Quattro

5K 258 2
                                    

"Simple saja, saya akan menjadikan kamu istri saya jika menerima tawaran menjadi sekretaris tersebut."

Mulut Alia menganga ketika Pak Arya menyelesaikan kalimatnya dengan gampang. Otaknya berteriak mengirimkan sinyal-sinyal untuk segera menghindar. Bagaimana bisa seorang direktur yang terkenal pendiam, sinis, dan arogan menawarkan hal semacam itu kepadanya?

"Maaf, Pak. Bukannya saya bersikap lancang, tetapi saya heran mengapa bapak membawa-bawa saya ke hubungan seserius itu. Bahkan saya baru melihat bapak dua kali," jawabnya jujur.

Pak Arya tertawa mendengar jawaban lugu dari Alia. Biasanya wanita lain akan dengan mudahnya mengangguk dan berkata ya tanpa menanyakan apa alasan dan sebab-sebabnya. Alia memang berbeda, pikirnya.

"Kamu tidak usah khawatir," pria itu tersenyum maklum. "Hanya pernikahan kontrak, dua bulan. Saya bisa mengatur segala skenario agar semua ini terlihat natural."

Otak Alia mulai berpikir keras. Apa lagi yang harus ia tanyakan lagi?

"Ng... bukannya saya bermaksud menggurui, tetapi tujuan bapak melakukan ini apa? Bukankah ini sama saja dengan melakukan penipuan? Kita bisa dituntut jika hal itu ketahuan."

Arya tampak menyerah dengan gadis ini. Benar-benar payah. Seharusnya ia tidak memilih Alia tadi. Gadis ini ternyata selain rajin dan supel, ia juga taat hukum.

"Baiklah, kalau gitu bagaimana kalau pernikahan kita ganti dengan sebuah hubungan pacaran? Bukankah itu ide bagus?"

Alia mengetuk-ngetuk jarinya di pahanya yang sedang terekspos. Untung saja mereka dipisahkan oleh meja sehingga mata lelaki tidak bisa jelalatan.

Alia pikir ini sebuah kesempatan untuk memanas-manasi Fero. Setidaknya pria itu menjadi lebih peka terhadap dirinya. Namun ia pikir ia tidak bisa langsung menerima tawaran itu sekarang. Ia harus melancarkan aksinya untuk berpura-pura berpikir dengan matang dulu agar tidak dikira gampangan. Tenang saja, seorang Alia Louisha tidak akan memoroti atau berbuat hal macam-macam kepada pria direktur ini. Apalagi seorang Arya adalah bossnya sendiri.

Ini hanyalah sebuah hubungan yang dinamakan simbiosis mutualisme dimana setiap pihak merasa diuntungkan. Alia tersenyum licik ketika di akhir pemikirannya terbayang wajah Fero saat mengkhianatinya.

"Baiklah, Pak. Saya akan memikirikan tawaran tersebut dengan matang. Nanti setelah saya tahu jawabannya, saya akan langsung mengatakannya ke bapak."

Arya mengangguk kemudian tersenyum puas. Ia merasa agak lega akhirnya dirinya bisa bernafas walau pun gadis itu bekum memberinya jawaban. "Jangan buat saya menunggu terlalu lama, okay? Saya tidak akan meminta bantuan dari kamu secara cuma-cuma, jadi tolong pertimbangkan dengan baik."

Alia mengangguk mengerti kemudian ia berdiri karena urusannya sudah selesai di sini. "Kalau begitu saya permisi dulu, Pak."

●●●

"Apa? Pacar kontrak?" Teriak Alex. Suaranya menggema di ruang kamarnya. Bukan kamar rawat, tetapi konteks kamar yang sesungguhnya. Ngomong-ngomong Alex baru saja diizinkan pulang hari ini dengan syarat tidak boleh bekerja dan memikirkan hal macam-macam dulu. Alia yang sepulang kantor berniat untuk datang kerumah sakit--menjenguknya, tiba-tiba saja Ibu Alex menelepon bahwa putra manjanya itu baru saja sampai di rumah mereka.

Dreams: Impossible Until it Done (CERITA SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang