan kami berdua dari sini. Ya Allah, tolong kami...

1...

Ryosuke menarik tanganku. Dia menjadikan tubuhnya sebagai tameng dan menerjang kaca yang sudah hampir pecah itu.

0...

"DUAAARRR!!!",

***

Author's POV

"Kenapa mereka lama sekali?", Rei mulai gelisah.

"Tenanglah Rei, belum sampai 10 menit ninja-chan pergi, kau terlalu khawatir.", Yuuri mencoba menenangkan Rei setelah menyandarkan tubuh Yuto di dalam mobilnya.

"Aku akan menyusulnya.", Rei sudah tidak sanggup lagi menunggu.

"DUAAARRR!"

Sebuah ledakan terdengar memekakkan telinga.

"Suara apa itu?", Yuuri bertanya, masih dengan wajah kaget dan panik yang tak bisa disembunyikan.

"Ai! Ryosuke!", bukannya menjawab, Rei malah berlari meninggalkan Yuuri, menuju gudang tempat Ai dan Ryosuke berada.

"Aiiii!!", Rei kembali meneriakkan nama saudara perempuannya ketika melihat gudang yang baru beberapa menit yang lalu ia masuki kini sudah dilalap api.

"Jangan Rei!", Yuuri menahan Rei yang berniat menerobos api untuk mencari Aisyah dan Ryosuke.

***

Kepalaku terasa sangat berat, dadaku sesak, seperti ada begitu banyak air yang memaksa masuk ke paru-paruku. Perlahan, tubuhku mulai terseret ke dasar laut. Pandanganku semakin kabur. Aku tidak bisa bernafas. Dan sekarang, yang bisa kulihat hanya kegelapan.

Aisyah dan 7 PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang