Part 3

149 8 0
                                    

--------------------------------


Oke, mungkin sebagian dari kalian ngerasa kalau gue 'gak' banget dengan sikap gue yang terang-terangan suka sama cowok. Bukannya sebagian dari cewek sukanya mendem perasaan dan gak nunjukkin perasaan sukanya di depan cowok yang dia suka? Kalau gue? Haha sesekolah udah tau mungkin kalau gue suka banget sama Al. Ya jadi normal-normal aja kalau kalian nganggep gue 'gak' banget. Oke maapin omongan gue yang muter-muter ini. Intinya, gue ngerasa baik-baik aja dengan sikap gue yang ini. Lo tau? Gue pernah disakitin sama seorang cowok di masa lalu gue. Dan ya, lukanya belum sembuh sampe sekarang. Gue masih ngerasa sakit kalau ketemu dia. Kayak, hati dan otak gue kerja sama buat nginget luka yang dia tinggalin setiap gue liat mukanya dia. Maka dari itu, gue deketin Al. Karena setahu gue, cowok cuek cenderung setia sama pasangannya, dan Al adalah orang yang cuek, jadi nanti kalau kita udah jadian, Al pasti bakal setia sama gue hakhakhak. Ah ya, gue gak ngerasa murahan dengan deketin Al. Toh gue gak suka pamer tubuh cuman buat dapet perhatian dia. Gue tau bates.

"Dek." Ah itu teriakan mama manggil gue. Gue harus cepet-cepet samperin ke bawah, kalo gak mau dia ngomel terus sampe kuping gue panas.

"Hmm kenapa ma?" Tanya gue sambil turun dari tangga.

"Beliin mama racun tikus ya. Itu, di kamar Ara katanya ada tikus." Ara, nama adik perempuan gue, lengkapnya Agara Pramudya. umurnya cuman beda 2 tahun lebih muda, tapi kelakuan udah kayak emak-emak.

"Kenapa gak nyuruh Ara aja si ma?" Bukan tanpa alasan gue gak langsung nurutin perintah dari mama.

"Ara lagi pergi ke rumah temennya, kamu gak mau nurutin mama?"

"ya.. enggak. Bukan gitu, biasanya juga 'kan aku nyuruh Ara buat beli racun tikus." Jangan sampe gue salah ngomong dan mama ngomel panjang lebar. Kuping gue bisa-bisa berubah jadi warna merah.

"Ara nya lagi pergi, kamu beneran gak mau beliin?"

"Mau ma, yaudah aku pergi dulu." Oke, gue gak bisa bantah dia lagi. Lagian si Ara kampret banget emang. Kemana dia pas gue lagi butuh?!!!

-----------------------

Autor POV

Agatha mengendarai sepeda birunya, mulutnya bersenandung kecil dan kakinya yang terus mengayuh sepeda. Memasuki perumahan sebelah, perasaan Agatha mulai tidak enak. Agatha malas jika harus bertemu dengan cowok itu—Karel kalau kalian lupa. Cowok paling nyebelin yang dia kenal, cowok paling ngeselin yang dia tahu, cowok tengil yang hobinya jailin Agatha. Jadi ya, wajar bukan jika Agatha benar-benar malas bertemu dengannya? Itulah alasan Agatha tidak langsung meng-iyakan kemauan mamanya.

Dulu dengan senang hati Ia pergi ke toko Pak Kasim, karena Ia pasti mendapat es krim gratis jika mengunjungi pria paruh baya itu—Ia memang sudah menjadi pelanggan yang disayangi Pak Kasim. Tapi sekarang, semenjak Ia mengenal Karel di kelas XI, Agatha jadi malas untuk pergi. Karena Ata tahu pasti, jika Karel pasti akan mengganggunya. Ia ingat betul kejadian 1 bulan yang lalu, Karel melemparinya dengan ulat bulu ketika melewati rumahnya. Semenjak kejadian itu, Agatha selalu menyuruh Ara jika disuruh mamanya untuk pergi ke toko Pak Kasim.

sekarang jaraknya dengan rumah Karel sudah dekat, Ia bahkan sudah bisa melihat rumah megah dengan halaman yang luas itu.

"Oke, gue cuman perlu ngebut, dan gak bakalan dilempar ulat bulu lagi sama dia." Agatha berbicara pada dirinya sendiri. Sekarang, Ia melajukan sepedanya dengan sangat cepat. Dan.... Akhirnya Ia bisa melewati rumah itu tanpa mendapat gangguan dari seorang Karel Namadya.

Agatha tertawa kecil karena berhasil membebaskan dirinya dari iblis. Ia masih melajukan sepedanya dengan kecepatan tinggi, sampai akhirnya Ia tiba di tikungan komplek, Ia tidak bisa menghindari seseorang yang tengah berjalan dan terlihat sangat shock karena seseorang itu tahu bahwa Ia akan tertabrak sepeda Agatha yang melaju sangat cepat. Dan ya, insiden tabrakan itu tidak terhindarkan. Sepeda Agatha menabrak tubuh laki-laki itu dan terus melaju sampai akhirnya menabrak pohon yang menyebabkan Agatha jatuh tertimpa sepeda birunya. Sementara sosok yang ditabrak pun terduduk dengan tangan kirinya yang terluka.

Agatha's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang