Part 10

102 6 0
                                    

[]

Sepulang sekolah Agatha dan ketiga sahabatnya memutuskan memilih rumah Freya untuk acara perkumpulan malam minggu.

Ya, sambil menyelam minum air. Sambil berkumpul bersama ketiga sahabatnya, Agatha juga bisa bertemu dengan Alfred.

Jadi, di sinilah mereka. Duduk di halaman belakang rumah Freya dengan dialasi tikar dan masing-masing orang memegang segelas susu hangat.

"Serius Karel ngajak lo makan berdua?" Joana bertanya setelah menyesap susu hangatnya.

Agatha yang ditanya mengangguk lesu. "Iya, mangkanya gue gak makan bareng kalian."

Ya, setelah mereka berkumpul, ketiganya seperti meminta pertanggung jawaban kepada Agatha-perihal mengapa dia tidak makan siang bersama ketiganya. Dan mau tidak mau, Agatha harus menjelaskan panjang lebar tetang insiden makan siang bersama Karel.

"Kok lo mau-mau aja? Bukannya lo lagi deket sama adek gue?" Freya menaikkan alisnya.

"Gue dipaksa, Freya. Berani sumpah! Tanya sama Vio deh!"

Kemudian Joana dan Freya menatap Vio, menunggu jawaban darinya. Tetapi yang keduanya dapat hanya pandangan kosong Vio, seolah Vio tengah berangan-angan akan sesuatu. Tapi dengan pandangan sedih dan takut.

Melihat Vio yang hanya diam, tentu saja ketiganya merasa aneh. Ya, Vio memang sudah aneh, tetapi Vio berdiam diri, itu merupakan keanehan luar biasa bagi mereka.

Agatha yang kebetulan duduk di sebelahnya, dengan segera menggeplak bahu Vio, berniat membangunkan cewek itu dari lamunannya, tetapi tindakkan Agatha berakhir dengan tumpahan susu hangat yang berada di genggaman tangan Vio, mengotori alas tempat mereka duduk.

Sontak Freya, Jo dan Agatha terheran-heran. Mengapa Vio melamun?

Freya meletakkan gelasnya, mendekati Vio yang sekarang tengah gelagapan karena telah menghancurkan momen berkumpul mereka dengan menumpahkan susu.

"Eh.. maaf. Tapi plis, jangan cuman nyalahin gue, salahin juga tuh si Agatha." Vio meringis, berdiri dan berniat mengambil lap di dapur ketika lengannya ditarik oleh Freya.

"Lo kenapa?"

Kini semuanya berdiri.

Vio terlihat gelisah ketika ditanya seperti itu oleh Freya. "Lo kenapa?" Pertanyaan singkat yang harus dijawab panjang lebar. Dan Vio benci menjelaskan.

"Eh...um... gue... gue gak apa-apa, gue mau ngambil lap dulu."

Tetapi baru 3 langkah Vio beranjak, Ia tidak bisa meneruskan langkahnya, karena Freya masih setia menggenggam tangan Vio erat.

"Lo bisa cerita sama kita, lo tau? Kita sahabatan dari kapan tau, Vi. Kita tau banget kalo lo lagi ada masalah." Joana yang biasanya tengil dengan kalimat-kalimat anehnya, sekarang berbicara serius.

"Gue....gue... gue ditembak sama Abi." Vio berkata dengan suara yang sangat kecil. Tapi kita masih memiliki telinga normal, maka dari itu mereka bertiga memasang wajah sangat-teramat-shock.

Terutama Joana.

"Abigail yang sekelas sama gue?" Joana bertanya dengan tampang yang sangat menyiratkan kekagetan luar biasa.

Bagaimana tidak? Abigail yang dimaksud Vio adalah teman sekelas Joana, tentu saja Joana mengetahui sikap Abi yang sangat tengil dan aneh dan tentu saja bisa dibilang satu spesies dengan Vio.

Vio mengangguk.

"Terus lo jawab apa?" Freya bertanya.

Vio menggeleng.

Agatha's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang