Chapter 13

508 36 1
                                    

"Kau sudah baikan?", seseorang bertanya padaku ketika aku keluar dari bilik yang ada di klinik sekolah. Jam pelajaran sudah usai setengah jam yang lalu. Ya, aku memang tidak masuk ke kelasku sejak jam istirahat berakhir, aku bolos. Ini pertama kalinya aku bolos seumur hidupku.

"Hikaru-sama, apa yang anda lakukan disini?", aku menjawab pelan ketika tahu siapa yang mengajakku bicara.

"Aku kan direktur sekolah ini, kau lupa?", dia tersenyum lebar ke arahku.

"Aah, sou ka.", aku membalas sekenanya.

"Bersemangatlah! Jangan membuat orang lain khawatir begitu."

"Aku tidak yakin ada yang khawatir padaku.", aaarg, kenapa aku jadi pesimis begini.

"Kau hanya tidak menyadarinya, banyak orang yang peduli padamu, meskipun mereka tidak pernah menunjukkannya. Oh iya, sepertinya dari tadi Rei mencarimu."

Oiya, Rei.

Aku lupa, aku meninggalkannya begitu saja tadi siang. Dia pasti khawatir.

"Kalau begitu aku permisi dulu.", aku membungkukkan badanku dan pergi mencari Rei.

Tidak sulit menemukannya, karena dia sudah menunggu di depan ruang kelasku.

"Kau baik-baik saja?", Rei langsung menghampiriku.

"Un.", aku mengangguk.

"Ayo kita pulang."

"Aku ingin pulang sendiri Rei, kau duluan saja. Aku tidak apa-apa."

Dia menatapku lekat sebelum akhirnya menjawab.

"Baiklah, hati-hati.", dia tersenyum tipis dan meninggalkanku.

Aku yakin Rei tahu aku sedang tidak ingin diganggu. Meskipun dia tidak peka, tapi aku tahu dia sangat memperhatikanku.

Aku masuk ke kelas untuk mengambil tas sekolah yang tadi kutinggalkan.

"Hhhh, apa lagi ini?", aku menatap isi tasku yang berserakan di atas meja. Semua bukuku penuh dengan coretan berisi makian. Sepertinya sekarang seluruh siswa di sekolah ini membenciku.

Aku memungut barang-barangku dan memasukkanya ke dalam tas. Aku berjalan ke parkiran untuk mengambil sepeda yang tadi pagi kuparkir dalam kondisi baik, tapi kini, kedua bannya kempes, bukan karena kehabisan angin, tapi karena seseorang merusaknya.

Kutinggalkan sepedaku di sekolah dan mulai berjalan. Ada tempat yang ingin kukunjungi sekarang. Aku yakin disana aku bisa merasa tenang.

Aku terus berjalan sampai kakiku berhenti di depan sebuah toko roti.

"Irasshaimase.", penjaga toko menyambutku. Aku hanya membalasnya dengan membungkukkan sedikit badanku.

"Sudah merasa lebih baik?", tiba-tiba penjaga toko itu bertanya padaku.

"Eh?"

"Aah, maaf maaf, aku lupa bahwa sudah berjanji padamu untuk berpura-pura tidak mendengar."

"Kau...yang memberiku saputangan itu?", aku benar-benar tidak melihat wajahnya tadi, tapi sepertinya memang dia orangnya, karena dia menjawab pertanyaanku dengan sebuah anggukan.

"Ooh, arigatou gozaimasu.", aku membungkukkan badanku. "Akan kukembalikan segera setelah mencucinya, insyaAllah."

"Tidak apa-apa, pakai saja, aku rasa kau lebih membutuhkannya."

"Arigatou.", aku tersenyum, "Ano, apa Miyazaki-san ada?", aku mencari-cari Miyazaki-san sejak tadi, tapi tidak berhasil menemukannya.

"Eh? Kau mencariku?", dia balik bertanya.

Aisyah dan 7 PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang