Adam
Gue berusaha kok. Sumpah! Tapi kenapa saat harus berhadapan langsung sama Vivian kaya sekarang ini senyuman yang tadinya udah gue siapin dari jauh-jauh hari mendadak nggak bisa keluar ya?
Alya menyikut perut gue pelan, gue menatap Alya yang sekarang lagi tersenyum awkward sambil melototin gue, "senyum baby! Inget kan kamu bilang apa waktu itu?" Bisik Alya nyaris tanpa suara.
Inget banget kok, inget banget Alya-ku. Gue bilang akan mencoba berdamai dengan masa lalu, tentu aja step awalnya dengan saling maaf-memaafkan sama Vivian dan Fabianーdan hey, gue baru sadar nama mereka seirama ya?ーtapi kenapa saat ini niat itu tiba-tiba ilang?
"Ayo masuk Viv," istri gue mengajak Vivian untuk masuk ke dalam rumah, gue mengikuti dua wanita ini dari belakang lalu ikut bergabung duduk di samping Alya. Gue memeluk bahu Alya erat, in case misalnya Vivian bertindak gila lagiーsiapa yang tahu kan?ーgue kasih peringatan secara visual ke Vivian kalo gue udah siap disini untuk lindungin Alya.
"Makasih Alya." Jawab Vivian sambil tersenyum lebar. Haah entah kenapa perasaan gue malah makin nggak enak liat Vivian yang tersenyum kaya gini.
Untuk 1 menit setelahnya yang ada kita bertiga cuma diem-dieman. See, kita bertiga bahkan bingung mau bicarain apa. Nggak ada topik yang bisa bikin kita ngobrol antusias nyampe ngakak nggak bisa nafas kaya waktu gue dan Alya lagi kumpul sama Thomas dan Ellisa. All of this feels totally wrong.
"Ok, aku ambil minum dulu ya. Kamu mau minum apa Viv?" Tanya Alya memecah keheningan.
"Air putih aja."
Alya menatap gue lalu mengangkat-angkat alisnya, membuat gue terkekeh pelan.
"Aku bisa ambil sendiri sayang."
"Ok baby." Alya tertawa dan beranjak dari duduknya. Meninggalkan gue berdua sama Vivian.
Sial, gue harus ngapain sekarang?
"Adam," panggil Vivian ragu, "Om Albert lagi di Jakarta."
"Oh ya?"
Gue udah lama banget nggak ketemu Om Albert, paman Vivian yang tinggal di Belanda. Tentu saja itu berita yang sangat bagus! Beliau adalah orang yang sangat menyenangkan. Gue akan ajak Om Albert dan Tante Cantika, istrinya, untuk main ke rumah dan ketemu Alya, setelah itu gue akan ajak Om Albert mancing. Wah, pasti menyenangkan.
Vivian mengangguk, "lusa Damian nikah, jadi Om Albert pulang. Mereka stay disini 1 minggu, dan katanya Om pengen ketemu kamu."
"Gue pasti akan ketemu Om Albert dan Tante Cantika. Makasih karena udah kasih tau Viv."
Vivian mengangguk.
"Kamu.. udah sehat?"
Gue mengernyit bingung. Emang kapan gue sakit? Gue sehaーastaga, alergi itu? Buset dah, itu mah udah dari 5 hari yang lalu kali gue sembuh! Waktu keluar dari rumah sakit aja gue udah sehat walafiat.
Gue tertawa hambar, "gue udah keluar dari rumah sakit sejak 5 hari yang lalu Viv, jadi.. ya. Gue udah sehat dari sejak 5 hari yang lalu itu."
Obrolannya terasa semakin aneh bung, kenapa Alya ambil minumnya lama banget ya? Perasaan dari dapur ke ruang keluarga nggak jauh-jauh banget, gue butuh Alya, gue mau Alya!
"Eh, lama ya? Maaf yaa." Kata Alya sambil tertawa pelan dengan tangannya yang menggenggam nampan biru tua. Dan gue menghembuskan napas lega mengucap hamdalah dalam hati. Seenggaknya gue nggak harus terjebak berduaan lagi sama Vivian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alya's Marriage Life (TAMAT)
RomanceIni adalah cerita tentang pernikahan Alya dan Adam yang terjadi karena perjodohan. Alya dan Adam hanyalah dua orang asing yang dipersatukan oleh ikatan pernikahan. Apakah cinta akan menghiasi pernikahan mereka? Dan bagaimana kisah pernikahan Alya se...