Sengaja- Jaemjen (full version)

529 40 0
                                    


Setelah lulus dari masa pendidikannya, Nio memutuskan untuk mengajar di sebuah SMA. Sekolah swasta dengan kejuruan, ia memang sudah lama bercita-cita ingin menjadi guru dan akhirnya tersampaikan. Sayangnya, ketika Nio berniat untuk menikmati hari-harinya, sang orang tua malah menjodohkannya dengan seseorang. Dion, adalah anak dari teman sang ibu dan juga teman masa kecilnya, Dion berusia 3 tahun lebih tua. Nio tentu saja menolak namun apa daya, titah ibunda ratu mana bisa di tolak.

Hari ini adalah hari pertemuan mereka, Nio sudah berniat mengutarakan isi hatinya bahwa ia menolak perjodohan ini. Sejak tadi dirinya menunggu namun Dion tak kunjung datang, tentu saja Nio makin gugup, bunyi pintu di geser membuat Nio menoleh, mereka memang dipertemukan di restoran jepang dengan ruangan VIP. Nio dapat melihat dengan jelas bagaimana Dion terlihat sedikit berantakan sepertinya si empu terlalu buru-buru setelah pulang kerja, beberapa kancing kemeja tidak terkancing dengan rambut berantakan dan juga kacamata cukup tebal. Dengan terburu-buru Dion duduk di depan Nio.

"Maaf saya terlambat"

"gapapa kak, saya juga gak lama kok nunggunya"

"oke, jadi gimana sama perjodohan kita?"

"sebelumnya saya minta maaf kak, saya gak bisa lanjutin perjodohan ini, saya menolak, saya masih ingin menikmati masa lajang saya dan menjadi guru"

"kenapa?"

"saya bilang saya gak setuju"

Nio yang kesal pun beranjak pergi, dari tadi hanya bertanya kenapa terus, padahal sudah dijelaskan, tapi Dion masih bertanya terus. Nio tidak menjawab sang ibu saat ditanya bagaimana pertemuannya dengan Dion, keesokan harinya ia pun mengajar seperti biasa, selain menjadi guru, Nio juga merangkap menjadi wali kelas, itu menyenangkan namun tentu saja ada hal yang tidak menyenangkan juga, salah satunya karena kelas Nio memiliki beberapa siswa Badung. Dan hari ini dia harus menyidak anak Badung ini lagi, padahal sebelumnya sudah pernah sekali.

Kelas memang sudah selesai, sudah banyak kelas kosong, Nio menunggu di salah satu kelas, menunggu kedatangan Nares, murid yang dia tunggu. Waktu sudah berlalu dua jam, namun Nares tak kunjung datang, Nio tau muridnya itu sengaja agar dia menyerah, namun tentu saja tidak, Nio akan terus menunggu. Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore dan akhirnya Nares muncul juga, dengan wajah malas menuju gurunya itu.

"nares, akhirnya kamu datang juga, saya sudah menunggu"

"kenapa? Kenapa gak pulang?"

"nares yang sopan! Saya guru kamu. Nares, kamu mau sampai kapan begini terus, kamu sudah tingkat akhir, kamu harus memperhatikan masa depan kamu nanti, hidup kamu masih panjang, harus sudah mulai kamu tata dari sekarang. Kalau kayak gini terus, gimana kamu nantinya jadi pemimpin keluarga, kamu—"

Ucapan Nio terhenti karena Nares menarik tubuhnya dan mencium rakus sang guru, bibir itu menyesap dengan kasar memaksa lidahnya masuk ke dalam, mengobrak-abrik isi mulut Nio. Nio yang lemas karena dicium tiba-tiba berusaha berontak, namun tenaga Nares benar-benar luar biasa. Merasa Nio akan pingsan kehabisan nafas barulah Nares melepas ciuman mereka meninggalkan jejak basah di bibir Nio yang sudah bengkak.

"kalau mau saya berubah dan fokus masa depan, jangan batalkan perjodohan itu"

"perjodohan apa? Kamu ngomong apa?", Naren mengacak rambutnya dengan sengaja, melepas lensa kontak dan memakai kacamata tebal, barulah Nio sadar orang di depannya ini adalah Dion, tapi bagaimana mungkin?

"abang menolak dijodohkan sama kamu, pun aku yang gak mau kamu sama Abang, kamu punya aku nio"

"I-ini maksudnya bagaimana? Kamu kenapa? Ini kenapa begini?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 13 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

oneshoot/ twoshoot nct bp & gsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang