Chapter 5

696 47 2
                                    

Author's POV

"Kei, daijoubu?", Kouta menatap khawatir ke sosok pemuda yang terbaring lemah di sebuah ruang VVIP rumah sakit Diamond.

"Daijoubu. Berhentilah berwajah seperti itu Kou, wajahmu akan terlihat semakin tua jika terus begitu.", Kei tertawa kecil.

"Kau yang seharusnya berhenti. Berhentilah merasa bertanggung jawab terhadap kami, pikirkan keselamatanmu juga. Kau membuatku benar-benar merasa bersalah, kau tahu? Apa yang harus kukatakan pada adik-adikmu nanti?"

"Kan aku sudah bilang aku akan melindungi kalian. Oh iya, aku sudah menghubungi orang-orang kita untuk menyelidiki apakah mereka yang ada dibalik ini semua.", Kei mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.

"Hhhh…", Kouta menghela napas panjang, "Arigatou, karena sudah menyelamatkanku."

Kei tersenyum, "Tuhanku yang menyelamatkanmu, bukan aku. Kau harus berterima kasih padaNya."

Hening sejenak.

"Kak Kei…", sesosok gadis muncul dari balik pintu dengan wajah khawatir, disusul lima pemuda yang juga berwajah sama.

"Kak Kei baik-baik saja kan?", gadis itu mengambil tempat disamping Kei.

"Kakak baik-baik saja, hanya sedikit tergores, jangan khawatir.", Kei menatap lembut pada gadis yang duduk di sampingnya.

"Apa yang terjadi?", Rei membuka suara.

"Seseorang merampokku saat aku berada di basement kantor pusat Diamond Corp., Kei melindungiku dan perampok itu menusuknya agar bisa melarikan diri. Aku sungguh minta maaf, karena aku Kei terluka." Kouta membungkukkan badannya, menunjukkan rasa penyesalan yang benar-benar tulus.

"Aku hanya sedikit tergores Kou, jangan membesar-besarkan. Maaf membuat kalian semua khawatir."

"Bagaimana dengan pelakunya? Apa sudah berhasil tertangkap?", kali ini Yuto yang bertanya.

"Belum, tapi kami sudah menghubungi polisi untuk mengurus kasus ini."

"Apakah ada barang yang berhasil diambil?"

Kouta meraba lehernya, baru menyadari ada sesuatu yang hilang, ia mendesah panjang, dan kemudian menjawab pertanyaan yang dilontarkan Yuuri, "Hanya sebuah liontin."

"Hanya liontin? Dompet? Jam tangan?", Ai mengalihkan pandangannya ke Kouta.

"Iya, hanya liontinku saja yang diambil, mungkin ia tidak sempat mengambil yang lain karena Kei datang."

"Aneh, bukankah lebih mudah merampas jam tangan dan dompet daripada liontin?", Hikaru memperagakan apa yang ia katakan dengan berpura-pura sebagai pelaku dan Yuuri yang berperan sebagai korban.

"Atau ... pelaku memang mengincar liontin itu dari awal.", Ryosuke yang sedari tadi diam pun kini angkat bicara.

"Hey, sudah-sudah, kita serahkan saja kasus ini pada polisi. Kalian kembalilah, aku tidak apa-apa, terima kasih sudah mengkhawatirkanku.", Kei tersenyum kepada semua yang telah jauh-jauh datang menjenguknya.

"Aku akan menemani kakak sampai lukanya sembuh"

"Jangan, ini hari pertamamu di sekolah kan? Kembalilah ke sekolah, kakak akan baik-baik saja disini."

"Kak Kei yakin?"

Kei mengangguk mantap, tak ingin membuat adik yang sangat disayanginya khawatir.

"Baiklah kalau begitu. Cepat sembuh kak.", Aisyah dan para pengunjung yang lain bersiap pergi setelah tak lupa mendo'akan kesembuhan Kei.

"Minna…", sebelum sempat meninggalkan ruang rawat, Kei menghentikan langkah mereka, "Hati-hati."

Aisyah dan 7 PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang