Musim semi 5 tahun kemudian...
"Assalamu'alaikum."
Seperti biasa, tidak ada yang menjawab salamku. Aku masuk ke sebuah ruangan yang bernuansa kehijauan, warna kesukaan kak Kei.
Kak Kei masih tertidur pulas dengan beberapa untai kabel ditubuhnya. Sebuah monitor yang ada tak jauh darinya pun selalu setia menunjukkan perkembangan kesehatannya.
Aku mengganti bunga yang ada di vas dengan bunga segar yang baru saja kupetik dari taman istana Diamond. Aku juga memindahkan sebuket bunga yang ada di meja ke dalam vas agar tidak cepat layu. Sepertinya ada yang baru saja menjenguk kak Kei dan membawakan bunga untuknya.
Sudah hampir lima tahun aku melakukan rutinitas ini. Sebelum berangkat sekolah, saat aku SMA, aku selalu mampir kesini, menjenguk kak Kei. Setelah lulus, aku memutuskan untuk hidup mandiri di sebuah apartemen sederhana tak jauh dari tempat kak Kei dirawat.
Aku menarik sebuah kursi dan duduk tepat di samping kak Kei.
"Kak Kei, apa kabar? Ada banyak kabar baik yang aku bawa hari ini. Kak Kei dengar kan?", aku memulai percakapan dengan tubuh kak Kei yang masih tak sadarkan diri.
"Kak, insyaAllah bulan depan floristku akan diresmikan. Kak Kei tahu kan kalau salah satu impianku adalah membuka florist. Sebentar lagi aku akan mewujudkannya. Tenang saja, aku juga tidak akan menyia-nyiakan gelar S1 Psikologiku kok, aku tetap akan melanjutkan S2 sambil mengurus tokoku."
"Rei sekarang sudah menjadi direktur utama Diamond Game House loh kak. Hebat ya. Itu perusahaan cabang baru di bidang produksi game yang ada di bawah naungan Diamond Corp. Tapi Rei tidak sekadar membuat game saja kak, dia membuat game-game yang mendidik tanpa unsur pornografi sama sekali, selain itu Rei juga memanfaatkan game yang dia buat untuk menyebarkan syiar Islam. Aku yakin kak Kei pasti bangga sekali padanya."
"Oiya, tadi pagi aku sempat mampir ke istana Diamond dan memetik beberapa tangkai bunga. Ryu-chan sekarang sudah mulai bisa berjalan kak. Padahal rasanya baru kemarin Ryu-chan lahir. Aku masih bisa mengingat dengan jelas betapa bahagianya Kou-niichan saat pertama kali melihat Ryu-chan. Kak Kei tidak iri? Aku juga ingin punya keponakan lho dari kak Kei. Hihihi."
"Kak Kei, Yuto sekarang sudah berhenti menjadi model. Awalnya, banyak yang menentang keputusannya, tapi ketika dia muncul di dunia barunya sebagai fotografer alam, whoaa, kak Kei pasti takjub melihat betapa bagusnya hasil jepretan Yuto."
"Yuuri dan Hikaru-niichan juga tidak kalah sukses lho kak. Yuuri menjadi profesor muda dan sekarang menjadi peneliti di laboratorium Diamond. Dia bertekad akan melindungi semua umat manusia dengan ilmu yang dia miliki. Yuuri sudah bukan Yuuri kecil yang imut lagi sekarang, dia suda semakin terlihat dewasa dan bijaksana, meski kadang sifat kekanak-kanakannya masih sering muncul."
"Sedangkan Hikaru-niichan, selain menjadi direktur utama di Diamond Corp., Hikaru-niichan juga menjadi seorang pelukis terkenal kak. Karyanya benar-benar indah, bahkan sekarang Hika-niichan sudah punya galeri sendiri."
"Kalau Ryosuke...entahlah. Setelah lulus SMA dia memutuskan untuk kuliah di Eropa. Tapi dia sama sekali tidak memberitahu akan kuliah dimana, hidup dengan siapa, kuliah jurusan apa, dia bahkan tidak pernah memberi kabar sama sekali. Ini sudah tahun keempat dia tidak kembali ke Jepang. Hhhh. Semoga dia baik-baik saja ya kak."
"Oia, kak Kei jangan marah yaa. Aku memanggil Kou-sama dan Hikaru-sama dengan panggilan niichan sekarang. Mereka yang memintaku begitu. Jadi kak Kei jangan cemburu yaa. Kak Kei akan tetap jadi kakak kesayanganku kok. Hehe."
"Diamond High School juga sudah banyak berubah lho kak. Kak Kei pasti senang mendengar kabar ini. Sekarang sudah dibangun sebuah masjid di atap DNS. Hebat kan? Selain itu, Moslem Club yang dulu aku, Rei, dan Keito-senpai dirikan, sekarang anggotanya semakin banyak. Senang sekali rasanya. Aku dan Rei juga masih rutin memantau perkembangan club."
Aku berhenti sejenak. Ada satu kabar baik lagi yang ingin kusampaikan, tapi aku butuh mempersiapkan diri dulu sebelum mengatakannya.
"Kak Kei... sebenarnya ada hal penting yang ingin aku sampaikan hari ini. Baru kak Kei dan Rei yang aku beri tahu soal ini. Kak Kei jangan menertawakanku ya?"
Aku menarik nafas panjang sebelum melanjutkan kalimatku.
"Kemarin seseorang melamarku. Aku sudah menerimanya, dan insyaAllah kami akan menikah tiga bulan lagi. Dia laki-laki yang baik dan aku yakin dia bisa menjadi imam untukku. Aku akan memperkenalkannya kepada kak Kei nanti."
"Kak, aku benar-benar ingin kak Kei yang jadi waliku saat aku menikah nanti. Jadi aku mohon, segeralah bangun. Ya? Aku merindukanmu, kami semua merindukanmu.", airmataku menetes.
Tidak tidak, aku tidak boleh terlihat sedih di depan kak Kei.
"Aaah, sepertinya ada sesuatu masuk ke mataku.", aku bangkit dari dudukku.
"Aku akan segera kembali, tunggu ya kak.", aku pergi ke toilet untuk menghapus jejak airmata di wajahku.
Setelah memastikan wajahku sudah terlihat lebih baik. Aku membeli sekaleng minuman di vending machine dan kemudian melangkahkan kakiku kembali ke kamar kak Kei.
Aku menarik nafas panjang lagi sebelum masuk ke kamarnya.
"Assalamu'alaikum.", meskipun aku yakin tidak ada yang menjawab, tapi aku selalu memberi salam sebelum masuk ke kamar kak Kei, berharap suatu hari nanti kak Kei akan bangun dan menjawab salamku.
Aku membuka pintu. Ada seseorang disana, duduk di samping kak Kei. Dia membalikkan badannya dan menjawab salamku.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
Minuman yang ada ditanganku terjatuh. Dia...bagaimana dia bisa ada disini? Bukankah dia ada di Eropa? Tunggu, apa aku tidak salah dengar, tadi...dia menjawab salamku? Kenapa dia bisa menjawab salamku? Dia...
"Ryosuke?"
THE END
***************************
Alhamdulillah...
Akhirnya selesai juga. :)
Terima kasih banyak buat yang udah ngikutin cerita ini dari awal sampe akhir.
Terima kasih buat yang uda mau ngasi vote dan commentnya, vomment kalian selalu jadi penyemangat buatku lhoo...
hiks... :')
#terharuEndingnya ngegantung ya?
Hehehe, sengaja, insyaAllah ntar saya mau bikin cerita spesial Ryosuke-Ai.
Tungguin yaaa...Sekali lagi, terima kasih banyak readers~
Arigatou gozaimasu~
#bow^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah dan 7 Pangeran
Gizem / GerilimHarus tinggal bersama 5 pemuda yang baru saja kukenal? Di rumah mewah semegah istana? Dan sekolah di SMA elit di Jepang? Jangan bercanda!! Aku tau ini kesempatan emas, dan aku pun punya impian untuk bisa hidup di negeri Sakura itu, tapi, agama, ras...