Part 11•A

78 6 0
                                    

[]

SMA Tunas Jaya masih sangat sepi. Hawa dingin seakan menjadi saksi kesepian sekolah ini karena belum dihangatkan oleh kedatangan para siswa dan siswi. Karel berjalan gontai menuju UKS sekolah. Bukan karena Ia merasakan dirinya sedang sakit, tetapi ini karena kantuk masih Ia rasakan.
Ah, Ia memang sedang sakit, bukan fisiknya. Melainkan hati dan pikirannya.

Begadang sepanjang malam dengan ditemani 2 bungkus rokok dan sebotol alkohol, cukup membuat Karel dimarahi oleh sang Ibunda ketika Ia membangunkan putra satu-satunya itu. Maka dengan itu, Ia memutuskan untuk berangkat lebih awal kesekolah. Selain untuk menghindari omelan Ibundanya, Ia juga butuh tidur. Mengingat Ia baru memejamkan matanya pada jam 4 pagi.

Salahkan Agatha dan Alfred yang telah mengganggu pikirannya sehingga Ia harus menghabiskan 2 bungkus rokok dan sebotol alkohol sebagai pelampiasan agar pikirannya tenang. Bahkan tadinya Ia berniat meneguk 1 botol alkohol lagi-- tapi kemudian kesadaran menghentaknya bahwa esok Ia harus pergi ke sekolah.
Persetan dengan sekolah, harusnya gue bolos aja. Karel berkata dalam hati.

Di tengaj perjalanannya menuju UKS, Karel terpaksa harus memberhentikan langkahnya. Itu karena seseorang yang sedari tadi berada di pikirannya, kini berada di hadapannya.

"Minggir, Ta." Suara Karel terdengar parau. Entah efek dari kantuk atau efek dari sebotol alkohol yang sudah Ia tenggak. Atau mungkin kombinasi keduanya.

"Enggak sebelum lo jawab pertanyaan gue." Agatha terus menghalangi Karel yang berusaha melewatinya.

Karel menghentikan aksinya bergerak ke kanan dan ke kiri untuk melewati Agatha. Rambutnya yang acak-acakan, seragam yang tidak rapih dan mata yang sayu adalah penampilan Karel saat ini. "Cepet mau tanya apa? Gue ngantuk. Sumpah." Lalu Karel menguap sangat lebar.

"Ada hal yang lo sembunyiin tentang Al? Lo harus kasih tau gue apa alesan lo ngomong kalo Al gak sebaik yang gue pikir."

Agatha langsung bertanya ke inti permasalahan. Jika Freya tidak menyuruhnya untuk menanyakan hal ini kepada Karel, maka Ia tidak akan repot-repot datang sepagi ini hanya untuk menunggu Karel. Ini semua gue lakuin karena permintaan Freya. Freya sialan! Agatha merutuk dalam hati.

Sejenak Karel terdiam, hanya menatap Agatha dengan pandangan sayunya. Tapi apakah Agatha bisa melihat pancaran kecewa di sana?

"Gak ada yang gue sembunyiin. Udah ya, gue bener-bener ngantuk." Hanya itu, lalu Karel melenggang pergi dengan langkah gontainya menuju UKS.

Meninggalkan Agatha yang masih terdiam.
Meninggalkan Agatha yang masih setia memandangi punggung Karel yang makin menjauh.
Meninggalkan Agatha dengan satu pertanyaan yang kini berada di benaknya.

"Karel abis mabok ya? Gila, bandel banget tuh anak!"

Maka dengan terlontarnya pertanyaan yang ditujukan untuk dirinya sendiri itu, Agatha mengikuti langkah Karel dengan sedikit berlari menuju UKS.

[]

Agatha's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang